Misi Menghilangkan Stigma Negatif Gamers Tak Punya Masa Depan
Aldo yang juga youtuber ini mengungkapkan animo dari developer lokal untuk mempublikasikan game buatannya sangat besar.
Rivaldo alias Aldo sadar stigma negatif itu masih menjadi momok di Indonesia.
Misi Menghilangkan Stigma Negatif Gamers Tak Punya Masa Depan
Para gamers atau pemain games kerap dicap dengan stigma negatif, mulai dari pribadi yang egois hingga tak punya masa depan. Seiring perjalanan waktu, ekosistem games di Indonesia kian tumbuh besar bahkan salah satu cabang olahraga, seperti e-sports.Namun, masih banyak PR (pekerjaan rumah) yang mesti dihadapi para gamers, salah satunya stigma negatif yang menyebut tak menghasilkan cuan. Founder The Lazy Media, Rivaldo Sutanto aware terkait hal itu. Rivaldo alias Aldo sadar stigma negatif itu masih menjadi momok di Indonesia.
Sebagai upaya memberi pengertian kepada publik, Aldo bekerja sama dengan MahakaX untuk menggelar Gamers to Gamers Festival (G2G) yang akan digelar pada 9-10 Desember 2023 di Thamrin Nine Ballroom, Jakarta.
"Ini salah satu misinya (menghilangkan stigma negatif). Dalam event Gamers to Gamers Festival ini selain ada kejuaraan games tetapi ada developer games lokal yang akan mempublikasikan games buatan mereka," ujar Aldo.
Aldo yang juga youtuber ini mengungkapkan animo dari developer lokal untuk mempublikasikan game buatannya sangat besar. Namun sayang dari sekian banyak developer itu, kata Aldo, pihaknya hanya bisa menampung 23 developer saja.
"Banyak. Banyak banget developer lokal yang mau ikutan di G2G ini. Tetapi kami baru bisa menampung 23 developer saja. Karena di G2G, para peserta yang datang bisa langsung mencoba game yang dibuat oleh developer itu di masing-masing booth mereka,"
jelas Aldo.
Sementara itu, Creative Director Creativeintel MahakaX, Kenny Gunawan mengingat para gamers kerap dianggap orang aneh pada era 1990-an."Padahal nggak segitunya loh," kata dia.
Menurut Kenny, jenis games di Indonesia masih sangat minim. Dampaknya para gamers yang jago, memilih bekerja di developer luar negeri. Kini berbeda, industri games sudah sangat jauh berbeda ditambah dengan menjamurnya game developer lokal. Sementara itu, CEO MahakaX, Farash Farich menjelaskan game lokal kini sudah banyak, bahwa sisi kapabilitas dan kualitas itu sudah banyak yang mumpuni.
"Melalui event ini, kami ingin ambil bagian untuk support pertumbuhan itu, karena intellectual property (IP) itu nggak ada batasnya," ujarnya.