Kisah Perjuangan Ade Arya Koswara, Pantang Menyerah Enam Kali Gagal Tes Akhirnya Berhasil Jadi TNI
Kegigihan Ade mengikuti seleksi mengantarkannya menapaki mimpinya tersebut.
Kegigihan Ade mengikuti seleksi mengantarkannya menapaki mimpinya tersebut.
Kisah Perjuangan Ade Arya Koswara, Pantang Menyerah Enam Kali Gagal Tes Akhirnya Berhasil Jadi TNI
Menjadi seorang Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan mimpi sebagian orang. Pelbagai usaha dilakoni seseorang untuk meraih mimpinya tersebut.
Perjuangan meraih mimpi itu terkadang tak berjalan mulus. Beberapa orang harus mengikuti ujian berkali-kali untuk menjadi abdi negara tersebut.
Kisah itu salah satunya dialami Ade Arya Koswara (22). Kalimat pantang menyerah layak disematkan kepada pemuda asal Matraman, Jakarta Timur ini. Kegigihan Ade mengikuti seleksi mengantarkannya menapaki mimpinya tersebut.
Ade kini sedang menjalankan pendidikan Dikmata Kostrad Tahun Anggaran 2023. Namun perjuangan Ade meraih mimpinya tersebut tak mudah.
Enam kali dia mengikuti tes TNI sebelum akhirnya dinyatakan lolos.
Ade bercerita sejak kecil bermimpi menjadi TNI. Sejak kecil Ade mengaku menyukai film dokumenter tentang tentara latihan atau batalyon background-background batalyon.
Selain itu, setiap minggu, Ade kerap diajak sang paman jalan-jalan keliling di depan Kodam Jaya sembari berswafoto dengan tank-tank pajangan di Kodam Jaya.
Kemudian pada saat kelas 3 ada sosialisasi rekrutmen TNI AD.
Ketika itu, sekolah Ade; SMK Satya Bakti 1 diundang untuk mengikuti sosialisasi tersebut. Dari situ, minat Ade menapaki karir sebagai TNI kembali tumbuh.
Selepas lulus sekolah, Ade pun mencoba mengikuti ujian seleksi masuk TNI.
"Mulai pendaftaran itu tahun 2020 saya mencoba Bintara PK 28 di situ saya gagal," cerita Ade seperti dikutip dari situs YouTube TNI AD, Kamis (5/10).
Seleksi pertama masuk TNI yang gagal itu membuat hati Ade gundah. Dia tak tega menceritakan kegagalannya kepada sang ibu di rumah.
Namun, pertemuan Ade dengan seorang bapak-bapak tua selepas ujian di depan Kodam Jaya membuat hatinya terperanjat.
Ketika itu cerita Ade, dia bertemu dengan bapak tua yang kehausan dan kecapekan. Bapak itu lantas bertemu Ade di depan Kodam Jaya. Dia meminta air. Kebetulan saat itu Ade membawa air, bekal mengikuti ujian TNI. Air itu diberikan Ade kepada sang bapak.
Kepada Ade, bapak tersebut ternyata baru saja menjadi korban penipuan. Cerita bapak tua tersebut membuat Ade berpikir untuk lebih mensyukuri hidup. Ade lantas berani menceritakan kegagalannya mengikuti seleksi pertama masuk TNI kepada ibunya di rumah.
"Saya lanjut sampai rumah ketemu orang tua memberikan kabar seperti itu rasanya seperti tidak kuat saya menahan nangis sampai akhirnya orang tua menguatkan saya untuk terus mengejar mimpi saya menjadi tentara," ujar Ade.
Perjuangan Ade menjadi prajurit TNI tak berakhir saat pertama kali daftar tersebut. Ade pantang menyerah mengikuti setiap seleksi dibuka TNI.
Ade mengaku enam kali mendaftar sebagai prajurit TNI. Selama ini, dari lima pendaftaran tersebut tidak pernah menggunakan bahasa Inggris. Padahal bahasa asing itu menjadi modalnya masuk TNI. Sebab Ade merasa fostur tubuhnya tidak cukup menunjang nilainya masuk tentara.
Pada saat percobaan terakhir masuk TNI, Ade lalu memberanikan diri ketika Ajudan Jenderal Kodam kepada Kolonel Caj Charles Simamora bertanya mengenai calon taruna yang memiliki talent bahasa.
Tanpa canggung, saat itu Ade mengangkat tangan dan bilang memiliki kemampuan bahasa Inggris. Ade lantas menunjukkan kemampuannya tersebut saat penilaian panitia penentu akhir. Rupanya kemampuan berbahasa Inggris dimiliki Ade membuat Kolonel Caj Charles Simamora puas. Ade pun dinyatakan lolos untuk mengikuti tes selanjutnya di Kodam Jaya.
"Biasanya saya gagal dites tersebut," kata Ade.
Saat dites pusat tersebut, Ade menjalani serangkaian ujian ulang. Mulai dari lari, psikotes sampai wawancara kesehatan. Pada penentuan akhir, Ade bertemu Pangdam Jaya Mayor Jenderal TNI Mohamad Hasan.
Waktu pertemuan dengan Pangdam Jaya itu tidak ada pertanyaan dilontarkan kepada Ade. Namun hasil ujian di Kodam Jaya tersebut Ade dinyatakan lolos untuk mengikuti pendidikan. Air mata Ade pecah. Sujud Syukur menyambut haru setelah dinyatakan lolos TNI. Sontak saja, kabar baik itu segera dibawa pulang Ade ke rumah untuk memberitahukan kepada sang ibu.
"Pada saat itu saya pulang jam 12 malam. Saya ingin sekali buru-buru pulang, saking inginnya pulang ingin bertemu ibu saya ingin memberitahu kabar baik tersebut akhirnya saya kasih tahu saya betapa senangnya melihat mukanya, wajahnya yang senyum lebar girang loncat loncatan di depan pagar jam 12 malam berdua ketika tahu bahwa saya lulus pendidikan Kostrad," ujar Ade.
Kabar Ade lolos masuk TNI itu membuat sang ibu Sri Setiati girang bukan kepalang. Sri tidak menyangka anaknya yang berlatar belakang ekonomi biasa bisa menjadi TNI.
"Tidak menyangka, saya merasa bangga terhadap angkatan bersenjata Republik Indonesia karena telah melihat dari kalangan bawah pun bisa masuk TNI," ungkap Sri dengan mata berkaca-kaca.
Komandan Pusat Pendidikan Infanteri Brigjen TNI Indra Heri mengatakan, salah satu kemampuan bahasa Inggris itulah yang menopang Ade sehingga diterima menjadi prajurit TNI khususnya Dikmata Prajurit Kostrad.