Kronologi & Update Terkini Pencarian Sriwijaya Air SJ 182
Merdeka.com - Berita ini berisi kronologi lengkap dari awal jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB, hingga pencarian yang masih terus berlangsung. Berita disusun menurut update terbaru yang diterima redaksi. Silakan geser ke bawah untuk mengetahui perkembangan berita dari awal.
Jumat (22/1) pukul 12.46 WIB
Tim SAR Gabungan resmi menghentikan operasi pencarian dan pertolongan musibah jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air Sj 182 pada Kamis (21/1). Namun pencarian CVR tetap dijalankan. Hingga kemarin, 47 korban telah berhasil teridentifikasi. Sebanyak 35 korban telah diserahkan ke keluarga.
-
Kapan pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Di mana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa yang terjadi pada AirAsia QZ8501? AirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
-
Kapan kecelakaan pesawat terjadi? De Havilland Comet merupakan desain jet komersial awal yang memiliki jendela persegi. Namun, dalam waktu lima tahun setelah diperkenalkan, tiga Komet mengalami serangkaian kecelakaan tragis dan menewaskan semua penumpang di dalamnya. Melansir IFLScience & Daily Mail, Senin (13/5), setelah kecelakaan ketiga di 1954, penyelidikan menemukan bahwa retaknya kusen jendela menjadi penyebabnya.
-
Kenapa pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Kapan pesawat jet itu hilang? Pesawat menghilang tak lama setelah berangkat dari Burlington pada 27 Januari 1971, dalam perjalanan menuju Providence, Rhode Island.
Kamis (21/1) pukul 12.45 WIB
Tim DVI Polri telah mengidentifikasi 43 korban Sriwijaya Air SJ-182. DVI juga sudah menyerahkan total 32 korban ke pihak keluarga.
Selasa (19/1) pukul 13.15 WIB
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri telah mengidentifikasi 40 orang korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
Minggu (17/1) pukul 21.14 WIB
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri mengidentifikasi lima korban baru kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182. Sampai saat ini dari 62 korban, berhasil diidentifikasi 29 orang.
Minggu (17/1) pukul 20.07 WIB
Tim SAR Temukan Kotak CVR Sriwijaya Air SJ-182. Pada hari ke-9, Tim SAR gabungan berhasil menemukan kotak penyimpanan CVR di sekitar lokasi jatuhnya pesawat namun modul memori masih dalam pencarian.
Memori perekam suara pilot di kokpit atau CVR pesawat Sriwijaya Air SJ-182 masih bisa dibaca meski dalam kondisi terlepas dari pembungkusnya. Meski begitu, memori yang merupakan bagian terpenting dari CVR itu masih belum ditemukan dan sedang dicari Tim SAR gabungan.
Minggu (17/1) pukul 12.05 WIB
Hingga hari ini sudah ada 24 korban Sriwijaya Air SJ-182 yang terindentifikasi. Jika mengacu manifest Sriwijaya Air terdapat 62 orang yang terdiri dari 50 orang penumpang dan 12 orang kru.
Jumat (15/1) pukul 20.38 WIB
Tim DVI Polri kembali berhasil mengidentifikasi lima lagi korban pesawat jatuh Sriwijaya Air SJ 182. Identitas mereka adalah Toni Ismail (59), Dinda Amelia (15), Isti Yudha Prastika (34), Putri Wahyuni (25), dan Rahmawati (59). Dengan penambahan lima tersebut, maka total jenazah yang berhasil diidentifikasi sudah berjumlah 17 korban.
Hingga sehari sebelumnya sudah berhasil teridentifkasi total 12 orang yakni Okky Bisma, kopilot Fadly Satrianto, Khasanah, Asy Hasbul Yamin, Indah Halimah Putri, dan Agus Minarni.
Jumat (15/1) pukul 12.47 WIB
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri telah menyerahkan dua jenazah korban Sriwijaya Air SJ-182 kepada keluarganya. Prosesi penyerahan dilakukan Kamis (14/1) dan Jumat (15/1).
Korban yang diserahkan ke keluarga pada Jumat (15/1) adalah Co-Pilot Sriwijaya Air SJ-182 Fadly Satrianto. Sehari sebelumnya, Tim DVI Polri juga sudah menyerahkan jenazah korban Sriwijaya Air SJ-182 atas nama Okky Bisma.
Rabu (13/1) pukul 18.30 WIB
Dua jenazah baru korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air berhasil diidentifikasi. Yaitu Indah Halimah Puteri dan Agus Minarni.Dengan bertambahnya dua jenazah baru yang berhasil diidentifikasi, total sudah ada enam jenazah korban jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182 yang terungkap. Sebelumnya teridentifikasi Asy Habul Yamin, Co-Pilot Fadly Satrianto, Khasanah, dan Okky Bisma.
Selasa (12/1) pukul 18.25 WIB
Tiga korban Sriwijaya Air SJ-182 kembali teridentifikasi. Mereka terkonfirmasi melalui hasil validasi empat kantong jenazah. Tiga korban baru teridentifikasi antara lain Asy Habul Yamin,Co-Pilot Fadli Satrianto, dan Khasanah.Dengan teridentifikasinya tiga korban hari ini, total sudah ada empat korban yang berhasil diketahui.
Selasa (12/1) pukul 17.45 WIB
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menuturkan, dari dua bagian dalam black box, yang sudah ditemukan adalah Flight Data Recorder (FDR). Sementara cockpit voice recorder (CVR) belum ditemukan. Panglima mendapat laporan mengenai penemuan FDR sekitar pukul 16.40 WIb.
Pencarian CVR harus dilakukan tanpa petunjuk dari underwater locator beacon atau sinyal pandu untuk menemukan black box. Sebab, kedua underwater locator beacon sudah ditemukan bersamaan dengan FDR.
Selasa (12/1) pukul 16.30 WIB
Tim penyelam TNI Angkatan Laut telah berhasil menemukan kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di sekitar Pulau Laki-Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Selasa sekitar pukul 16.20 Wib.
Kotak hitam itu dimasukkan ke dalam boks dan berisi air berwarna kecokelatan, kemudian dibawa menggunakan Sea Rider oleh beberapa penyelam di antaranya Kopaska dan Dislambair.
Kotak hitam itu dibawa oleh Dansatgasla Operasi SAR Sriwijaya Air Laksamana Pertama Yayan Sofyan dan Direktur Operasional Puskopaska Kolonel Laut (P) Johan Wahyudi.
Kotak hitam (black box) adalah sekumpulan perangkat yang digunakan pada transportasi, merujuk kepada perekam data penerbangan (flight data recorder; FDR) dan perekam suara kokpit (cockpit voice recorder; CVR) dalam pesawat terbang.
Selasa (12/1) pukul 11.43 WIB
Analisa KNKTSriwijaya Air tidak meledak di udara dan mesin berfungsi sebelum menghantam air. Analisa ini dari data yang sudah dikumpulkan. Pertama, data serpihan pesawat yang dikumpulkan KRI Rigel. Besaran Wreckage dengan lebar 100 meter dan panjang antara 300-400 meter. Dari besaran itu, KNKT menduga pesawat tidak meledak di udara.
KNKT juga menganalisa dari temuan Basarnas. Yakni turbin pesawat dan fan blade yang mengalami kerusakan. Kerusakan pada fan blade menunjukkan kondisi mesin masih bekerja saat mengalami benturan. Hal ini sejalan dengan dugaan pesawat masih berfungsi pada ketinggian 250 kaki.
Hal lain yang menguatkan analisa KNKT mengenai kondisi pesawat, berasal dari data Airnav Indonesia. Data yang dikumpulkan termasuk pembicaraan pilot dengan pengatur lalu lintas udara yang bertugas mengendalikan penerbangan saat pesawat mengalami kecelakaan.
Dari data itu diketahui pesawat mengudara hingga 10.900 kaki dan terus turun hingga 250 kaki. Data terekam hingga 250 kaki.
"Mengindikasikan pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data. Kami menduga mesin masih hidup sebelum membentur air," tutupnya.
Selasa (12/1) pukul 09.30 WIB
Tim DVI RS Polri telah menerima 56 kantong jenazah korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute penerbangan Jakarta-Pontianak. Selain itu, tim DVI juga sudah menerima 58 sampel DNA dari keluarga korban. Ini diperlukan untuk mengidentifikasi jenazah korban.
Senin (11/1): Penumpang Pertama Terindentifikasi
Senin (11/1) pukul 18.34 WIB
Sampai hari ini didapatkan 40 kantong jenazah berisikan bagian tubuh korban Sriwijaya Air SJ-182.
Senin (11/1) pukul 17.30 WIB
Satu korban kecelakaan pesawat Sriwijaya SJ-182 atas nama Okky Bisma berhasil teridentifikasi. Ini adalah korban pertama yang berhasil teridentifikasi.
Hasil ini didapat setelah tim DVI Polri mencocokkan sidik jari yang ditemukan dari bagian tubuh korban, dengan alat yang terintegrasi dengan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
Dalam manifest Sriwijaya SJ-182, nama Okky ada di nomor 4. Berdasarkan data yang terekam dalam Dukcapil, Okky merupakan pria kelahiran 12 Desember 1991 dengan golongan darah O. Dia berdomisili di Kramat Jati, Jakarta Timur.
Ada 12 titik kesamaan yang ditemukan dari pencocokan bagian tangan kanan Okky dengan data e-KTP. Dari situ dipastikan korban tersebut adalah Okky.
Senin (11/1) pukul 17.00 WIB
Tim penyelam menemukan gaun pengantin hingga seragam pramugari Sriwijaya Air dan diangkat ke daratan dari kedalaman 17-19 meter. Pencarian memakan waktu sekitar 40 menit di bawah laut. Temuan tersebut sekitar dua mil dari Pulau Laki.
Selain itu, tim penyelam juga menemukan sejumlah pakaian yang diduga milik para penumpang pesawat Sriwijaya Air. Kemudian, terdapat juga bagian jenazah, serpihan pesawat, pelampung, uang senilai Rp250.000 dan tas berwarna merah.
Senin (11/1) pukul 09.00 WIB
Hingga pukul 09.00 WIB, tim dvi telah dapat 40 sampel DNA dari keluarga korban. Terdiri dari 14 sampek di RS polri, 24 sampel dari pontianak, 1 sampel dari Jawa Timur, 1 sampel dari Sulawesi Selatan. Tim DVi juga telah menerima 16 kantong jenazah dan juga 3 kantong properti body.
Senin (11/1) pukul 08.30 WIB
Direktur Operasi Basarnas Brigadir Jendral (Mar) Razman menyebutkan, area pencarian hari ini dibagi menjadi enam sektor. Sebanyak 2.600 personel terlibat langsung maupun tidak langsung dalam operasi pencarian dan pertolongan hari ini.
Dalam operasional kegiatan hari ini, ada sekitar kapal 53 untuk pencarian. Untuk alat udara ada 13 yang standby. Sementara untuk ambulans disiagakan 12 unit.
Minggu (10/1): Tim SAR Temukan Serpihan Sriwijaya Air
Minggu (10/1) pukul 20.15 WIB
Kepala Basarnas, Marsdya Bagus Puruhito menjelaskan total hasil temuan sejak pagi tadi hingga petang ini. Diantaranya, potongan pesawat besar dan kecil. Kemudian, pakaian dan bagian tubuh.
"Dari kegiatan hari ini hingga pukul 19.20 WIB tadi, kita sudah mendapatkan 10 kantong berisi serpihan atau potongan dari badan pesawat. 16 bagian atau potongan besar dari pesawat, 10 kantong jenazah yang berisi bagian dari korban, dan 5 potong pakaian," katanya di JICT, Minggu (10/1) malam.
Dia merinci. Temuan pertama pada pukul 11.23 WIB, berupa serpihan ban pesawat, pakaian anak kecil berwarna pink dan puing pesawat yang dibawa ke posko JICT. Barang itu diturunkan dari KRI KURAU TNI AL.
Selanjutnya, pada pukul 13.40 WIB, 5 kantong jenazah dan 3 kantong serpihan pesawat diantar ke posko JICT. Temuan tersebut terlihat diantar oleh speed boat Basarnas.
Berikutnya pada pukul 14.51 WIB, 4 kantong serpihan pesawat dan 2 kantong jenazah kembali dikirim ke JICT. Hasil itu diturunkan dari KRI PARANG TNI AL.
Selain itu, pada pukul 18.30 WIB, 15 potong serpihan pesawat dan 5 potong pakaian milik penumpang di antar ke JICT. Hasil itu diturunkan dari kapal KRI Tjiptadi.
Minggu (10/1) pukul 18.49 WIB
Posko Antemortem-DVI RS Polri sampai saat ini telah menerima tujuh kantong jenazah yang masing-masing berisi bagian tubuh (part body) dari hasil operasi pencarian dan evakuasi atas insiden jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ-182. Setelah menerima tujuh kantong berisikan bagian tubuh yang diduga korban, Tim DVI melakukan identifikasi untuk mengetahui identitas.
Minggu (10/1) pukul 17.30 WIB
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sudah menerima beberapa barang yang diduga milik Sriwijaya Air. Tim KNKT yang berada di posko SAR JICT juga sudah menerima beberapa komponen pesawat dari Basarnas. Beberapa komponen tersebut yakni GPWS, radio altimeter, kemudian ada juga alat peluncur darurat.
Bagian-bagian pesawat yang sudah bisa diidentifikasi itu umumnya dari bagian ekor sebelah bawah. Namun, KNKT masih belum bisa memastikan apakah ekor yang sudah diserahkan ke KNKT itu ekor bagian kanan atau kiri.
Minggu (10/1) pukul 15.40 WIB
Rombongan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Panglima TNI, Kepala KNKT, Kepala Basarnas, selesai melakukan peninjauan langsung ke lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, diduga kuat potongan badan pesawat ada di kedalaman 23 meter. Selain itu, Panglima mengatakan, titik lokasi black box juga sudah diketahui. Sinyal dari black box Sriwijaya Air sudah dikunci untuk segera diambil.
Minggu (10/1) pukul 14.30 WIB
Tim SAR gabungan kembali menemukan serpihan pesawat dari Sriwijaya Air SJ-182 rute Pontianak-Jakarta yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu. Mereka juga menemukan bagian tubuh manusia yang diletakkan dalam kantong jenazah.
"Berupa 3 kantong serpihan pesawat kemudian 5 kantong adalah bagian tubuh manusia," kata Direktur Operasional Basarnas, Brigjen (Mars) Rahman, di JICT, Jakarta Utara, Minggu (10/1).
Minggu (10/1) pukul 14.00 WIB
Kabiddokpol Pusdokkes Polri Kombes Hery Wijatmoko mengungkapkan, hingga Minggu (10/1) siang, pihaknya baru menerima satu kantong jenazah berisi bagian tubuh korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
Minggu (10/1) pukul 11.40 WIB
Dari posko SAR JICT Tanjung Priok, ada 4 kelompok benda yang ditemukan. Serpihan kabel dengan kantong tipis. Ada pula tangga darurat diduga milik pesawat Sriwijaya Air. Dua kantong lain temuan baru. Ada pecahan ban dan serpihan tubuh pesawat. Ada pula satu helai pakaian berwarna merah muda. Diduga milik anak-anak.
Minggu (10/1) pukul 10.00 WIB
Tim Search and Rescue (SAR) menemukan dugaan serpihan bagian pesawat Sriwijaya Air dengan nomor register PK-CLC SJ 182 dengan dimensi 1-2 meter berikut potongan tubuh manusia pada Minggu pagi pukul 10.00 WIB sekitar 1,6 mil dari Pulau Lancang.
Anggota Korps Kepolisian Perairan dan Udara (Korpolairud) Baharkam Polri menemukan sejumlah benda diduga milik penumpang pesawat Sriwijaya Air LK CLC SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu. Adapun benda yang ditemukan berjumlah tujuh buah.
Dirpolair Korpolairud Baharkam Polri Brigjen Pol. Yassin Kosasih menyebut tujuh benda tersebut berupa sandal merek New Era sebelah kanan, sandal jepit, rompi biru, jaket hitam, sepatu sebelah kiri, setelah itu pembungkus paket plastik.
Temuan itu dilaporkan petugas pantau menggunakan helikopter melalui penyisiran lewat udara terhadap permukaan laut di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Jakarta.
Benda tersebut diduga kuat sebagai properti dari penumpang pesawat yang hilang kemudian jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
Minggu (10/1) pukul 09.40 WIB
Temuan diduga bagian tubuh penumpang Sriwijaya Air PK-CLC register SJ-182 ditemukan di kedalaman 17-20 meter Kepulauan Seribu. Tim penyelam dari Satuan Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut melaporkan temuan itu sekira pukul 09.40 Wib. Diduga bagian tubuh itu telah tercampur dengan beberapa potongan puing pesawat, yang terus diangkat dari bawah air.
Tim penyelam Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL menemukan serpihan pesawat dan life vest jacket penumpang Sriwijaya Air SJ-182. Kopaska menemukan pecahan dari pesawat karena terbukti ada life vest. Tim penyelam juga menemukan warna dan bagian registrasi pesawat. Pecahan Sriwijaya Air SJ182 itu ditemukan di kedalaman 23 meter.
Minggu (10/1) Pukul 09.00 WIB
Tim SAR TNI AU yang melakukan patroli udara menemukan tumpahan minyak di sekitar lokasi yang diperkirakan menjadi lokasi jatuhnya pesawat. Mereka menduga tumpahan minyak berasal dari bahan bakar Sriwijaya SJ 182.
Minggu (10/1) Pukul 08.00 WIB
Polisi menyatakan telah menerima satu kantong jenazah berisi potongan tubuh di RS Kramat Jati. Sedangkan satu kantong lagi berisi pakaian dan barang-barang pribadi.
Minggu (10/1) pukul 03.00 WIB
KRI Rigel yang dilibatkan dalam misi pencarian SAR telah melacak sinyal yang terakhir hilang dari Pesawat Sriwijaya Air. Tim penyelam Kopaska menyelam ke lokasi.
Minggu (10/1) Dini Hari
Pihak SAR masih terus melakukan pencarian sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang.
Sabtu (9/1): Sriwijaya Air SJ 182 Hilang Setelah 4 Menit
Sabtu (9/1) Pukul 23.55 WIB
Tim SAR Basarnas telah membawa serpihan yang diduga berasal dari pesawat Sriwijaya AIr ke Posko Posko SAR Terpadu Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Tanjung Priok.
Sabtu (9/1) Pukul 20.00 WIB
Pihak Sriwijaya Air menyatakan pesawat tersebut dalam keadaan baik. Delay 30 menit saat akan terbang disebabkan karena hujan deras, bukan karena pesawat rusak. Pesawat tersebut diketahui juga sudah berusia 25-26 tahun.
Sabtu (9/1) Pukul 19.00-20.00 WIB
Badan SAR Nasional dan Kementerian Perhubungan memastikan Sriwijaya Air SJ-182 jatuh. Dugaan sementara lokasi jatuh pesawat ada di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang.
Namun Basarnas menyatakan pesawat tersebut tidak memancarkan sinyal emergency location transmitter (ELT) ketika hilang kontak pada Sabtu (9/1).
Kemenhub menyatakan jumlah manifest pesawat Sriwijaya Air SJ-182 sebanyak 62 orang. Jumlah itu terdiri dari 50 penumpang dan 6 kru aktif dan 6 ekstra kru.
Presiden Jokowi meminta pencarian para korban dilakukan secara maksimal.
Sementara itu, Flight Radar24 melaporkan pesawat kehilangan di ketinggian 10 ribu kaki dalam 1 menit.
Sabtu (9/1) Pukul 18.00 WIB
TNI AL, Kepolisian dan TNI AU menyatakan telah mengerahkan sejumlah kapal, pesawat dan personel SAR untuk mencari pesawat jatuh.
Sabtu (9/1) Pukul 17.00 WIB
Bupati Kepulauan Seribu telah mendapat laporan ada pesawat yang jatuh. Dalam laporan disebutkan juga ada ledakan.Di media sosial telah beredar foto sejumlah serpihan yang diduga bagian dari pesawat tersebut.
Tim SAR gabungan telah bergerak ke lokasi yang diperkirakan menjadi lokasi jatuhnya pesawat.
Sabtu (9/1) Pukul 14.40 WIB
Pesawat hilang kontak setelah empat menit lepas landas. Pesawat bernomor registrasi PK CLC jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang.
Sabtu (9/1) pukul 14.36 WIB
Pesawat Sriwijaya Air tujuan Pontianak yang dipiloti Kapten Afwan lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten. Sebelumnya, pesawat sempat menunda jadwal keberangkatan selama 30 menit.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapal pengangkut barang, KM Lintang Timur Selatan, karam di Selat Malaka, Senin (31/7) sekitar pukul 07.30 WIB. Sebelas awaknya pun hilang.
Baca SelengkapnyaInformasi Basarnas, pesawat Smart Air diawaki pilot Kapten M. Yusuf serta seorang Engineer on Board (EOB) bernama Deni S.
Baca SelengkapnyaBaru beberapa bagian dari dua bangkai pesawat telah berhasil dievakuasi dari lokasi kecelakaan.
Baca SelengkapnyaSeorang kru yang selamat mengaku sempat melihat temannya meninggal dunia di tengah lautan
Baca SelengkapnyaKM Sanjaya 86 mengangkut 16 anak buah kapal. Petugas SAR masih melakukan pencarian.
Baca SelengkapnyaAirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
Baca SelengkapnyaSaat ini, tim gabungan masih mencari tiga korban hilang.
Baca SelengkapnyaPencarian korban dilanjutkan hari ini menggunakan RIB Kamajaya.
Baca SelengkapnyaUpaya tim gabungan menyusuri lokasi yang diperkirakan sebagai titik jatuh pesawat kargo Smart Air yang hilang kontak belum membuahkan hasil.
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan memutuskan pencarian pesawat kargo Smart Air yang hilang kontak sejak Jumat (8/3) pagi, akan dilanjutkan pada Sabtu (9/3) besok.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi tidak berjalan mudah setelah dua korban terjebak di badan pesawat.
Baca SelengkapnyaBelum lama mengudara, heli tersebut jatuh sekitar pukul 14.37 Wita.
Baca Selengkapnya