Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mereka yang setengah merdeka

Mereka yang setengah merdeka warga bukit duri. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Wajah warga mereka mulai menitik peluh. Panas terik matahari yang menyengat seolah tak mengalahkan semangat untuk mengambil bagian dalam perayaan HUT RI ke-71, Rabu (17/8). Lagu-lagu kebangsaan bergumam kecil dari mulut mereka.

Begitulah potret awal antusiasme puluhan kepala keluarga RT 08 RW 12 Bukit Duri, Jakarta Selatan pagi ini. Tengah hari sekira pukul 10.2 WIB, sambil menunggu kehadiran mantan Menko Maritim, Rizal Ramli mereka berlatih kecil untuk upacara bendera nanti.

Kehadiran Rizal sangat dinantikan. Mereka berharap sang mantan menteri itu nantinya menjadi mediator kepada Pemprov DKI Jakarta terkait rencana penggusuran.

Ketika Rizal Ramli datang bersama rombongan kecilnya, warga lantas mengerubunginya. Di depan Rizal, seorang warga lantas berteriak kecil, "Kita tidak digusur kan, Pak?" tanya mereka seolah berharap penuh kepada Rizal.

"Merdeka!" pekik Rizal menjawab pertanyaan itu.

"Kita tidak merdeka, Pak. Kita hanya setengah merdeka," jawab seorang perempuan di antara barisan yang siap mengikuti upacara.

Penggusuran ini merupakan bagian dari penataan kawasan di bantar Kali Ciliwung sepanjang Bukit Duri-Kampung Melayu, Jakarta Timur. Di sini, terdapat 400 KK dari tiga RW (10, 11 dan 12) mendapat imbauan Pemprov DKI untuk pindah ke Rusun Cipinang Besar Selatan (Cibesel).

Namun, sejauh ini mereka memilih bertahan di rumah-rumah sempit bersusun di sebelah Kali Ciliwung. Imbauan untuk pindah tidak dihiraukan sampai permintaan mereka dijawab oleh Pemprov DKI.

"Kami mau pindah asalkan rusun tidak disewa. Kita juga mau pindah kok asal Rusun Cibesel tidak disewa," kata Muklis, warga RT 03 RW 10 kepada merdeka.com.

Pemprov DKI mengeluarkan kebijakan tinggal gratis selama 6 bulan paruh pertama. Setelah itu, mereka dibebankan biaya Rp 300 untuk bulan berikutnya. Menurut dia, beban sewa Rp 300 per bulan juga memberatkan penderitaan mereka oleh penggusuran nanti.

"Kita orang kecil dan hanya pedagang biasa di sini. Kita sudah bertahun-tahun di sini dan bayar PBB," cerita Muklis.

Setelah upacara selesai, Rizal mengunjungi rumah-rumah yang akan digusur itu satu per satu. Kepada mereka, Rizal berjanji akan mencari cara lain agar penggusuran tidak dilakukan.

"Kita setuju penataan kawasan tapi masih ada cara lain, bukan dengan penggusuran. Kita sudah terima proposal bagaimana bisa menata kawasan, kita akan pelajari," jelas dia. (mdk/did)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Berjuang Demi Bertahan Hidup, Ini Kisah Pilu dari Kampung Miskin di Brebes
Berjuang Demi Bertahan Hidup, Ini Kisah Pilu dari Kampung Miskin di Brebes

Sehari-hari, mereka bekerja sebagai buruh tani. Penghasilan harian kecil kadang tak dapat sama sekali

Baca Selengkapnya