Pendukung Jokowi dan Prabowo di Medan Gelar Aksi Damai di Lokasi Berdekatan
Merdeka.com - Massa pendukung dua pasangan Capres-Cawapres berunjuk rasa di Medan, Jumat (22/2). Meski berbeda kubu, aksi tetap berlangsung damai.
Seratusan orang mendeklarasikan dukungannya untuk pasangan nomor urut 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin, di Jalan Brigjen Katamso, depan Istana Maimun. Sekitar 100 meter dari lokasi itu, tepatnya di samping Masjid Raya Al Mashun, ratusan pendukung pasangan nomor 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, juga menggelar unjuk rasa. Kedua aksi berlangsung tertib sejak awal hingga membubarkan diri.
Pendukung pasangan nomor urut 02, yang merupakan massa gabungan ormas Islam Sumatera utara memulai aksinya seusai salat Jumat. Dalam aksi yang disebut Apel Siaga Melawan Kriminalisasi dan Kecurangan Pemilu itu, massa menggelar mimbar bebas. Sejumlah orator ditampilkan, seperti Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Ahmad Sobri Lubis, anggota DPR RI, Raden Muhammad Syafii, anggota DPD RI Dedi Iskandar Batubara, dan para pimpinan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI–Sumatera Utara.
-
Bagaimana efek persatuan Jokowi dan Prabowo? “Efek persatuan mereka itu luar biasa, telah melahirkan kebijakan-kebijakan yang akan menjadi game changer, perubahan yang punya efek dahsyat pada perekonomian dan masyarakat secara umum,“ sambungnya.
-
Siapa yang mendampingi Jokowi saat mencoblos? Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana mencoblos capres-cawapres, caleg DPR RI, DPD RI, dan DPRD Kota Jakarta.
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilkada? Prabowo tak mempermasalahkan jika rekan satu koalisi harus bersebrangan saat Pilkada.
-
Bagaimana Prabowo dan Megawati saling menyampaikan salam? Bahkan, kata dia, Megawati menyampaikan salam kepada Prabowo dan juga sebaliknya, Prabowo menitipkan salam hormat untuk Megawati.
-
Siapa yang membuka peluang bersatu di putaran kedua pilpres 2024? Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Anies Baswedan membuka wacana bersatu di putaran kedua pilpres 2024.
-
Kenapa relawan Jokowi dukung Prabowo? “Kalo Jokowi mendukung Prabowo seandainya betul-betul mendukung Prabowo ya tentu akan diikuti oleh relawan-relawannya,“ Ujang Komarudin mengungkapkan, saat ini pun sudah ada beberapa relawan Jokowi yang pindah haluan untuk mendukung menteri pertahanan itu.
Dalam aksi itu, massa membacakan Ikrar Kesiapsiagaan Pemilu Damai. Peserta aksi menyatakan siap mengawal pelaksanaan Pemilu 2019 agar terlaksana dengan langsung, umum, bebas dan rahasia (Luber), serta jujur dan adil. Dalam ikrarnya, mereka juga mengingatkan agar aparat negara tidak melewati garis batas netralitas serta tidak menjadi corong kampanye.
"Kita ingin memastikan Pemilu 2019 benar-benar pesta demokrasi, untuk secara konstitusional memilih pemimpin, karena 17 April ini adalah momen rakyat Indonesia. Apakah melanjutkan kepemimpinan yang ada, meneruskan anggota legislatif yang ada, atau menukarnya dengan yang baru," kata Raden Muhammad Syafii, pimpinan aksi.
Dia berharap aparat harus bertindak netral. Tidak boleh ada tindakan intimidasi dan pengancaman terkait Pemilu 2019. “Informasi seperti itu sudah banyak kepada kami. Indikasi bahwa aparat negara sudah melanggar batas netralitas. Mereka bahkan menjadi corong, untuk kepentingan-kepentingan rezim penguasa, seperti alat politik, tidak lagi seperti aparat negara yang berpihak kepada kepentingan rakyat,” lanjutnya.
Selama aksi berlangsung, para orator tidak menyebut atau menyatakan dukungan kepada salah satu pasangan capres. Namun massa membawa dan menampilkan simbol-simbol yang mengarah pada pasangan nomor urut 02. Mereka mengangkat simbol dua jari dan menandatangani spanduk bergambar Prabowo-Sandi.
Sementara ratusan massa lainnya menggelar deklarasi mendukung capres nomor urut 01 di depan Istana Maimun menggelar mimbar bebas di ujung Jalan Mesjid Raya. Dalam orasinya, pimpinan aksi menyatakan mendukung pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin akan melanjutkan pembangunan yang telah berjalan. Mereka yakin Jokowi dapat menyejahterakan rakyat.
"Hari ini kami dari mahasiswa Sumatera Utara dari berbagai daerah dan kampus Kota Medan mendeklarasikan capres 01," kata Abdul Rajak, pimpinan aksi.
Rajak menyatakan, massa datang dari berbagai daerah di Sumut dan kampus yang ada di Kota Medan, seperti UMN Al Washliyah Kota Medan, Universitas Dharmawangsa, Unimed, dan UIN Sumut.
Massa di barisan depan didominasi ibu-ibu. Mereka berulang kali meneriakkan yel-tel dukungan untuk Jokowi-Ma’ruf.
Abdul Rajak menolak aksinya disebut tandingan massa di kawasan Masjid Raya. "Ini sebagai hal yang biasa sebagai hak demokrasi," ungkapnya.
Meski unjuk rasa berlangsung tak begitu jauh, namun aksi itu berlangsung tertib. Kedua kelompok kemudian bergerak dari lokasi. Massa pendukung Jokowi-Ma’ruf melakukan pawai menuju Bundaran Majestik, Jalan Gatot Subroto, Medan, sedangkan massa pendukung Prabowo-Sandi membubarkan diri ke rumah masing-masing.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Massa menolak Pemilu curang sampai menerobos barikade polisi.
Baca SelengkapnyaLemparan batu, botol, dan benda lainnya sempat mewarnai kericuhan tersebut.
Baca SelengkapnyaKedua kubu awalnya hanya saling beradu argumen, namun situasi kian panas hingga diwarnai lemparan batu dan botol air mineral.
Baca SelengkapnyaAksi demo di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Rabu (27/3/2024) berlangsung ricuh. Dua kubu massa saling melempar batu dan botol air.
Baca SelengkapnyaDua jenderal TNI-Polri ikut amankan aksi demonstrasi di depan kantor KPU RI, Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaAksi ini sebagai bentuk untuk mendeklarasikan kampanye damai Pemilu tahun 2024 untuk menandai dimulainya masa kampanye pada 28 November.
Baca SelengkapnyaMassa mendorong hak angket DPR terkait hasil sementara penghitungan suara Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaPrabowo mengaku jengkel dengan isu keretakan hubungannya dengan Jokowi.
Baca SelengkapnyaSituasi makin panas karena pendemo merangsek maju berhadapan dengan polisi.
Baca SelengkapnyaPrabowo memberi hormat ke Jokowi di Rapimnas Partai Gerindra.
Baca SelengkapnyaSelain itu juga ada Melaniy Ricardo, Tarra Budiman juga Chand Calvin
Baca SelengkapnyaHal ini lantaran Parlemen yang membatalkan pengesahan Revisi Undang-Undang (RUU) Pemilu atau Pilkada.
Baca Selengkapnya