Ragam Penyamaran Intel-Intel Polisi saat Menjalankan Misi
Dengan misi yang diembannya, tak jarang anggota polisi akan memakai cara-cara intelijen.
Telah jadi rahasia umum kalau banyak profesi yang kerap dipakai jadi wadah penyamaran bagi anggota polisi
Ragam Penyamaran Intel-Intel Polisi saat Menjalankan Misi
Berbagai cara dilakukan jajaran aparat kepolisian untuk membongkar kasus kejahatan. Dengan misi yang diembannya, tak jarang anggota polisi akan memakai cara-cara intelijen demi mendapat informasi awal dari para pelaku.
Selama menjalankan tugas intelijen, seringkali para anggota polisi memakai cara penyamaran. Cara itu ternyata awal diperkenalkan oleh pemikir ahli strategi asal Tiongkok Kuno, Sun Tzu yang berhasil mempengaruhi militer Asia pada abad ke-4 SM.
Adapun tugas intelijen itu diperlukan untuk mengumpulkan, memproses, mengkonsumsi, dan operasi rahasia intelijen. Demi mendapatkan itu semua, Anggota Polri pun kerap melakukan penyamaran dengan memanfaatkan beragam profesi.
Selama beberapa dekade terakhir, telah jadi rahasia umum kalau banyak profesi yang kerap dipakai jadi wadah penyamaran bagi anggota polisi.
Berikut merdeka.com merangkum beberapa profesi yang pernah tercatat dipakai polisi untuk menjadi intel;
1. Jadi Wartawan
Beberapa tahun lalu, masih hangat diingatan ketika sosok Umbaran Wibowo yang dikenal sebagai wartawan. Ternyata, adalah anggota polisi berpangkat Iptu yang saat itu diangkat sebagai Kapolsek Kradenan di Blora.
Umbaran ternyata diketahui sudah bekerja 14 tahun menjadi wartawan. Selama ini dia dikenal bertugas sebagai wartawan TVRI Jawa Tengah. Posisinya sebagai wartawan ternyata untuk tugas penyamaran.
Hingga tugas itu selesai, dia kembali menjadi organik Polres Blora sebagai Kanit Intel pada Januari 2021. Bahkan sempat duduk sebagai Wakil Kapolsek Blora.
Hal itu pun dibenarkan Kabid Humas Polda Jateng Kombes Iqbal Alqudusy saat itu, bahwa Iptu Umbaran memang pernah ditugaskan dalam melaksanakan tugas Polri di wilayah Blora.
"Jadi dia pernah kerja sebagai kontributor di TVRI wilayah Pati, bukan pegawai tetap. Dan dia pernah melaksanakan tugas inteligen di wilayah Blora," kata Iqbal saat dikonfirmasi, Rabu (14/12/2021).
2. Penjual Bonsai
Dari sepak terjang Iptu Umbaran, publik juga mengetahui kalau dia ternyata juga sempat menjajal beberapa profesi selain wartawan. Semisal, fakta soal Umbaran yang hadir dalam kontes Bonsai yang di wilayah Blora.
Dalam jabatan tertulis, Umbaran disebut sebagai Ketua Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Blora. Bahkan dalam acara kontes itu, juga dihadiri ratusan bonsai kelas regional dengan harga ratusan juta.
3. Jadi PSK
Selain itu ada Bripka Popy Puspasari merupakan seorang polisi wanita yang bertugas di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Satuan Reserse Kriminal Polres Garut pada 2018 silam.
Dia mengaku harus sampai menyamar menjadi pekerja seks komersial (PSK) demi mengungkap kasus perdagangan orang di Pulau Dewata, Bali. Berawal dari pelaku penghubung yang ditangkap, penyidik pun mengirim Bripka Poppy untuk pengembangan kasus.
"Skema yang dilakukan akan dengan melakukan penyamaran menggunakan penghubung itu. Jadi foto saya oleh pelaku yang sudah diamankan bersama satu lainnya dikirimkan ke bosnya, ngakunya akan dijadikan PSK. Jadi kaya profiling gitu. Ternyata bosnya menyetujui dan menunggu saya di Bali," kata Poppy.
Mendapat respons baik dari bos di Bali, ia pun bersama penghubung itu berangkat ke Pulau Dewata menggunakan pesawat. Tim lainnya menyusul menggunakan pesawat berbeda agar tidak mencurigakan.
"Kalau hal-hal itu sebetulnya bukan tujuan yang utama. Tugas kita sebagai polisi adalah memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat. Dan tugas anggota adalah taat kepada pimpinan, selama itu tidak melanggar aturan, harus kita laksanakan," tegasnya
4. Jadi Pemulung
Kemudian ada juga kasus pencurian yang dilakukan di rumah AKBP Betty Lupietha Muchsin di wilayah Lampung. Dengan pelaku inisial SR pada 2019 silam yang ditangkap setelah polisi berhasil mengetahui persembunyiannya.
Kala itu, petugas turut menjadi Pemulung dengan ikut tinggal di Kolong Jembatan kawasan Jalan Radin Inten, Kecamatan Tanjung Karang Pusat. Penyamaran itu ternyata ampuh, untuk memantau sang buronan yang dikenal licin tersebut. Setelah dipastikan tim pun bergerak untuk meringkus pelaku yang sedang memasak di bawah kolong jembatan.
5. Jadi Tukang Jualan
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) A.M. Hendropriyono juga pernah mengonfirmasi fakta terkait penyamaran para intel. Semisal tukang bakso yang biasanya hanya bertugas mencari informasi tanpa kontak fisik.
Informasi tersebut seputar mencari tahu yang mana musuh, yang mana rakyat, seperti apa medannya, dan akses menuju ke sana. "Mencari keterangan sampai dia tahu dan kenal betul siapa musuh, dan siapa rakyat, dan bagaimana medannya, dan akses menuju ke jantung itu bagaimana," jelas Hendropriyono saat Podcast Deddy Corbuzier di YouTube.
Meski menghindari kontak fisik dan biasanya ditugaskan seorang diri tanpa rekan, Hendropriyono menjelaskan bahwa para intelijen tetap dilatih fisiknya untuk bertarung, menembak, hingga melempar pisau agar punya rasa percaya diri.
"Namun, yang paling penting itu adalah proses berpikir dan mengintainya. Kalau sekadar bela diri, itu bukan satu-satunya yang diandalkan, tetapi mencari informasinya," jelasnya.