NU tak terima dicap sebagai pembantai PKI
Merdeka.com - Selain sebagai sikap tegas Nahdlatul Ulama (NU) buku putih "Benturan NU-PKI 1948-1965" dianggap sebagai bentuk rekonsiliasi antara korban dari Partai Komunis Indonesia dan NU. Selain itu buku itu juga dianggap untuk klarifikasi dua peristiwa 1948 dan 1965 versi Nahdlatul Ulama.
Hal itu dikatakan Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) As'ad Said Ali di Gedung PBNU, Kramat Raya, Senin (9/12) dalam peluncuran buku itu. Menurut As'ad telah terjadi rekonsiliasi yang alami antara keturunan korban.
"Buku putih ini juga menunjukkan bahwa proses rekonsiliasi telah terjadi secara alami. Buku ini juga banyak mengungkapkan fakta mengenai kebesaran hati para kiai NU dengan merawat, membesarkan dan mendidik anak-anak korban serangkaian konflik horizontal yang telah terjadi," kata As'ad.
-
Kenapa NU dan Muhammadiyah punya pandangan berbeda? Perbedaan orientasi keagamaan NU dan Muhammadiyah bisa dilacak berdasarkan proses polarisasi pemikiran dan pengalaman pendidikan dua tokoh utama pendiri organisasi tersebut, yaitu KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy‟ari. Keduanya merupakan representasi ulama nusantara yang hidup pada abad ke 19 dan ke 20.
-
Apa perbedaan utama NU dan Muhammadiyah? NU merupakan organisasi yang menganut paham Islam Sunni yang mengikuti tradisi keagamaan yang telah ada sejak masa kolonial. Mereka menghargai dan menghormati tradisi-tradisi keagamaan seperti tahlil, doa arwah, dan ziarah kubur. Di sisi lain, Muhammadiyah memiliki pandangan yang lebih puritan dan lebih menekankan pada ibadah yang benar dan tegas dalam kerangka yang sederhana, dengan menekankan pentingnya pemahaman ajaran agama yang murni.
-
Kenapa NU didirikan? Organisasi Islam yang didirikan di Surabaya ini bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi.
-
Siapa yang mendirikan NU dan Muhammadiyah? NU atau Nahdlatul Ulama, didirikan oleh ulama Ahlussunnah wal Jamaah di Surabaya pada 31 Januari 1926. Sementara itu, Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada 18 November 1912.
-
Kapan NU dan Muhammadiyah didirikan? NU atau Nahdlatul Ulama, didirikan oleh ulama Ahlussunnah wal Jamaah di Surabaya pada 31 Januari 1926. Sementara itu, Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada 18 November 1912.
Sedangkan anggota tim riset buku Abdul Mun'im mengatakan munculnya buku itu karena provokasi dari media di Indonesia dan tuduhan terhadap lembaga internasional terhadap NU sebagai pelaku. Dia mengaku sudah ada rekonsiliasi yang alami di antara korban.
"Ketika terjadi provokasi media, termasuk lembaga amnesti internasional, NU disebut sebagai pelaku. Kalau tidak ada desakan hal itu, kita tidak bisa diam. Sebenarnya hal ini sudah ada rekonsiliasi di tingkat bawah," papar Mun'im.
Mun'im mengungkapkan, selama ini banyak yang menulis peristiwa tentang PKI yang ditulis dengan sepenggal-penggal. Bahkan dia menyebut majalah Tempo yang juga menuliskan tentang PKI dianggap sepotong-potong.
"Jangan menulis tentang PKI secara sepenggal-penggal. Jangan seperti Tempo, kami sudah protes hal itu. Tapi mereka keras kepala. Sudut pandang mereka menjadikan PKI sebagai korban," terang Mun'im.
Sanggahan akan wacana PKI selama ini, menurut Mun'im bukan untuk balas dendam. Dia berkeyakinan peristiwa 1948 dan 1965 antar PKI dan NU sebagai bentuk konflik horizontal dan mengklaim proses rekonsiliasi alami antara dua korban sudah berlangsung.
Dengan alasan itu, Mun'im mengungkapkan NU tidak perlu minta maaf. Menurutnya yang ada saat ini saling memaafkan antara dua belah pihak.
"Konflik itu horizontal, jadi tidak perlu minta maaf dan itu sudah rekonsiliasi. Cara satu-satunya adalah dengan rekonsiliasi dan itu sudah terjadi dengan alami. Kita luncurkan buku ini tidak untuk balas dendam, tapi untuk saling memaafkan, itu sudah terjadi dan itu akan kita lanjutkan," papar Mun'im.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Yahya menegaskanPKB tidak bisa mengklaim atau menyalahkan apapun hasil keputusan NU. Sebab internal NU dan PKB adalah dua organisasi berbeda.
Baca SelengkapnyaCak Imin juga setuju dengan pernyataan Gus Yahya pengurus PBNU tidak boleh mengatasnamakan organisasi dipimpinnya secara politik.
Baca SelengkapnyaGus Yahya mengakui hubungan PBNU dan PKB memang tidak erat. Alasannya, PBNU menganggap semua kelompok sama.
Baca SelengkapnyaMa'ruf Amin tidak lagi menjadi penengah. Karena, menurutnya tidak ada lagi konflik antara PKB-PBNU.
Baca SelengkapnyaWapres meminta PKB dan PBNU seharusnya tidak berkonflik karena telah memiliki tugas yang berbeda.
Baca SelengkapnyaCak Imin mengatakan setuju dengan PBNU tidak boleh terlibat politik praktis seperti yang disampaikan Ketum PBNU Gus Yahya.
Baca SelengkapnyaPBNU merespons adanya muktamar luar biasa yang didengungkan oleh sejumlah pihak.
Baca SelengkapnyaMa’ruf Amin mengingatkan seharusnya kedua lembaga tidak boleh saling intervensi.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Umum DPP PKB Jazilul Fawaid mengatakan PKB dan PBNU adalah dua entitas berbeda yang tidak boleh saling intervensi.
Baca SelengkapnyaCak Imin menilai, pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf seperti tidak didengar.
Baca SelengkapnyaMenurut Ma’ruf, mendamaikan dua pihak yang berseteru merupakan perintah agama.
Baca SelengkapnyaPKB menyebut PBNU lah yang ahistoris. PBNU dianggap telah meninggalkan PKB.
Baca Selengkapnya