Momen Pendukung Anies Bertanya ke Mahfud MD, Berakhir Minta Foto Bareng
Suasana Tabrak Prof, acara calon wakil presiden nomor urut tiga Mahfud MD yang digelar di Provinsi Lampung, riuh
Momen Pendukung Anies Bertanya ke Mahfud MD, Berakhir Minta Foto Bareng
Suasana Tabrak Prof, acara calon wakil presiden nomor urut tiga Mahfud MD yang digelar di Provinsi Lampung, riuh ketika seorang mahasiswi bernama Arfah Hasanah atau yang akrab disapa Afa bertanya.
Dalam perkenalannya, Afa mengaku sebagai pendukung pasangan calon capres cawapres nomor urut satu, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Dia mengaku ngefans dengan Mahfud.
"Terus terang saya ngefans banget sama Prof. Saya mau jujur kalau saya itu pendukung paslon nomor satu," kata Afa disambut riuh peserta lain, Kamis (25/1).
Dia bertanya perihal aksi Kamisan di depan Istana. Aksi menuntut penyelesaian persoalan HAM masa lalu itu bukan hal baru, tapi setidaknya sudah berlangsung selama 17 tahun.
"Pertanyaan saya, apa yang akan Bapak lakukan ketika Bapak sudah menjadi wakil presiden. Keluarga-keluarga yang harus ditinggalkan yang terhadap aksi Kamisan tersebut?" tanya Afa kepada Mahfud.
Menjawab pertanyaan itu, Mahfud memulai dengan penjelasan bahwa aksi Kamisan telah dilakukan bertahun-tahun oleh keluarga korban peristiwa Mei 98, yang menuntut pemerintah untuk menuntaskan persoalan itu.
"Kasus itu menurut Komnas HAM itu adalah pelanggaran HAM berat," kata Mahfud.
Dari pembagian penyelesaian perkara, sisa 12 yang masih membutuhkan bukti-bukti kuat. "Bukti-buktinya tidak cukup, sehingga ketika diajukan ke pengadilan, oleh pengadilan ditolak terus," lanjutnya.
Mahfud melanjutkan, sudah 34 orang yang diajukan ke pengadilan dalam pelanggaran HAM, namun oleh Mahkamah Agung dibebaskan karena pembuktiannya sangat sulit.
"Dan memang menegakkan hukum itu harus dengan bukti tidak boleh dengan asumsi-asumsi," terang Mahfud.
Mahfud melanjutkan, pemerintah saat ini tidak tinggal diam. Yang sudah dilakukan adalah pemulihan hak-hak korban.
"Saya kemudian sampaikan ke dunia internasional, sehingga sesudah puluhan tahun Komisi HAM PBB di Jenewa itu tidak pernah memuji Indonesia, baru sekarang PBB memuji Indonesia di dalam penyelesaian kasus HAM berat khusus untuk korban lalu," ucap Mahfud.
Kemudian pemerintah berkoordinasi dengan DPR untuk menyelesaikan secara tuntas pelanggaran-pelanggaran HAM berat masa lalu.
Di akhir penjelasan, Mahfud kemudian menyampaikan kepada Afa bahwa dirinya tidak memaksa untuk dipilih.
"Pilih yang benar agar negara ini menjadi lebih baik. Tapi kalau saya dianggap benar di dalam program ini, ya terima kasih pilihlah saya," pungkas Mahfud.
Usai mendengarkan pemaparan Mahfud, Afa lantas foto bersama Mahfud disambut riuh para penonton acara.