Tak Terima Disebut PBNU Ahistoris, PKB Ungkit Pernyataan Bukan Representasi NU di Pilpres 2024
PKB menyebut PBNU lah yang ahistoris. PBNU dianggap telah meninggalkan PKB.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tengah membahas pembentukan panitia khusus (pansus) Tim Lima untuk mengembalikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ke NU. Rencana pembentukan tim itu usai PBNU menilai sikap elite PKB ahistoris.
Menanggapi hal itu, Wakil Bendahara Umum (Wabendum) PKB Bambang Susanto mengatakan, PBNU lah yang ahistoris. PBNU dianggap telah meninggalkan PKB.
"Justru PBNU yang ahistoris karena meninggalkan PKB, seperti pernyataan-pernyataannya pada saat pemilu lalu yang menyatakan PKB bukan representasi NU, PKB tidak boleh menarik-narik NU untuk pemilu dan sebagainya," kata Bambang saat dihubungi merdeka.com, Rabu (30/7).
Menurutnya, saat partai yang dipimpin Muhaimin Iskandar alias Cak Imin ini menang secara signifikan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. PBNU disebutnya ingin ikut mengurusi PKB.
"Sekarang ketika PKB sudah menang signifkan kok mau cawe-cawe ngurusi PKB, urusin aja pekerjaan PBNU yang masih banyak terbengkelai," ujarnya.
"PKB saat ini lebih memilih konsentrasi untuk mensukseskan dan memenangkan pilkada di seluruh Indonesia," sambungnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBNU Gus Saifullah Yusuf alias Gus Ipul menuturkan, saat ini pihaknya sedang mendiskusikan pembentukan pansus guna mengembalikan PKB ke NU.
"Pansus itu bakal disebut sebagai Tim Lima yang bekerja untuk meluruskan sejarah PKB," terang Gus Ipul, Jumat (26/7/2024).
Wali Kota Pasuruan itu menegaskan bahwa pemilik sah partai politik yang dipimpin Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar itu adalah NU.
"Langkah ini (membentuk Tim Lima) setelah melihat pernyataan elite PKB yang ahistoris. Ada tanda-tanda mereka akan membawa lari dari sejarah berdirinya PKB," ungkap mantan Wakil Gubernur Jawa Timur periode 2009-2019 itu.
PBNU Sebut PKB Bukan Representasi NU
Pada 7 Agustus 2023, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menegaskan PKB bukan representasi NU. Pria yang akrab Gus Yahya ini mengatakan, berdasarkan Muktamar NU memutuskan memberi jarak dengan politik praktis.
"Enggak ada, enggak ada (PKB representasi NU). NU ini sudah keputusan Muktamar untuk mengambil jarak dari politik praktis, jadi semuanya sama saja," kata Gus Yahya.
Dia mengakui, PKB lahir dari tokoh-tokoh PBNU. Namun, posisi PBNU kala itu hanya sebagai fasilitator.