Jangan Seks Bebas, Ini Cara Jitu Cegah Terpapar Cacar Monyet
Kemenkes melaporkan kasus cacar monyet di Indonesia bertambah menjadi tujuh.
Praktisi kesehatan masyarakat ini mengatakan, hubungan seks yang berisiko seperti berganti-ganti pasangan, berhubungan sesama jenis meningkatkan peluang penularan virus cacar monyet.
Jangan Seks Bebas, Ini Cara Jitu Cegah Terpapar Cacar Monyet
Spesialis Dermatologi, Venereologi, dan Estetika Adi Satriyo mengimbau masyarakat untuk melakukan hubungan seks dengan pasangan sah saja dan tidak berganti-ganti pasangan guna menghindari penularan cacar monyet atau Monkeypox.
"Hindari hubungan seksual yang berisiko," ujar Adi Satriyo, Senin (23/10), dilansir dari Antara.
Praktisi kesehatan masyarakat ini mengatakan, hubungan seks yang berisiko seperti berganti-ganti pasangan, berhubungan sesama jenis meningkatkan peluang penularan virus cacar monyet.
Adi Satriyo menyebutkan kontak antara kulit dengan kulit, serta penularan virus melalui benda mati juga harus diwaspadai oleh masyarakat sebagai bentuk penularan virus cacar monyet.
"Mayoritas (virus cacar monyet) ditularkan melalui hubungan seks, tapi juga tidak menutup kemungkinan adanya penularan melalui kontak fisik yang erat. Mereka juga bisa menular melalui benda mati di sekitar pasien,"
ujar dokter yang berpraktik di RSUP Persahabatan, Jakarta, ini.
merdeka.com
Ciri Umum Cacar Monyet
Adi Satriyo menjelaskan, cacar monyet memiliki ciri umum yang menimbulkan ruam dan lesi lepuh berisi air atau nanah pada kulit.
Dalam kasus penularannya melalui hubungan seksual, lesi yang ditimbulkan biasanya berada tidak jauh dari organ genital, anus, atau mulut.
Selain itu, sambung Adi Satriyo, cacar monyet memiliki ciri khusus, yakni pembengkakan kelenjar getah bening.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan kasus cacar monyet di Indonesia bertambah menjadi tujuh. Enam di antaranya diidap oleh orang dengan HIV (ODHIV) dan memiliki orientasi biseksual.
"Dari hasil penelusuran diketahui enam pasien cacar monyet merupakan ODHIV dan memiliki orientasi biseksual," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu.
Seluruh Pasien Laki-Laki
Maxi menyebut, seluruh pasien terkonfirmasi cacar monyet adalah laki-laki usia produktif. Mayoritas atau sekitar 71% adalah laki-laki berusia 25-29 tahun, sementara 29% di antaranya adalah laki-laki berusia 30-39 tahun.
Maxi membeberkan pasien cacar monyet memiliki faktor perilaku seks berisiko dengan munculnya lesi dan ruam kemerahan, dan diikuti dengan demam, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri tenggorokan, myalgia, ruam, dan sulit menelan.
Cara Kemenkes Tanggulangi Cacar Monyet
Maxi mengatakan Kementerian Kesehatan bergegas melakukan upaya penanggulangan terhadap cacar monyet. Setidaknya ada tiga upaya yang dilakukan di antaranya surveilans, terapeutik, dan vaksinasi.
Upaya surveilans dilakukan dengan penyelidikan epidemiologi dan penyiapan laboratorium pemeriksa. Terapeutik dengan memberikan terapi simtomatis, pemenuhan logistik antivirus khusus Mpox serta pemantauan kondisi pasien.
Selanjutnya, Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi Monkeypox terutama pada populasi yang paling berisiko. Kriteria penerima vaksin Monkeypox adalah laki-laki yang dalam 2 minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan sesama jenis dengan atau tanpa status ODHIV.
Vaksinasi Monkeypox rencananya akan dilaksanakan mulai tanggal 24 Oktober 2023 dengan jumlah sasaran sekitar 447 orang.
Vaksinasi akan diselenggarakan di fasilitas pelayanan kesehatan yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta yakni klinik Carlo serta Puskesmas yang berada di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat.
Vaksin ini diberikan dalam 2 dosis dengan interval 4 minggu. Adapun jenis vaksin Monkeypox yang akan digunakan adalah vaksin impor yang diproduksi oleh Bavarian Nordic, Denmark dengan merk dagang JYNNEOS®️ kemasan single-dose. Vaksin tersebut telah memiliki Sertifikat Pelulusan Vaksin (Certificate of Release) dari Badan POM terbit 17 Maret 2023.
“Stok vaksin Monkeypox kita aman. Saat ini, sebanyak 991 vial vaksin Monkeypox sudah didistribusikan ke Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta untuk memenuhi kebutuhan program vaksinasi Monkeypox yang akan mulai diberikan Oktober ini,”
tutup Maxi.
merdeka.com