Kembali Muncul Bersama Ganjar, Mahfud: Siapa yang Bilang Jarang Ketemu?
Butet menyebut apabila ada pihak-pihak yang menilai hubungan keduanya renggang.
Mahfud sempat menyeletuk tentang dirinya yang dianggap jarang tampil bersama.
Kembali Muncul Bersama Ganjar, Mahfud: Siapa yang Bilang Jarang Ketemu?
Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud Md berkunjung ke kediaman budayawan Butet Kartaredjasa yang berada di Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY, Senin (11/3).
Ganjar dan Mahfud datang ke kediaman tidak bersamaan. Mahfud lebih dulu datang ke rumah Butet. Mahfud datang sekitar pukul 11.38 WIB.
Sementara Ganjar datang setelahnya. Ganjar dan rombongan datang sekitar pukul 12.10 WIB.
Bersama seniman dan budayawan yang berkumpul di rumah Butet, Ganjar dan Mahfud menikmati makan siang. Menu makan siang yang disuguhkan diantaranya adalah Ndas Sikil dan Balung (Ndaskilung), Satai dan ikan Kali Progo.
Usai makan siang, Mahfud sempat menyeletuk tentang dirinya yang dianggap jarang tampil bersama Ganjar usai pelaksanaan pencoblosan Pemilu 2024.
"Hayo mau tanya apa? Siapa yang bilang Pak Mahfud dan Pak Ganjar jarang ketemu?" kata Mahfud.
Butet menyampaikan jika dirinya melihat hingga saat ini hubungan antara Ganjar dan Mahfud selalu harmonis. Butet menilai Ganjar dan Mahfud masih selalu jalan bersama.
Butet menyebut apabila ada pihak-pihak yang menilai hubungan keduanya renggang pasca Pemilu, dirinya menganggapnya hanya pelintiran saja.
"Selama ini saya melihat harmonis saja (hubungan Ganjar dan Mahfud). Enggak ada masalah. Itukan cuma pelintiran-pelintiran saja itu," ungkap Butet.
"Saya tahu persis mereka berdua jalan terus. Berinteraksi terus,"tutup Butet.
Ganjar sempat menyinggung tentang politik ketakutan yang belakangan ini muncul di Indonesia. Ganjar menilai munculnya politik ketakutan ini tak seharusnya terjadi.
Ganjar menceritakan politik ketakutan ini dirasakannya saat ingin membongkar praktek kecurangan di Pilpres 2024. Ganjar mengungkapkan awalnya ada sejumlah orang yang awalnya berani untuk bersaksi tentang kecurangan digugatan MK yang sedang diajukan. Namun belakangan, orang-orang itu menarik diri dan tak berani bersaksi.
"Kami mengumpulkan banyak orang. Ya udah, kamu mengalami? 'Iya pak'. Kamu melihat? 'Iya pak'. Kamu mendengar? 'Iya'. Berarti kamu bisa jadi saksi? Berani jadi saksi? 'Berani pak'. Besoknya, enggak jadi pak. Itu," kata Ganjar.
Ganjar menambahkan munculnya politik ketakutan ini membuat orang menjadi takut. Selain itu juga membuat orang yang ingin bersaksi juga takut.
"Sekarang banyak orang takut. Mau jadi saksi takut. Ya, enggak? Mau bicara takut. Kan gitu," ucap Ganjar.
"Maka saatnya masyarakat tidak takut dan yang menakut-nakuti jangan suka bikin takut. Karena yang nakut-nakutin itu jenisnya gendruwo,"imbuh Ganjar.
Ganjar membeberkan untuk melawan politik ketakutan ini, semua pihak harus bergandeng tangan dan menghadapinya bersama-sama.
"Tidak bisa di negara ini kita ciptakan atau diciptakan politik ketakutan. Sekarang semuanya menjadi takut. Nah yang membikin tidak takut adalah berjalannya mesti bergandengan dan bersama-sama," terang Ganjar.