Kemenkes Ungkap Penyebab Kasus Cacar Monyet Meningkat
Kasus cacar monyet di Indonesia saat ini mencapai 14. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2022 hanya satu kasus.
Kemenkes menyebutkan tingginya angka kasus cacar monyet tahun ini disebabkan banyak faktor.
Kemenkes Ungkap Penyebab Kasus Cacar Monyet Meningkat
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama para ahli epidemiologi memprakirakan jumlah kasus cacar monyet atau monkeypox di Indonesia dapat mencapai 3.600 kasus.
"Prediksi kami kemarin bersama para pakar epidemiolog membandingkan rate yang terjadi di Inggris. Kami prakirakan dengan populasi kunci bisa sampai 3.600 orang," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu, Kamis (26/10).
Maxi mengatakan, angka prakiraan tersebut dapat bertambah jika intervensi dan edukasi tidak berjalan dengan baik.
"Paling utama adalah perilaku hidup bersih dan sehat. Jangan berhubungan seksual jika bergejala dan tentu berhubungan seksual dengan aman," ujar Maxi.
Penyebab Kasus Cacar Monyet Meningkat
Kasus cacar monyet di Indonesia saat ini mencapai 14. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2022 hanya satu kasus.
Maxi menyebutkan tingginya angka kasus cacar monyet tahun ini disebabkan banyak faktor. Salah satunya pandemi Covid-19 yang membuat perjalanan internasional terbatas.
Menurut Maxi, transmisi lokal yang terjadi saat ini berawal dari beberapa kasus yang ditularkan setelah melakukan perjalanan ke luar negeri.
"Kami sudah mencoba mengurutkan timeline siapa yang pertama (terinfeksi). Satu kasus probable kami lihat sejak Agustus sudah bergejala, tapi dia tidak ambil sampel dan sulit ketemu orang ini, dan sering bolak-balik ke luar negeri,"
tuturnya.
merdeka.com
Mayoritas Pasien Punya Orientasi Homoseksual
Maxi mengungkapkan karakteristik 14 pasien yang terkonfirmasi mengidap cacar monyet. Tercatat sembilan orang berusia 25-29 tahun atau 64 persen dan sisanya berusia 30-39 tahun.
Maxi menyebut, seluruh pasien merupakan laki-laki yang tertular dan atau menularkan melalui kontak seksual. Menurut Maxi, 12 pasien memiliki orientasi homoseksual atau lelaki suka lelaki (LSL), serta masing-masing satu orang biseksual dan heteroseksual.
"Semuanya bergejala. Paling banyak memiliki lesi, demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit saat menelan, nyeri otot, dan menggigil," ujarnya.
Selain itu, Maxi menyebutkan penularan cacar monyet juga diiringi dengan sejumlah kondisi penyerta. Di antaranya 12 orang memiliki penyakit HIV, lima orang memiliki penyakit sifilis, dan satu orang memiliki penyakit hipertensi.
Varian Cacar Monyet
Maxi menyebutkan varian cacar monyet yang terdapat di Indonesia merupakan jenis ringan. Varian ini tidak memiliki tingkat kematian yang tinggi.
Meski demikian, lanjutnya, Kemenkes telah menyediakan 1.000 dosis vaksin untuk dibagikan kepada masing-masing sasaran sebanyak dua dosis. Kemenkes juga telah berkoordinasi dengan ASEAN untuk memperoleh 2.000 dosis vaksin tambahan.
Maxi mengatakan, keterbukaan kelompok LSL (Laki-laki berhubungan Seks dengan Laki-laki) terhadap petugas kesehatan sangat diperlukan untuk menelusuri kasus ini, agar penanganan cacar monyet menjadi lebih maksimal.
"Minimal terbuka dengan petugas kesehatan agar penanganan lebih cepat. Karena kalau terbuka, penanganan jadi lebih mudah, sehingga kasus ini tidak menjadi lebih banyak," ujar Maxi, dilansir dari Antara.