Kabar permen susu mengandung narkoba di Banyumas, ini penjelasan BNN dan BPOM
Merdeka.com - Postingan permen mengandung narkoba di akun media sosial Facebook membuat geger. Si pengunggah menyebut kejadian menyeramkan terjadi di Banyumas, Jawa Tengah.
Anak seorang bidan disebut-sebut mendadak 'ngefly' setelah makan permen susu. Tak hanya ngefly, anak tersebut juga tidur sampai tiga hari.
Disebut juga dalam unggahan itu, anak tersebut disarankan untuk diperiksa oleh BNN. Hasilnya, permen yang dia konsumsi positif mengandung narkoba jenis benzodiazepin.
-
Siapa yang terbukti positif menggunakan narkoba? Setelah melalui uji tes, Saipul Jamil dinyatakan tidak terlibat dalam penggunaan barang haram tersebut. Sebaliknya, yang terdeteksi positif adalah asisten yang saat itu berada bersama Saipul Jamil.
-
Siapa yang dituduh pakai narkoba? Viral di media sosial yang mengeklaim Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka, tertangkap polisi karena pakai narkoba di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.
-
Narkoba apa yang disita? 'Barang bukti yang disita sebanyak 16 paket sabu, bong, pipet, gunting, senjata tajam dan barang lainnya,' ujar Komandan Tim Patroli Brimob Polda Sumut Iptu Edward Sardi di Medan.
-
Bagaimana cara mengidentifikasi pengguna narkoba? Belajar mengenali ciri-ciri fisik atau perilaku penggunaan narkoba dapat membantu mencegah masalah ini berkembang lebih jauh.
-
Siapa yang ditangkap terkait narkoba? Sosok suami Irish Bella kembali tertangkap dalam kasus narkoba, menunjukkan situasi yang mengkhawatirkan.
-
Bagaimana cara memerangi narkoba? Peringatan ini juga menjadi ajang bagi berbagai negara untuk menunjukkan komitmen mereka dalam memerangi narkoba melalui kebijakan yang efektif, penegakan hukum yang ketat, dan kampanye pendidikan yang luas.
Penyuluh Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Kabupaten Banyumas, Toni Riya Mukti, meluruskan kabar yang beredar tersebut. Dia memastikan dari hasil penyelidikan BNN Banyumas dipastikan permen susu itu negatif narkoba.
"Pada waktu itu kita tes urine, si anak waktu itu memang konsumsi obat karena sakit, tapi kalau untuk permennya negatif narkoba," tegas Toni saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (26/12).
Dari penelaahan yang dilakukan, si anak memang mengonsumsi permen tersebut. Namun lima hari setelahnya baru merasa ada keluhan dan konsumsi obat dari apotek.
"Nah karena jenis itu kategori obat penenang, ya terkadang efeknya membuat tidur lebih lama dan tidak berenergi," jelas dia.
Meski demikian, dia meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap ragam cara yang dipakai sindikat narkoba agar terus bertambah korban pecandu narkoba.
Terpisah, Badan Pengawasan Obat-Obatan dan Makanan lewat keterangan di website resmi mereka juga menegaskan kabar bahwa permen tersebut mengandung narkoba tidaklah benar.
"Isu mengenai peredaran permen susu yang diduga mengandung narkoba di Banyumas adalah tidak benar," demikian tertulis yang diunggah pada 20 Desember lalu.
Berikut hasil penelusuran lengkap BPOM terkait permen susu diduga mengandung narkoba:
1. Isu mengenai peredaran permen susu yang diduga mengandung narkoba di Banyumas adalah tidak benar.
2. Balai Besar POM di Semarang telah melakukan penelusuran dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Banyumas terkait isu atau pemberitaan bahwa ada seorang anak yang diduga lemas setelah mengonsumsi permen susu.
3. Hasil penelusuran menunjukkan bahwa ada 4 (empat) orang anak yang mengonsumsi permen yang sama dan hanya 1 (satu) anak yang sakit, sedangkan yang lain dalam keadaan sehat. Selanjutnya diketahui bahwa anak tersebut sakit demam dan diberi obat penurun panas yang mengandung Ibuprofen.
4. Permen susu yang diisukan mengandung narkoba tersebut telah terdaftar di Badan POM RI, yaitu Pindy Kembang Gula Lunak Rasa Susu dan Stroberi dengan nomor izin edar BPOM RI MD 224510008005 diproduksi oleh PT. Inasentra Unisatya – Kabupaten Bogor. Izin edar diterbitkan Badan POM RI setelah dilakukan evaluasi terhadap aspek keamanan, mutu, dan gizi produk termasuk proses produksi serta labelnya.
5. Kasus permen mengandung narkoba telah beberapa kali merebak melalui media sosial, namun hasil pengujian laboratorium Badan POM RI terhadap produk yang diisukan tersebut menunjukkan tidak mengandung narkoba dan zat adiktif (negatif).
6. Sebagai bentuk kehati-hatian, Balai Besar POM di Semarang telah mengambil sampel dan melakukan pengujian terhadap sampel permen susu yang diisukan mengandung narkoba. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sampel permen tersebut tidak mengandung narkoba.
7. Badan POM RI akan terus memantau perkembangan isu ini dan mengambil langkah hukum jika terbukti melanggar peraturan perundang-undangan.
Masyarakat diimbau untuk tidak mudah terprovokasi dan tidak menyebarluaskan berita/isu terkait makanan yang tidak terbukti kebenarannya. Kepada masyarakat yang memerlukan informasi lebih lanjut dapat menghubungi Contact Center HALO BPOM di nomor telp. 1-500-533, SMS 0-8121-9999-533, email halobpom@pom.go.id, atau Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Karena video tersebut sejatinya merupakan pengungkapan laboratorium tembakau sintetis.
Baca SelengkapnyaApakah benar ada miras kemasan sachet yang menghebohkan publik?
Baca SelengkapnyaBenarkah filter rokok mengandung darah babi? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaDewi Perssik memberikan klarifikasi terkait video yang menunjukkan dirinya seolah-olah ditangkap dalam kasus penyalahgunaan narkoba.
Baca SelengkapnyaViral Remaja Cekoki Miras ke Anak TK di Tulungagung, Ini Pengakuannya saat Diinterogasi Warga
Baca SelengkapnyaPetugas curiga dengan paket tersebut saat melewati proses x-ray
Baca SelengkapnyaPasar Jaya menegaskan tidak menemukan bukti bahwa lokasi di sana digunakan sebagai tempat nyabu.
Baca SelengkapnyaAnak-anak ini mengalami muntah dan halusinasi. Penjual permen belum ditangkap.
Baca SelengkapnyaPemeriksaan dilakukan usai keduanya terseret kasus narkoba jenis sabu.
Baca SelengkapnyaHasil tes urine menunjukkan sang ustaz positif metamfetamin.
Baca SelengkapnyaPolisi langsung menindaklanjuti informasi yang beredar. Adapun, informasinya ada suatu tempat di Pasar Blok G dijadikan sarang narkoba.
Baca Selengkapnya