Makna Idul Adha Sarat Nilai Kemanusiaan Berbagi Kebahagian, Bukan Pamer Hewan Kurban
Hari raya berkurban juga bukanlah ajang untuk saling pamer ukuran dan jumlah hewan yang dikurbankan.
Perayaan kurban juga sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian sosial.
Makna Idul Adha Sarat Nilai Kemanusiaan Berbagi Kebahagian, Bukan Pamer Hewan Kurban
Makna Idul Adha mengandung aspek kemanusiaan dan kepedulian terhadap sesama. Bukan sebatas penyembelihan hewan saja tetapi momentum untuk bahu-bahu dalam kebaikan dan menghalau yang tidak baik seperti radikalisme dan intoleransi. Ketua Umum Asosiasi Dai-Daiyah Indonesia (ADDAI), Syarif Hidayatullah mengatakan, perayaan kurban sebenarnya untuk menghayati kisah Nabi Ibrahim. Di masanya, Ibrahim diberi wahyu melalui mimpi untuk menyembelih putranya yang pada akhirnya diganti dengan seekor domba dan putra kesayangannya pun selamat.
Menurutnya, peristiwa turunnya perintah untuk berkurban pada Nabi Ibrahim menjadi panduan bagi generasi setelahnya dalam menunjukkan ketakwaan. Berkurban tidak semata-mata hanya menyembelih hewan tapi juga egoisme manusia itu sendiri.
"Melalui perayaan Idul Adha atau berkurban, kita harus bahu membahu dalam menegakkan atau melakukan hal-hal yang baik, dan menghalau semua yang tidak baik termasuk dalam hal ini adalah ideologi-ideologi yang merusak, yang mengajarkan kekerasan, tindakan radikal, intoleran dan lain sebagainya," kata Syarif, Rabu (19/6). Syarif mengungkapkan bahwa perayaan kurban juga sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian sosial. Hewan kurban yang telah disembelih bukanlah untuk dimakan sendiri, tapi untuk dibagikan kepada masyarakat sekitar.
"Konteks lain dari berkurban adalah untuk membagikan kebahagiaan kepada sesama manusia, dalam bentuk daging kurban. Tidak semua orang punya kesempatan yang sama untuk bisa makan daging kapanpun mereka inginkan," jelasnya.
Kurban Bukan Ajang Saling Pamer
Syarif berharap agar perayaan kurban tidak dimaknai sempit hanya sebagai ritual tahunan semata. Hari raya berkurban juga bukanlah ajang untuk saling pamer ukuran dan jumlah hewan yang dikurbankan.
Syarif menjelaskan, perayaan kurban bisa mempererat hubungan. Bentuk persaudaraan ini tidak lagi memandang agama, ataupun asal negaranya, tapi memaknainya dengan melihat bahwa siapapun dia juga sesama manusia.
"Seharusnya ada peningkatan pemahaman terhadap berkurban itu sendiri dari tahun ke tahun, sehingga tidak ada istilah ingin memamerkan kemampuan dalam membeli hewan kurban. Jangan lupa pula bahwa berkurban adalah ibadah yang sarat dengan aspek kepedulian sosial, dan selayaknya ada di atas kepentingan atau egoisme pribadi."
pungkas Syarif Hidayatullah.
merdekacom