Pidato Bung Karno: Saya cinta sekali pada NU
Merdeka.com - "Saya Cinta Sekali pada NU" itu merupakan judul pidato Presiden RI Pertama Soekarno saat membuka Muktamar ke-23 Nahdlatul Ulama (NU) di Solo, Jawa Tengah, pada 1962. Rupanya judul pidato Bung Karno itu masih terngiang bagi sebagian tokoh NU.
Seperti disampaikan Wakil Gubernur Jawa Timur, Syaifullah Yusuf, yang juga ketua panitia Muktamar ke-33 NU di Jombang, Jawa Timur. Dia menegaskan sejak awal kemerdekaan, sikap NU amat jelas dalam mendukung pemerintah.
"Maka kemudian Muktamar NU di Solo, Bung Karno menyampaikan pidato berjudul 'saya cinta sekali pada NU'," kata wakil gubernur yang akrab disapa Gus Ipul itu.
-
Kapan contoh pembukaan pidato ini diulas? Melansir dari berbagai sumber, Kamis (29/5), berikut merdeka.com ulas mengenai 7 contoh pembukaan pidato bahasa Jawa singkat dan mudah dimengerti para pendengar.
-
Kapan sambutan ini disampaikan? Dimana, keduanya sudah sah menjadi suami istri dengan ijab qabul nya dilakukan tadi.
-
Apa isi dari pantun pembuka pidato? Kalimat yang disusun sebanyak empat baris tersebut sering kali bersifat jenaka namun mengandung pesan penting.
-
Bagaimana sambutan ini disampaikan? Selanjutnya, karena anak kami juga orang yang belum berpengalaman dalam membangun rumah tangga serta hidup bermasyarakat, mohon agar dibimbing dan diarahkan.
-
Apa yang penting dari pembukaan pidato? Pembukaan pidato rasanya menjadi bagian yang penting untuk diperhatikan. Sebab pada bagian ini menentukan perhatian para pendengar saat Anda menyampaikan pidato di hadapan banyak orang.
-
Siapa yang membacakan ikrar setia ke NKRI? Dikutip lewat video akun instagram @bangranistones, Munarman terlihat memakai celana hitam dan baju koko putih dengan peci yang dililitkan bendera merah putih. Turut membacakan ikrar setia kepada NKRI.
Dalam buku 'Soekarno dan NU' dijelaskan NU memang selalu membela pemerintah. Hal ini antara lain bisa dilihat dari Muktamar Ke-20 NU di Surabaya, 8-13 September 1954, yang memutuskan Presiden Soekarno sebagai waliy al-amri al-dlaruri bi al-syawkah atau pemegang pemerintahan dengan kekuasaan penuh.
Dalam buku itu juga dijelaskan titik temu nasionalisme dijelaskan bahwa keputusan itu diambil sebagai antisipasi terhadap ancaman pemberontakan yang ingin menggulingkan Soekarno dan mengganti Pancasila sebagai dasar negara. Keputusan itu juga dilakukan untuk menyatukan para nahdliyin terkait sikap NU dalam mendukung pemerintahan Indonesia.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Muslimat NU yang selalu menjaga NKRI, merawat Pancasila yang selalu merawat persatuan," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaHarlah ke-25 PKB digelar di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaIr. Soekarno atau yang akrab disapa Bung Karno merupakan proklamator sekaligus presiden pertama Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi hadir mengenakan pakaian kemeja jas dipadu dengan sarung berwarna hijau
Baca Selengkapnya"Beliau menyampaikan kalau ke-NU-an Khofifah katanya asli," ujar Khofifah
Baca SelengkapnyaAcara puncak harlah PKB digelar di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah pada 23 Juli 2023.
Baca SelengkapnyaAcara bedah buku itu juga dihadiri Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut jika NU itu bintang 9. 9 Adalah representasi dari wali songo.
Baca SelengkapnyaBanyak kata-kata inspiratif dari tokoh nasional yang bisa memupuk rasa nasionalisme.
Baca SelengkapnyaPresiden terpilih RI Prabowo Subianto menyebut, bahwa ada yang selalu mengaku-ngaku bahwa Presiden pertama RI Bung Karno seolah hanya milik satu partai.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, sikap toleran dan moderat NU dalam beragama adalah inspirasi yang patut dicontoh oleh dunia internasional.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang kata-kata bijak Soekarno tentang perjuangan yang perlu Anda ketahui.
Baca Selengkapnya