Kronologi Lansia di Gowa Digigit Buaya yang Dianggap Keluarga di Kandang Cimory Dairy Land
Legal General Affair Humas Cimory Dairy Land Gowa, Firman Ashari menceritakan kronologi Baco dg Rani digigit buaya.

Kejadian seorang pria lanjut usia (lansia) Baco dg Rani yang diterkam buaya di Cimory Diary Land Gowa menjadi heboh. Manajemen Cimory Dairy Land mengungkapkan awalnya mengaku cucu, namun setelah Baco dg Rani digigit, mereka tidak menganggap buaya tersebut sebagai keluarga.
Legal General Affair Humas Cimory Dairy Land Gowa, Firman Ashari menceritakan kronologi Baco dg Rani digigit buaya. Firman menganggap Baco dg Rani merupakan sesepuh dari warga yang mengaku sebagai keluarga buaya tersebut.
"Mungkin salah satu sesepuhnya juga ya. Mungkin dia berusaha untuk mengelus-elus, tetapi tiba-tiba buaya itu bereaksi sambil begitu tangannya si kakek langsung digigit kejadian begitu cepat," ujarnya kepada wartawan.
Firman mengungkapkan awalnya warga yang mengaku sebagai keluarga itu ngotot akan membawa membawa pulang buaya tersebut. Tapi usai buaya menggigit Baco dg Rani, kata Firman, mereka urung membawanya.
"Begitu kejadian yang mengaku keluarga buaya dari Antang, Tamangapa langsung pulang tertib ke sana semua. Tidak ada tanpa kata-kata, bahkan dia bilang enggak usah diambil biarkan di sini. Itu bukan keluarga kami. Padahal sebelum kejadian mereka semua mengaku itu (buaya) nenek kami, keluarga," tuturnya.
Pascakejadian tersebut, pihaknya meminta kepada Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulsel untuk membawa buaya tersebut. Apalagi, manajemen Cimory Dairy Land pusat sudah memerintahkan agar buaya tersebut agar dievakuasi.
"Manajemen pusat juga menganjurkan bahwa segera evakuasi. Supaya kami bisa terlepas dari kejadian ini," tegasnya.
Buaya Titipan
Firman mengaku akibat kejadian tersebut, Cimory Dairy Land mengalami kerugian. Alasannya, sejumlah fasilitas rusak akibat kedatangan warga yang mengaku sebagai keluarga buaya.
"Dengan adanya buaya ini kami dapat kerugian. Dari segi perusakan, kayak rumput diinjak, pagar didobrak," keluhnya.
Firman menambahkan buaya tersebut berada di kandang di Cimory Dairy Land sebagai satwa titipan dari BKSDA Sulsel. Sebelumnya, buaya tersebut ditangkap oleh petugas Dinas Damkar Makassar di Jalan Tamangapa Raya, Kecamatan Manggala, pada saat bencana banjir.
"Buaya datang hari Kamis lalu, diserahkan resmi oleh BKSDA, karena kami punya tempat yang layak buat menampung sementara buaya tersebut. Alasannya karena dari balai tempatnya kebanjiran juga, jadi mereka menghubungi pihak Cimory untuk bisa dititip sementara buayanya," kata Firman.
Namun, setelah dititipkan di Cimory Dairy Land, muncul fenomena warga yang mengaku sebagai keluarga dengan buaya tersebut. Warga yang mengaku keluarga dengan buaya tersebut pun datang berbondong-bondong ke Cimory Dairy Land hingga akhirnya kejadian Baco dg Rani.
"Pihak yang keluarga dengan buaya datang ke sini meminta untuk diserahkan kembali oleh Cimory ke pihak keluarga," ucapnya.
Keluarga Lansia Buka Suara
Sementara, Keluarga korban, Rusdi mengatakan Baco Dg Rani datang ke kandang buaya di Cimory Dairy Land karena mendapatkan panggilan.
"Terkait dengan beliau ini bahwasanya mereka dipanggil," ujarnya, Selasa (18/2).
Rusdi mengaku kaget buaya yang sebelumnya ditangkap oleh petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Makassar tersebut mengamuk dan menerkam Baco dg Rani. Rusdi menganggap buaya tersebut merupakan bagian keluarga besar manusia.
"Kami keluarga besar korban kemarin itu sempat kaget. Sebenarnya kami menganggap dia buaya yang ditangkap ini adalah keluarga besar manusia yang kami anggap bahwasanya tidak membahayakan," kata dia.
"Ternyata dari hasil daripada itu, kami dari pihak keluarga besar kaget sekali ketika orang tua kami ini digigit," imbuhnya.
Akibat kejadian tersebut, Baco dg Rani mengalami luka cukup serius di bagian tangan kanannya. Bahkan, berdasarkan hasil foto rongent, terlihat lengan kanan korban mengalami patah tulang.
"Lukanya sangat dalam akibat gigitan buaya. Ada beberapa lubang di tangan kanannya. Ada lima luka robekan bahkan nyaris putus," bebernya.
Rusdi mengaku Baco dg Rani sempat dibawa ke Rumah Sakit Yapika dan Unismuh Gowa. Hanya saja, karena penanganannya tidak ditanggung BPJS Kesehatan, sehingga Baco dg Rani menjalani perawatan dirumah.
"Kami tidak punya dana untuk pembiayaan itu. Makanya orang tua kami hanya dijahit saja. Padahal semestinya butuh perawatan lebih, agar yang kami takutkan adalah tulangnya kedua infeksinya. Tapi apalah daya kami keluarga besar yang tidak punya dana untuk melakukan operasi. Sehingga kami ambil simpelnya saja bahwa dijahit dan dibawa pulang," kata dia.