Kisah Menegangkan Intel Polwan Beraksi, Menyamar Jadi Emak-Emak hingga PSK
Aksi penyamaran juga tidak luput harus dilakukan oleh seorang Polwan untuk mengungkapkan suatu kasus
Berikut beberapa cara yang dilakukan Polwan cantik saat melakukan penyamaran yang dirangkum merdeka.com
Kisah Menegangkan Intel Polwan Beraksi, Menyamar Jadi Emak-Emak hingga PSK
Sudah menjadi kewajiban kepolisian untuk dapat membongkar suatu kasus yang sedang ditanganinya. Berbagai cara ditempuh agar dapat meringkus pelaku dan melemparnya ke balik jeruji.
Salah satunya dengan melakukan penyamaran yang mungkin banyak masyarakat tidak ketahui. Cara-caranya terbilang nyeleneh tapi pada akhirnya membuahkan hasil yang maksimal.
Aksi penyamaran juga tidak luput harus dilakukan oleh seorang Polwan yang memiliki peran serta penting harus berada di garda terdepan untuk mengungkapkan suatu kasus.
Berikut beberapa cara yang dilakukan Polwan cantik saat melakukan penyamaran yang dirangkum merdeka.com:
Menyamar Menjadi PSK untuk Ungkap Kasus Perdagangan Orang
Bripka Popy Puspasari namanya, anggota Polwan di Bali yang pada saat itu mencoba mengungkap kasus perdagangan orang melibatkan anak di bawah umur di Pulau Dewata, Bali pada tahun 2018.
Bermodalkan doa dan kemampuan bela diri yang dimilikinya, Popy pun berangkat ke Bali menemui 'Bos' PSK berpura-pura sebagai orang yang meminta untuk dipekerjakan.
Bermula dari laporan warga Garut yang kehilangan anggota keluarganya, polisi pun berhasil mengungkap adanya praktik prostitusi yang melibatkan anak di bawah umur tersebut.
"Saat melapor ke kita, anak perempuan ini mengaku akan dipekerjakan sebagai pelayan di Bandung di sebuah kafé, tapi setelah itu keluarganya hilang kontak,” ujar Popy saat ditemui di Mapolres Garut, Jumat (16/4/2018) silam.
Usai dilakukan penelusuran diketahui, korban terlacak berada di Bali setelah dijual oleh seseorang pencari 'bakat'.
Tim Reskrim Polres Garut kemudian memutuskan untuk melakukan penyamaran guna mengungkap praktik prostitusi tersebut.
Polwan cantik itupun mendapat tugas untuk menangkap pelaku dengan skema akan dilakukan penyamaran sebagai seorang Pekerja Seks Komersial (PSK).
"Jadi foto saya oleh pelaku yang sudah diamankan bersama satu lainnya dikirimkan ke bosnya, ngakunya akan dijadikan PSK. Jadi kaya profiling gitu. Ternyata bosnya menyetujui dan menunggu saya di Bali," ungkap Popy.
Tidak jarang juga rasa takut dan khawatir menyelimuti keseharian Popy dalam menjalankan tugasnya. Terlebih lagi dirinya yang kala itu sudah memiliki seorang anak yang menunggunya di rumah.
Dengan bermodalkan kemampuan bela dirinya, lantas jadi bekal untuk mentunaikan tugas dia.
"Jadi foto saya oleh pelaku yang sudah diamankan bersama satu lainnya dikirimkan ke bosnya, ngakunya akan dijadikan PSK. Jadi kaya profiling gitu. Ternyata bosnya menyetujui dan menunggu saya di Bali," ungkap Popy.
"Sebelum berangkat ya minta doa lah ke orang tua. Ini kan betul-betul saya sama teman saja berdua, pasti takut apa-apa dan diapa-apa. Walau sudah dibekali bela diri polisi, tetap saja ada rasa takut mah ya, namanya juga manusia," katanya.
Singkat cerita sekitar 10 wanita yang kebanyakan di bawah umur berhasil diselamatkan bersama dengan timnya berkat penyamarannya sebagai PSK.
Menyamar Jadi Ibu-Ibu Berdaster
Aksi penyamaran kali ini dilakukan oleh Tim Pegasus Polsek Medan Timur yang berhasil meringkus komplotan begal sadis dengan cara menyamar menjadi emak-emak.
Kapolsek Medan Timur, Kompol M Arifin, mengatakan komplotan begal sadis yang diamankan adalah Ipan Ardiansyah alias Gopal (24) M. Ferdiansyah alias Popoy (17), dan Sopan Yohansyah alias Yoyo (21).
"Kita berpikir keras mencari cara untuk memancing para pelaku keluar dari persembunyiannya. Berkat kerja sama yang baik, akhirnya kita berhasil meringkus para pelaku. Kita menyamar jadi emak-emak," kata Arifin.
Arifin menjelaskan, penangkapan komplotan begal berawal dari laporan korban, Indah Kristiani Siringo Ringo, seorang Ibu Rumah Tangga (IRT), yang dirampok di Jalan Perkebunan, Pulau Brayan, Medan Perjuangan.
Mendapat laporan korban, Tim Pegasus Polsek Medan Timur melakukan penyelidikan di lokasi kejadian. Dalam sekejap, tim berhasil mengidentifikasi para pelaku dan mengamankan pimpinan komplotan begal Ipan Ardiansyah alias Gopal di tempat persembunyiannya, Jalan Pancing, Gang Seroja, Kecamatan Medan Deli, Senin, 15 Juli 2019.
Setelah dilakukan interogasi terhadap Gopal, kemudian Tim Pegasus Polsek medan Timur menyusun strategi dengan melakukan penyamaran, setelah sebelumnya mempelajari cara main para pelaku.
"Kita mendapat ide untuk melakukan penyamaran. Personel kita kenakan pakaian daster dan jilbab, layaknya emak-emak," ucapnya.
Jadi Tukang Bakso Keliling hingga Jadi Hansip
Berprofesi sebagai anggota Bhayangkara juga terbilang harus kreatif untuk mengungkapkan kasus kriminal. Berbagai profesi juga harus digelutinya demi menggali informasi target operasinya.
Seperti perwira Satreskrim Polrestabes Bandung, sebut saja Tri. Dia harus menyamar dan berprofesi sebagai tukang bakso hingga hansip.
"Pernah kalau siang jualan bakso, malam jualan sekoteng. Pernah juga jadi tukang becak, tukang parkir, jadi hansip pernah. Dijalani sampai berminggu-minggu," kata Tri.
Selama memainkan perannya, Tri kerap berinteraksi sebagaimana halnya peran yang ia jalankan. Aksinya itu pun tidak jauh dari TKP target operasinya
Penyamarannya dilakukan tak jauh-jauh dari tkp sebuah kasus.
"Karena begini, saksi di lokasi kejadian itu kadang tidak bisa dimintai keterangan jika mengaku sebagai polisi, saksi jadi bungkam atau segan. Untuk menyiasati itu, ya, nyamar," ungkap anggota Polwan itu.
Pahit manis dilakoninya sebagai intel kepolisian. Kendati demikian hal itu menjadi suatu kebanggaan dirinya dapat walaupun terkadang beberapa harus dikorbankan terlebih dahulu.
"Orang lapangan kalau bisa ungkap kasus itu kepuasan tersendiri, kadang mereka tidak pikirkan hal lain selain ungkap kasus. Meski kadang keluarga jadi nomor sekian, pengeluaran pribadi hingga barang dijual untuk ungkap kasus. Tapi kalau berhasil diungkap, tentu itu hal sangat membanggakan," tutup dia.