Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kurang sosialisasi, program perubahan trayek angkot di Bogor diundur

Kurang sosialisasi, program perubahan trayek angkot di Bogor diundur sopir angkot Bogor demo. ©2014 Merdeka.com/ilham

Merdeka.com - Program rerouting atau perubahan trayek dengan cara menghapus angkot di pusat kota kemudian diganti bus tiga perempat yang sedianya dimulai awal Februari kembali molor. Hal itu disebabkan Organisasi Angkutan Darat (Organda) memprotes dan mengancam aksi mogok massal.

Selain itu, tak adanya pemberitahuan maupun penjelasan lebih lanjut terkait rencana realisasi rerouting angkot yang dipersiapkan Selasa (24/01) lalu dan bakal diberlakukan pada awal bulan ini, diduga karena ketidaksiapan Pemkot Bogor. Bahkan tak sedikit sejumlah pengemudi angkot dengan layanan trayek yang kena dampak dari rerouting mengaku belum mengetahui secara pasti teknisnya.

"Saya sendiri bingung, nantinya trayek saya yang biasa melayani penumpang dengan rute Cimahpar-Ramayana (Bogor Trade Mall), kalau memang dilarang masuk pusat kota lewat mana dan bagaimana dengan tarifnya, jika lebih jauh dari rute awal," ungkap Asep Saepudin, sopir angkot 05 Cimahpar-Ramayana, Selasa (08/02).

Orang lain juga bertanya?

Hal senada diungkapkan M Opik, 45, sopir angkot trayek 07 Ciparigi-Warung Jambu-Ramayana. Menurutnya, hingga saat ini belum ada pemberitahuan, tapi sudah mendengar dan melihat langsung rute perubahan trayeknya melalui layanan pesan singkat atau boradcast whatsapp. "Tapi itu juga masih bingung. Sampai sekarang enggak tahu kenapa ternyata belum juga diberlakukan," ucapnya.

Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto bergeming saat dikonfirmasi sejumlah wartawan saat ditagih janjinya yang sesumbar segera merealisasikan dan siap melakukan rerouting angkot pada awal bulan ini, namun faktanya belum juga ada tanda-tanda penghapusan angkot pusat kota segera dihapus. "Saat ini kita fokus sosialisasi dulu," ujarnya, singkat.

Saat ditanya kembali sampai kapan sosialisasi tersebut dilakukan, bukankah ini sudah lewat dari awal bulan yang sesuai rencana bakal langsung diujicobakan rerouting tersebut. "Sampai maksimal," ketusnya.

Di tempat terpisah, Wakil Wali Kota Bogor Usmar Hariman mengakui alasan belum juga diterapkan rerouting angkot sesuai rencana dikarenakan masih banyak menyisakan polemik. "Selain itu masih minimnya koordinasi pihak Dishub (Dinas Perhubungan) dengan Organda Kota Bogor maka diundur hingga betul-betul siap," katanya, kemarin.

Bahkan pihaknya meminta Dishub Kota Bogor selaku Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menjadi leading sektor dari kebijakan rerouting angkot agar segera mengintensifkan koordinasi dan sosialisasi, sehingga saat diberlakukan tidak menimbulkan polemik berkepanjangan.

Menurut Usmar, melakukan koordinasi dan sinkronisasi merupakan acuan dasar sebelum membahas persoalan-persoalan yang bakal mencuat pasca diberlakukannya rerouting. "Ini kita belum bicara soal angkot-angkot yang masuk dari wilayah lain. Maka, yang paling penting adalah penguatan terhadap dasar regulasi. Sekarang harus digenjot," terang Usmar.

Tak hanya itu lanjut dia, selain berkoordinasi dan komunikasi intensif dengan instansi terkait, pihaknya menekankan tentang pentingnya mematangkan regulasi. "Maka selain diperlukannya kejelasan regulasi, dibutuhkan juga ketegasan dari aparat untuk menjalankan program tersebut," ungkapnya.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Organda Kota Bogor Mochamad Ischak AR mengungkapkan hingga saat ini bersikukuh menolak kebijakan tersebut dan mengancam mogok massal jika Pemkot Bogor tak juga melibatkan dalam pembahasan perubahan trayek yang berdampak pada tarif. "Kami ingin setiap awal penyusunan rute Kelompok Kerja Sub Unit (KKSU) dilibatkan. Itu sudah menjadi keharusan, Jadi kami tidak sepakat kalau rerouting langsung main launching saja," ujarnya.

Bahkan pihaknya sangat menyayangkan kebijakan besar terkait penataan transportasi di Kota Bogor ini juga belum ada koordinasi dengan para wakil rakyat. "Saya sempat mengadu ke DPRD, ternyata Pemkot sendiri belum ada koordinasi dengan DPRD. Yang jelas jika Pemkot tetap memaksakan untuk segera melaunching tak ada jalan lain selain melakukan mogok massal," terangnya. (mdk/ded)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Polemik Angkot Vs Biskita, Begini Solusi Tri Adhianto Atasi Masalah Transportasi di Bekasi
Polemik Angkot Vs Biskita, Begini Solusi Tri Adhianto Atasi Masalah Transportasi di Bekasi

Ratusan sopir angkot menggeruduk Gedung DPRD Kota Bekasi, pada Rabu (2/10).

Baca Selengkapnya
Kapolri Beberkan Kronologi Bentrok Warga dan Aparat di Pulau Rempang, Janji Proses Relokasi Dilakukan Persuasif
Kapolri Beberkan Kronologi Bentrok Warga dan Aparat di Pulau Rempang, Janji Proses Relokasi Dilakukan Persuasif

Ada komunikasi tidak berjalan baik antara aparat mengawal proses relokasi dengan warga yang menolak pembangunan Proyek Rempang Eco City.

Baca Selengkapnya
Viral Jalan Amblas di Olimo Jakarta Barat, Ini Pengalihan Tiga Rute TransJakarta
Viral Jalan Amblas di Olimo Jakarta Barat, Ini Pengalihan Tiga Rute TransJakarta

Viral video jalan amblas di lampu merah Olimo Jakarta Barat arah Kota

Baca Selengkapnya
Bike to Work Cabut Penghargaan Jakarta Kota Ramah Sepeda
Bike to Work Cabut Penghargaan Jakarta Kota Ramah Sepeda

Heru menilai jalur sepeda masih akan dievaluasi, walaupun tetap ada rencana penambahan.

Baca Selengkapnya
Kontroversi Heru Budi Selama Memimpin DKI
Kontroversi Heru Budi Selama Memimpin DKI

Heru Budi dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Pj Gubernur DKI pada 17 Oktober 2022.

Baca Selengkapnya
Ganjil-Genap di Jalan yang Dilalui LRT Jabodebek Belum Bisa Diterapkan, Dishub DKI Ungkap Alasannya
Ganjil-Genap di Jalan yang Dilalui LRT Jabodebek Belum Bisa Diterapkan, Dishub DKI Ungkap Alasannya

"Tentu jika kita lakukan analisis traffic tentu kurang ideal sehingga kita menunggu kapan tarif komersial mulai berlaku," kata Syafrin

Baca Selengkapnya
Pemprov DKI Pastikan Tak Terapkan Ganjil Genap 24 Jam
Pemprov DKI Pastikan Tak Terapkan Ganjil Genap 24 Jam

Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah menilai penerapan ganjil-genap 24 jam tidak efektif untuk menekan polusi udara di DKI.

Baca Selengkapnya
Terima Aduan Warga, Bima Arya 'Ngamuk' Langsung Terjun Ke Lapangan Tertibkan PKL yang Semrawut
Terima Aduan Warga, Bima Arya 'Ngamuk' Langsung Terjun Ke Lapangan Tertibkan PKL yang Semrawut

Wali Kota Bogor, Bima Arya turun langsung ke jalan untuk tertibkan PKL yang berjualan di jalan dan angkot ngetem sembarangan yang sebabkan kemacetan.

Baca Selengkapnya
Gara-Gara Ini Transportasi Umum di Indonesia Susah Berkembang
Gara-Gara Ini Transportasi Umum di Indonesia Susah Berkembang

Masalah sosial lebih mengemuka ketimbang persoalan teknis.

Baca Selengkapnya
Pengendara di Kota Batu Bunyikan Klakson Protes Penutupan Jalan karena Acara Balap Sepeda, Ini Fakta di Baliknya
Pengendara di Kota Batu Bunyikan Klakson Protes Penutupan Jalan karena Acara Balap Sepeda, Ini Fakta di Baliknya

Acara yang digelar oleh Polda Jatim ini menuai pro kontra

Baca Selengkapnya
Pramono Anung Temui Warga Jakarta, Dicurhati Sopir Truk Soal Maraknya Aksi Premanisme di Tanjung Priok
Pramono Anung Temui Warga Jakarta, Dicurhati Sopir Truk Soal Maraknya Aksi Premanisme di Tanjung Priok

Selain dicurhati sopir truk mengenai maraknya aksi premanisme, Pramono juga mengaku dikeluhkan masyarakat yang memiliki usaha UMKM katering.

Baca Selengkapnya
JakLingko Demo di Balai Kota, Heru Budi Minta Dishub Evaluasi Terkait Itungan Rupiah Per Kilometer Diterima Sopir
JakLingko Demo di Balai Kota, Heru Budi Minta Dishub Evaluasi Terkait Itungan Rupiah Per Kilometer Diterima Sopir

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan sudah mengomunikasikan tiga hal bersama manajemen TransJakarta dan perwakilan demonstran.

Baca Selengkapnya