Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Hasil visum, korban kekerasan di IPDN alami luka memar dan sobek

Hasil visum, korban kekerasan di IPDN alami luka memar dan sobek IPDN. andrian salam©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor Sumedang memberhentikan dua praja yang menjadi dalang dari kekerasan yang bermotif asmara yang terjadi pada 19 Agustus. Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri Hadi Prabowo menjelaskan, keputusan ini melalui proses dimana Kemendagri membuat tim kecil terdiri dari Sekretaris Jendral (Sekjen), Inspektur Jenderal (Irjen) dan Biro Pegawaian dan Kepala Biro Organisasi.

Hadi mengatakan keputusan pemberhentian setelah terdapat bukti-bukti yang kuat. Mulai dari visum, kemudian pernyataan para pelaku dan yang terakhir mendengar penjelasan baik dari para pengelola IPDN dengan konseling. Dari hasil visum tersebut, Hadi menyatakan korban menjadi trauma terhadap benda tumpul.

"Mendalami, mencermati terhadap fakta dan berita acara yang ada. Sehingga kalau divisum ada dinyatakan ada luka, memar dan sobek ada itulah yang menandakan adanya kejadian pemukulan," terangnya di gedung Kemendagri, Kamis (31/8).

Dirinya menjelaskan kekerasan ini sudah direncanakan kemudian korban dipukul oleh tiga pelaku secara bergantian melakukan pemukulan. Dan lokasi pemukulan dilakukan dengan berpindah-pindah lokasi.

"Dia wisma ditutupi selimut. Diajak, dilempar selimut. Lewat selimut itu dipukul. Pemukul lainnya bilang pada saat korban membuka selimut dikira melawan. Lainnya ngantemin juga, (luka) di muka,di bibir," katanya.

"(Pindah lokasi) Karena ketahuan orang. Ada siswa, ada pengasuh. Pindah lagi. Begitu kita pindah enggak jadi mukul karena bisa sudah minta maaf ampun pak. Ampun pak. Tetapi karena ada target lain mungkin dipindah ke berapa tempat lain tetap dipukul," sambungnya.

Terkait motif kekerasan, dia membenarkan karena masalah asmara. Padahal, di dalam IPDN tidak ada larangan praja menjalin hubungan dengan praja perempuan walaupun dia berbeda wilayah.

"Saya juga kaget masalahnya cuma sepele karena tidak izin. Siapa yang suruh izin. IPDN juga tidak mengenal ini kelompok Jawa, kelompok Sumatera, yang ada Nusantara 1, Nusantara 2 semua berbaur," ungkapnya

(mdk/eko)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP