Museum SBY-Ani Diresmikan, Ibas Terharu Kenang Pesan-Pesan Menyentuh Ini dari SBY dan Ani
Ibas menyampaikan, Museum dan Galeri SBY-ANI merupakan wujud hadiah dari SBY kepada seluruh masyarakat.
Ibas menyampaikan, Museum dan Galeri SBY-ANI merupakan wujud hadiah dari SBY kepada seluruh masyarakat.
Museum SBY-Ani Diresmikan, Ibas Terharu Kenang Pesan-Pesan Menyentuh Ini dari SBY dan Ani
Putra kedua Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono menghadiri Peresmian Museum dan Galeri Seni SBY-ANI pada Kamis (17/8) malam.
Pria yang kerap disapa Ibas ini hadir bersama sang istri, Siti Ruby Aliya Rajasa Yudhoyono, dan keempat anaknya, Airlangga, Sakti, Gayatri, serta Alisha.
Kekaguman dan kebanggaan terpancar dari wajah Ibas. Museum yang terletak di Jalan Teluk Tembora, Kelurahan Sidoharjo, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur ini merupakan museum kepresidenan pertama di Asia.
Museum dan Galeri SBY-ANI berdiri di tengah kota kecil. Museum itu tampak megah menyimpan sejuta kisah perjalanan karier dan karya Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono.
"Ini merupakan momen yang penting dalam kita mengapresiasi dan melestarikan kekayaan ilmu, seni, dan budaya Indonesia, serta mengenang perjalanan, karya, jasa, dan kontribusi ayahanda kita, Bapak Prof Dr H. Susilo Bambang Yudhoyono, Pak SBY, Presiden RI kita yang ke-6 dan almarhumah Ibu Ani Kristiani Herawati dalam memajukan negeri ini,” ujar Ibas dalam keterangannya, Jumat (18/8)
Kenang Pesan Menyentuh dari SBY-Ani
Ibas menyampaikan, Museum dan Galeri SBY-ANI merupakan wujud hadiah dari SBY kepada seluruh masyarakat. Sebagai wakil rakyat, dia mendukung penuh pengembangan ilmu, karya, dan pelestarian seni dan budaya Indonesia. Bagi Ibas, ilmu merupakan cerminan kemajuan dan seni merupakan cerminan dari jiwa dan identitas bangsa Indonesia.
"Satu hal yang saya ingat dari Pak SBY dan almarhumah Ibu Ani, beliau selalu mendorong anak-anaknya, para generasi muda untuk selalu belajar dan berproses, serta melakukan yang terbaik dalam kehidupan ini. Mereka mengatakan, ‘hidup adalah seperti universitas yang abadi,’ tidak ada jalan yang lunak menuju keberhasilan dan cita-cita besar,” terang Ibas.
Anggota Komisi VI DPR RI ini berharap Museum dan Galeri Seni SBY-ANI dapat memberikan manfaat bagi seluruh pihak, tidak terbatas hanya warga Kabupaten Pacitan saja.
"Saya senang sekali dan mendukung penuh keberadaan museum yang dibangun bukan hanya di kota-kota besar. Meskipun Museum dan Galeri Seni SBY-ANI berada di kabupaten kecil di Indonesia, tapi ini akan menjadi mahakarya indah dari Kota 1.001 gua yang penuh pesona,"
harap Ibas.
Lebih lanjut, Ibas mengajak masyarakat untuk menjadikan momentum pembukaan museum ini sebagai awal dan perjalanan yang panjang dalam menyatukan masa lalu, masa kini, dan masa depan. "Semoga museum ini terus abadi, menjadi ruang terbuka untuk umum. Sehingga siapa saja, teman-teman kita, saudara-saudara kita, keluarga kita dari Pacitan di seluruh tanah air dapat memilikinya, bisa menikmatinya. Menjadi tempat inspirasi bagi pengunjung dari segala lapisan di Indonesia. Menjadi tempat bertukar gagasan dan memperkuat ide demi masa depan yang lebih baik, maju, sejahtera, dan berkeadilan sosial," kata Ibas.SBY menjelaskan museum dan galeri ini berisi koleksi benda seni miliknya serta mendiang istri, Ani Yudhoyono, yang berasal dari karya terbaik seniman Indonesia dan seniman mancanegara. Selain itu, di dalam museum juga terdapat hasil karya lukisannya dan karya fotografi Ani.
"Di balik itu ada satu tujuan besar, Indonesia yang kita cintai ini harus terus menerus disiram dengan keteduhan dan keindahan. Dunia estetika harus hadir mendampingi logika dan etika,"
ujar SBY.
SBY mengatakan, museum dan galeri ini juga merupakan rekaman sejarah saat dia memimpin Indonesia selama 10 tahun, yaitu sejak 2004 hingga 2014.
Menurutnya, museum ini sekaligus bentuk pertanggungjawaban kepada negara dan rakyat.
"Museum ini adalah rekaman sekaligus narasi bagaimana dulu kita mengemban amanah rakyat mulai 20 Oktober 2004 hingga 20 Oktober 2014. Ini semua hakikatnya juga pertanggungjawaban moral kita kepada rakyat Indonesia. Untuk para sahabat, serahkanlah pada sejarah, pada rakyat, let the history and the people of Indonesia judge what we have done to this beloved country," katanya.