Pagi sekolah, malam melayani pria hidung belang
Merdeka.com - Sepintas, tidak ada perbedaan yang mencolok dari penampilan Y, perempuan berusia 16 tahun yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Yang membedakan Y dengan teman sebayanya adalah, warga Desa Saradan, Kabupaten Subang, Jawa Barat itu telah mampu menghidupi kedua orangtuanya dan seorang adiknya yang masih berusia 10 bulan.
Namun jangan bayangkan pekerjaan yang digeluti anak ketiga dari empat bersaudara itu halal. Di usianya yang belum genap 17 tahun, Y memutuskan mencari penghasilan sebagai seorang pekerja seks komersial.
Meski berprofesi sebagai PSK, Y masih tetap bersekolah. Praktik sebagai wanita pemuas nafsu dijalaninya malam usai sekolah.
-
Kenapa anak ini harus kerja? Di usianya masih masih belia, RA yang duduk di kelas 6 Sekolah Dasar (SD) ini harus merasakan kerasnya hidup. Ia harus menjadi tulang punggung keluarga dan merawat orang tuanya.
-
Dimana anak ini bekerja? Tiga anak berdiri di persimpangan sudut Jalan Taman Siswa, Yogyakarta.
-
Apa profesi perempuan tersebut? Perempuan tersebut terlihat sedang menjamu tamunya dengan sangat baik.Mereka kemudian berbincang panjang dan menjelaskan masing-masing latar belakangnya. Perempuan pemilik warung sekaligus tukang pijat itu pun akhirnya mengaku bahwa ia bekerja di bidang tersebut karena terpaksa.
-
Apa pekerjaan anak ini? Di usianya masih masih belia, RA yang duduk di kelas 6 Sekolah Dasar (SD) ini harus merasakan kerasnya hidup. Ia harus menjadi tulang punggung keluarga dan merawat orang tuanya.
-
Di mana siswa PKL bekerja? Praktik kerja lapangan, atau biasa disebut dengan PKL, adalah salah satu bentuk kegiatan di mana para siswa ditempatkan langsung di lingkungan kerja.
-
Siapa yang tidak cocok tidur siang? Bagi sebagian orang, tidur siang mungkin bukan pilihan yang tepat. Bahkan mereka tak butuh tidur siang sama sekali.
Dalam menjalani pekerjaannya, Y mengaku tidak sampai terlalu malam. Hal ini karena ia tidak mau terlihat lelah saat sekolah esok pagi.
"Ayo Aa, mau jadinya gimana atuh, keburu ngantuk," katanya dengan centil saat ditemui merdeka.com, beberapa waktu yang lalu.
Y menuturkan, ia bukan satu-satunya pelajar yang menjadi PSK di Subang. Puluhan temannya juga berprofesi sebagai pemuas nafsu. Pagi ke sekolah, siang hari usai sekolah mereka mulai beroperasi menunggu panggilan mucikari untuk melayani lelaki pemburu syahwat.
Y merupakan satu dari puluhan ABG yang berprofesi sebagai PSK di Kampung Saradan, Pagaden, Subang, Jawa Barat. Himpitan ekonomi menjadi salah satu faktor yang membuat remaja-remaja tersebut memilih terjun ke bisnis esek-esek, salah satunya seperti yang dilakukan Y.
Kepada merdeka.com, Y mengaku ia bukan orang pertama di keluarganya yang terjun ke dunia prostitusi. Kedua kakaknya sudah lebih dulu menjalani praktik tersebut.
Meski sudah berkecimpung di dunia prostitusi sejak usia dini, Y bermimpi suatu saat, ia bisa berhenti dari pekerjaan yang sekarang dilakoninya. Ia juga ingin memiliki kehidupan normal, layaknya masyarakat lainnya.
"Pengenlah punya keluarga normal," katanya lirih.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jenderal bintang satu itu saat masih duduk di bangku sekolah dasar rupanya seringkali tiba sebelum kehadiran tukang kebun.
Baca Selengkapnya