Kronologi Siswa SMPN 7 Mojokerto Hanyut di Pantai Drini, Tiga Korban Meninggal
Tiga siswa dari SMPN 7 Mojokerto meninggal akibat terseret ombak di Pantai Drini, Gunungkidul, sementara satu siswa lainnya masih dalam pencarian.
![Kronologi Siswa SMPN 7 Mojokerto Hanyut di Pantai Drini, Tiga Korban Meninggal](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/01/29/113218.055-kronologi-siswa-smpn-7-mojokerto-terseret-ombak-di-pantai-drini-gunungkidul-tiga-dinyatakan-tewas-1.jpg)
Kegiatan outing class yang diadakan oleh siswa SMPN 7 Kota Mojokerto di Pantai Drini, Kabupaten Gunungkidul berakhir dengan tragedi. Pada hari Selasa, 28 Januari 2025, sejumlah siswa mengalami kecelakaan saat terseret ombak di Pantai Drini, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Akibat insiden tersebut, tiga siswa kehilangan nyawa, sedangkan satu siswa lainnya masih dinyatakan hilang.
Menurut informasi yang diperoleh, kejadian tragis ini bermula ketika para siswa sedang beraktivitas di sekitar pantai dan bermain air. Tiba-tiba, ombak besar datang menghantam dan menyeret mereka ke tengah laut. Ketiga jenazah siswa yang meninggal dunia sudah dipulangkan dan dimakamkan di kampung halaman masing-masing pada malam hari di hari yang sama.
Peristiwa ini menambah daftar panjang kecelakaan di laut yang sering terjadi di pantai selatan Yogyakarta, yang disebabkan oleh arus yang kuat serta keberadaan palung laut yang berbahaya. Berikut adalah kronologi lengkapnya, dirangkum oleh Merdeka.com pada Rabu (29/1).
Kronologi Peristiwa Terseret Ombak
Rombongan siswa dari SMPN 7 Mojokerto yang berjumlah 257 orang tiba di Restoran Hutama Pantai Drini, yang terletak di Kelurahan Banjarejo, Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, sekitar pukul 04.00 WIB. Setelah menikmati sarapan, beberapa siswa memutuskan untuk bermain di sisi barat pantai, tepatnya di jalur kapal yang juga dikenal sebagai area rip current. Tanpa mereka sadari, arus kuat di lokasi tersebut menyeret mereka ke tengah laut, menyebabkan beberapa siswa tenggelam.
Petugas SAR Linmas yang sedang bertugas segera berupaya mengevakuasi para korban dengan menggunakan kapal jungkung. Dari insiden tersebut, sembilan siswa berhasil diselamatkan dan dibawa ke RSUD Saptosari dalam keadaan syok serta lemas akibat menelan air laut. Namun, sangat disayangkan, tiga siswa ditemukan meninggal dunia setelah terjebak di palung dengan kedalaman sekitar 10 meter. Satu siswa lainnya masih dinyatakan hilang, dan pencarian terus dilakukan oleh tim gabungan.
"Tim sudah berhasil menemukan tiga korban, sayangnya mereka ditemukan dalam keadaan sudah meninggal dunia," ungkap Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah II Pantai Baron, Surisdiyanto, sebagaimana dikutip dari ANTARA.
Satu Masih Hilang
Setelah menerima laporan tentang insiden tersebut, tim SAR Satlinmas Wilayah II Pantai Baron bersama tim gabungan langsung melakukan pencarian di area sekitar lokasi kejadian. Pada pukul 10.45 WIB, tiga orang korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, terletak sekitar 100 meter dari tepi pantai. Korban-korban tersebut kemudian dievakuasi ke RSUD Saptosari untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut serta proses identifikasi.
Sementara itu, pencarian terus dilakukan untuk menemukan satu siswa yang masih hilang, dengan harapan agar ia dapat segera ditemukan. "Saat ini kami masih melakukan pencarian terhadap satu korban lain yang hingga saat ini belum diketahui keberadaannya," ujarnya.
Proses Pemulangan ke Mojokerto
Jenazah tiga siswa yang meninggal dunia tiba di rumah duka masing-masing pada malam Selasa (28/01), sekitar satu jam setelah rombongan siswa peserta outing class tiba di sekolah sekitar pukul 21.00 WIB. Ketiga jenazah tersebut langsung dimakamkan di pemakaman umum yang berlokasi di tempat tinggal mereka.
Kedatangan rombongan outing class di halaman sekolah disambut dengan isak tangis dari keluarga korban, termasuk kehadiran pejabat wali kota setempat. Selanjutnya, kegiatan doa bersama dilaksanakan oleh para siswa dan guru, di mana mereka memberikan motivasi kepada siswa-siswa yang hadir agar bisa mengikhlaskan kepergian korban dan tetap semangat menghadapi masa depan meskipun telah mengalami pengalaman yang menyedihkan ini.
Korban yang selamat dalam insiden tersebut antara lain: Firnanda Rahmadani, Bintang Kenzi, Petra Agustino, Refana Bagas, M. Zaki, Arizona Reza, Ahmad Muzaki, Ainoah, dan Raditya Rangga. Sementara itu, korban yang meninggal dunia adalah Alfian Aditya Pratama, Malfen Yusuf, dan Baihaki F. Untuk satu orang yang masih hilang adalah Rifki Yoda Pratama.
Pantai Selatan Yogyakarta Memiliki Palung Laut yang Terlarang
Pantai selatan Yogyakarta memiliki ciri khas yang berbeda dibandingkan dengan pantai lainnya. Salah satu faktor utama yang membuat area ini berbahaya untuk aktivitas bermain air adalah adanya palung laut yang disertai arus kuat (rip current). Arus balik ini mampu menarik perenang ke tengah laut dengan kecepatan tinggi, sehingga membuat sulit bagi mereka untuk kembali ke tepi pantai.
Selain itu, gelombang yang tinggi dan kondisi dasar laut yang curam meningkatkan risiko bagi siapa pun yang berenang di kawasan tersebut. Oleh karena itu, sangat penting bagi wisatawan untuk mematuhi rambu-rambu peringatan dan mengikuti arahan dari petugas setempat demi keselamatan mereka.
"Selain memasang bendera merah, kami juga memasang papan-papan peringatan atau larangan," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Noviar Rahmad, merujuk RRI.
Sering Terjadi Kecelakaan di Laut Selatan Yogyakarta
Kecelakaan di laut yang terjadi di pantai selatan Yogyakarta bukanlah hal yang baru. Sejumlah insiden sebelumnya telah merenggut nyawa banyak orang akibat arus balik yang kuat. Meskipun telah dilakukan berbagai langkah pencegahan, seperti penempatan rambu-rambu peringatan dan pengawasan rutin oleh tim SAR, masih banyak pengunjung yang mengabaikan peringatan tersebut. Selain itu, rendahnya pemahaman tentang bahaya arus rip dan kurangnya kesadaran terhadap kondisi pantai semakin meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan.
Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan upaya edukasi dan sosialisasi tentang bahaya yang ada di pantai selatan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
"Sebenarnya, kami juga cukup kesulitan akan karakter Pantai Selatan yang disamakan dengan pantai - pantai lain. Belum lagi, minim petugas yang tidak bisa menempati setiap meter," tambahnya.
Mengapa pantai selatan Yogyakarta berbahaya untuk berenang?
Pantai selatan Yogyakarta terkenal dengan arus balik (rip current) yang sangat kuat serta kedalaman palung laut yang signifikan. Kondisi ini menjadikan pantai tersebut memiliki risiko tinggi bagi para perenang yang ingin menikmati aktivitas di laut.
Apa itu rip current?
Arus rip current adalah fenomena yang sangat berbahaya, di mana arus yang kuat mengalir dari pantai menuju lautan. Fenomena ini dapat menarik perenang ke arah tengah laut dengan kecepatan yang mengkhawatirkan, sehingga menimbulkan risiko besar bagi keselamatan mereka.
agaimana cara menghindari bahaya saat berwisata ke pantai selatan?
Pengunjung disarankan untuk selalu mengikuti petunjuk yang tertera pada rambu peringatan. Mematuhi rambu-rambu tersebut sangat penting demi keselamatan dan kenyamanan saat berwisata.