Keren, Pekerja Migran Kini Dapat Fasilitas VVIP di Bandara Yogya

Merdeka.com - Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) meresmikan fasilitas VVIP bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), Kamis (1/6). Peresmian fasilitas VVIP ini menjadi yang ketujuh di seluruh Indonesia.

Sebelum membuka layanan VVIP bagi PMI di Bandara YIA, BP2MI telah membuka di Bandara Kualanamu, Bandara Sukarno Hatta, Bandara Ahmad Yani, Bandara Juanda, Bandara Ngurah Rai dan Bandara Lombok NTB.

Sekretaris Utama BP2MI, Rinardi, mengatakan jika fasilitas VVIP mengusung semangat bahwa pekerja migran Indonesia harus mendapat hak yang sama dengan pekerja lainnya dalam bentuk kehadiran pemerintah untuk melindungi dan melayani mulai keberangkatan sampai pulang kembali di Indonesia.

Rinardi menyebut jika pekerja migran yang merupakan penyumbang devisa negara bisa mendapatkan layanan kelas satu di bandara ketika hendak terbang atau kembali dari bekerja di luar negeri.

"Fasilitas ini satu di antara tujuh yang telah dilaunching sebelumnya. Fasilitas ini terdiri dari lounge, help desk dan fast track untuk para pekerja migran Indonesia. Fast track ini biasanya digunakan untuk duta besar, tamu kenegaraan, diplomatik atau menteri, tapi sekarang bisa digunakan pekerja migran Indonesia," ujar Rinardi.

Rinardi menceritakan para pekerja migran Indonesia ini kerap menjadi korban eksploitasi oknum-oknum saat pulang ke Indonesia. Ekploitasi ini karena tak ada perlindungan khusus di area bandara bagi para pekerja migran.

Adanya fasilitas VVIP bagi pekerja migran ini disebut Rinardi menjadi bagian untuk melindungi mereka. Selain itu, menurut Rinardi, fasilitas VVIP bagi para pekerja migran Indonesia ini juga merupakan perintah dari Presiden Jokowi.

"Presiden melihat tak lagi rela warga kita memperdaya sesama warga sendiri. Maka itu ada tiga layanan yakni lounge agar tidak kleleran dapat tempat nyaman sambil menunggu pesawat. Ada help desk dan fast track atau jalur cepat yang dulu bisa diakses tamu-tamu kenegaraan. Kita perlakukan pekerja migran sebagai very very important person," urai Rinardi.