Kerjasama Global Kurang, Masing-masing Negara Sibuk Sendiri Hadapi Covid-19
Merdeka.com - Duta Besar Indonesia untuk Swiss, Muliaman Hadad, mengatakan saat ini semua negara tampaknya sedang 'sibuk sendiri' dengan urusan domestik. Hal tersebut ditengarai menjadi alasan kenapa upaya global untuk menghadapi Covid-19 belum berkembang signifikan.
"Memang mestinya seperti ini. Karena sekarang saya melihat inisiatif global memobilisasi sumber daya terutama untuk membantu negara-negara berkembang itu saya lihat masih sangat kurang," kata dia, dalam diskusi daring, Sabtu (30/5).
Dia menyoroti stimulus fiskal yang diberikan oleh sejumlah negara maju dalam mendukung perekonomian domestiknya. Padahal saat yang sama, sejumlah negara berkembang membutuhkan bantuan global dalam memerangi Covid-19.
-
Kenapa Indonesia menuntut pendanaan negara maju? Oleh karena itu, Legislator asal Bali ini mengatakan Sidang Umum ke-44 AIPA di Jakarta ini menjadi momentum bagi Indonesia sebagai paru-paru dunia dan ASEAN untuk menagih komitmen negara maju terhadap pendanaan atasi perubahan iklim.
-
Bagaimana IMF membantu negara dalam kesulitan? IMF memberikan dukungan finansial kepada negara-negara anggotanya yang mengalami kesulitan pembayaran internasional. Melalui program-program pinjaman, IMF dapat membantu negara-negara untuk menyeimbangkan anggaran dan mendukung reformasi struktural guna memulihkan pertumbuhan ekonomi.
-
Bagaimana cadangan devisa Indonesia mendukung perekonomian? 'Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,' ucap Erwin.
-
Bagaimana cara Kemendag berikan bantuan ke Papua? 'Kegiatan ini merupakan bukti kehadiran negara, yang diwakili oleh Kementerian Perdagangan, di manapun masyarakat berada. Apa yang dirasakan masyarakat Papua Tengah, khususnya Kabupaten Puncak, kami juga merasakan sebagai bentuk tali asih,'
-
Bantuan apa yang diberikan? Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau Risma serahkan santunan kepada para korban banjir dan tanah longsor di Nagari Sungai Durian Kecamatan Patamuan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar).
-
Bagaimana bantuan disalurkan? 'Hari ini saya sudah berikan santunan kepada ahli waris dan kami juga memberikan kepada korban yang suaminya meningal dunia untuk dimasukkan ke dalam daftar nama penerima bantuan sosial,' tuturnya saat meninjau langsung lokasi kejadian pada Kamis, (14/3) malam.
"Negara-negara berkembang ini kan dihadapkan dengan keterbatasan. Kalau kita lihat misalnya ada stimulus ekonomi sampai USD 10 Triliun di seluruh dunia bahkan baru kemarin bank sentral Eropa menambah lagi stimulus lanjutan," ujar dia.
Stimulus besar-besaran yang diberikan negara-negara maju, lanjut dia, di sisi lain membuat negara-negara berkembang menjadi 'iri'. "Sebetulnya di mata negara-negara berkembang ada semacam keirian tertentu karena negara maju seperti memperlihatkan kemampuan yang luar biasa membantu rakyatnya Sementara negara-negara berkembang atau underdeveloped countries mereka berusaha betul untuk tetap bertahan," urai dia.
"Sementara inisiatif global untuk menjadikan ini isu global dan membuat prioritas-prioritas global itu, saya belum lihat sesuatu yang signifikan. Masing-masing sibuk dengan diri sendiri," imbuh dia.
Hal tersebutlah yang menurut dia bisa menjadi latar belakang hilangnya kepemimpinan global seiring merebaknya Covid-19. Bahkan negara yang dianggap sebagai pemimpin global seperti AS pun tidak bisa berbuat banyak.
"Amerika yang pada krisis 2008 menjadi pemimpin inisiator utama terbentuknya G20, hari ini tidak bisa lagi inisiator karena dia sibuk di dalam negeri. Eropa pun saya kira juga demikian. Saya kita ada semacam gap of leadership dalam kepemimpinan global terutama untuk mengantisipasi Covid-19," tandasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Singapura memberikan bantuan berupa paket dukungan biaya hidup sebesar 800 dolar Singapura per orang untuk mengatasi kenaikan biaya hidup.
Baca SelengkapnyaJokowi mengajak masyarakat patut bersyukur karena Indonesia sampai saat ini mampu melewati berbagai tantangan dunia
Baca SelengkapnyaDisertasinya berjudul ‘Telaah Kebijakan Publik atas Peran DPR Mengintegrasikan Kebijakan Fiskal dan Moneter Dalam Postur APBN untuk Penanganan Pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi bertemu dengan Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva di Istana Merdeka.
Baca SelengkapnyaSekjen Partai Golkar ini menambahkan kondisi ekonomi global yang tidak menentu.
Baca SelengkapnyaIndeks kinerja manufaktur atau Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia terkontraksi di level 49,3.
Baca SelengkapnyaSetidaknya, ada dua upaya pemerintah menanggulangi geopolitik Timur Tengah yang berdampak kenaikan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi bicara mengenai solidaritas internasional yang menurun di tengah ketegangan geopolitik.
Baca SelengkapnyaTanpa pendanaan dari negara maju, upaya mitigasi perubahan iklim oleh negara berkembang, termasuk Indonesia akan mengalami hambatan.
Baca SelengkapnyaUpaya memitigasi dampak perubahan iklim yang dilakukan akan sia-sia tanpa adanya dukungan investasi maupun pendanaan murah dari negara-negara maju.
Baca SelengkapnyaKepala BPIP berharap, forum tersebut memiliki manfaat besar bagi Indonesia dan dunia dalam pembanguna berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, untuk menghadapi krisis global dibutuhkan kekompakan dan solidaritas antarnegara.
Baca Selengkapnya