Megawati sebut pihak yang tuding Jokowi diktator pengecut
Merdeka.com - Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri membela Presiden Joko Widodo yang telah menerbitkan Perppu Ormas. Megawati bahkan menyebut orang-orang yang menyebut Jokowi diktator adalah pengecut.
"Waktu kemarin saya bela Presiden, mungkin sudah baca di medsos, yang saya bilang Presiden dibilang diktator. Lalu buat apa ya termasuk saya susah-susah bikin Reformasi, sekarang dibilang diktator. Saya bilang orang itu pengecut," kata Megawati dalam pidatonya di Auditorium LIPI, lantai 2, Jl Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (15/8).
Megawati meminta bukti Jokowi adalah seorang diktator. Sebab, menurutnya, seorang presiden diperbolehkan membuat Perppu.
-
Siapa yang ditugaskan Jokowi untuk membujuk Megawati? 'Supaya enggak salah, ini ditugaskan untuk bertemu Ryaas Rasyid oleh Presiden Jokowi. Pak Ryaas Rasyid ditugaskan untuk membujuk Bu Mega, agar kepemimpinan PDI Perjuangan diserahkan kepada Pak Jokowi. Jadi, dalam rangka kendaraan politik untuk 21 tahun ke depan,' sebutnya.
-
Siapa yang menggugat Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI)
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Siapa yang membuat Presiden Jokowi gemas? Akhirnya, pertunjukan lucu Ameena sukses membuat semua orang terkesan, termasuk Presiden Jokowi yang menyaksikannya dari kursi utama.
-
Apa yang disampaikan Megawati kepada Prabowo? 'Bu Mega tadi menyampaikan salam hormat untuk Pak Prabowo dan Pak Prabowo juga menyampaikan salam hormat untuk Bu Mega,' kata Muzani.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
"Saya bicara di medsos bullying orang enggak jelas, tunjukkan sikap kamu bahwa bapak diktator (Presiden Jokowi). Enggak boleh Presiden bikin Perppu? Saya juga pernah Presiden, boleh. Kenapa enggak boleh," terang Megawati.
Dia mengatakan jika negara sudah dalam kondisi darurat dan genting seorang presiden tidak akan diam saja. Harus ada upaya yang dilakukan agar negara tidak darurat.
"Kalau negara dalam keadaan bahaya piye? Tanya tuh Pak Jenderal Agus, Kita suruh diam aja pak? Jangan ketawa loh pak. Saya tanya gitu, mau didiami? Musuh masuk, oke nyerah lagi, buat apa pengorbanan sekian banyak pendahulu-pendahulu, founding fathers kita," terang Megawati.
"Apa begitu riwayatnya kini Indonesia raya yang kita cintai? Kalau saya ya bela mati-matian. Konstitusional seorang Presiden tuh buat perpres, perppu, boleh. Kenapa, karena itu membungkam aspirasi gitu? Kalau aspirasi yang benar enggak benar piye? Bagaimana ya mau mengubah konstitusi kita. Amerika aja, declaration of independent sekitar 200 tahun," lanjut Mega.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi buka suara soal Ketum PDIP Megawati sebut penguasa saat ini seperti orde baru
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi enggan menanggapi sindiran Megawati.
Baca SelengkapnyaKetua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo membela Megawati Soekarnoputri usai menyebut penguasa hari ini seperti zaman orde baru
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan pihak yang ingin mengambilalih PDIP adalah Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaMegawati Soekarnoputri yang menyinggung penguasa bertindak seperti rezim orde baru.
Baca SelengkapnyaBelum lama ini kembali viral video ucapan Ketum PDIP Megawati tentang penghinaan terhadap Jokowi.
Baca SelengkapnyaKetum PDIP Megawati Soekarnoputri berulang kali menyebut Presiden Jokowi sebagai petugas partai.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Megawati Soekarnoputri meradang ketika kembali menyinggung kecurangan pemilu yang terstruktur, sistematis dan masif (TSM).
Baca SelengkapnyaMegawati menyindir Puan Maharani, putrinya sekaligus ketua PDIP, sebagai sosok yang lebih cengeng.
Baca SelengkapnyaDalam arahannya, Megawati dua kali menyebut nama Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengaku pernah berbicara dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca SelengkapnyaMegawati merasa jengkel dengan para penguasa yang bertindak seperti zaman orde baru.
Baca Selengkapnya