Potret Terkini Stadion Kanjuruhan Usai Tragedi, Horor Dipenuhi Semak Belukar
Pascatragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 silam, Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang tidak pernah lagi digunakan
Pascatragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 silam, Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang tidak pernah lagi digunakan laga sepak bola atau kegiatan lain.
Potret Terkini Stadion Kanjuruhan Usai Tragedi, Horor Dipenuhi Semak Belukar
Laga Arema FC versus Persebaya Surabaya pada Oktober 2022 lalu berakhir dengan tragedi memilukan. Sebanyak 135 orang meninggal setelah terjadi kericuhan seusaipertandingan. Tragedi itu begitu membekas. Presiden RI, Joko Widodo saat itu juga memberikan perhatian dengan mendatangi lokasi. Jokowi mendorong dilakukan renovasi agar berstandart FIFA. Sejak peristiwa kelam dan demi kepentingan penyelidikan, pintu stadion tertutup bagi siapapun. Kecuali para pejabat dan politisi untuk kepentingan pengungkapan kasusnya.
Beberapa waktu lalu, viral video merekam kondisi Stadion Kanjuruhan kini.
Tak terawat, dipenuhi rumput tinggi. Tampak video diambil siang hari. Tetapi suasana terasa begitu sepi.
Kondisi Terkini Kanjuruhan
Merdeka.com coba melihat lebih dekat Stadion Kanjuruhan kini. Lewat lubang sela-sela Gate 2, terlihat ongokkan sampah di sana-sini. Semak dan rerumputan yang mulai meninggi menutupi seluruh sudut lapangan. Rumput lapangan bola yang dulunya hijau tidak lagi ada. Kini berubah semak belukar. Sebagian rerumputan juga tampak menguning karena kering akibat panas terik.
Lewat Gate 2 juga tampak, gawang putih dengan jaringnya di sisi barat masih berdiri di tempatnya. Tingginya gawang mulai bersaing dengan rumbukan tanaman semak. Sementara LCD papan skor terlihat berdiri di kejauhan dengan penopang kedua tiangnya. Kotak skor putih dibiarkan copot di bagian tertentu. Namun tulisan super besar 'Salam Satu Jiwa' masih jelas terlihat sepanjang Tribun Utara tampak cerah. Tulisan warna putih dengan lattar biru, merah dan abu-abu mendominasi wajah stadion. Seolah menegaskan, ada semangat kebersamaan para Aremania yang terus membara membela tim kesayangan mereka.
Sementara di antara rerumputan terlihat papan LED mengelilingi lapangan. Papan elektronik tersebut mulai tertutup semak.
Hanya terlihat layar warna hitam berjajar di antara rumput sepanjang keliling lapangan.
"Rumputnya sudah lebih tinggi dari paha saya. Kalau lihat dari lubang di pintu selatan juga jelas."
Kata Khoirul Abidin, warga Bululawang yang mengaku kerap bermain ke Stadion Kanjuruhan.
Khoirul menceritakan, sejak Tragedi Kanjuruhan memang tidak pernah ada kegiatan digelar di dalam stadion.
Sehingga semua pintu yang berjumlah 14 itu dalam kondisi tertutup atau tidak pernah dibuka.
Kecuali di pintu utama yang juga menjadi akses kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Malang.
Tampak sejumlah staf dengan pakaian ASN terlihat berlalu lalang di sekitar pintu utama yang selalu dijaga satpam.
Warga Muhammad Nahjib mengaku kerap nongkrong di area luar stadion. Menurutnya, masyarakat dan Aremania selama ini banyak berkegiatan di luar stadion.
"Masih banyak yang datang berdoa di Pintu 13. Kemarin juga keberangkatan Pak Midun dari sini, naik sepeda ke Jakarta," ungkapnya.
Sementara dari sejumlah dokumen yang diperoleh merdeka.com, menunjukkan bens yang bergeser lokasi.
Pergeseran tersebut diduga akibat rusuh dalam peristiwa Tragedi Kanjuruhan. Tampak juga kursi-kursi penonton VIP yang berdebu.
Stadion Kanjuruhan sendiri saat ini juga tengah dalam persiapan untuk renovasi. Sebagian pedangan di sekitar lokasi sudah mulai persiapan untuk dipindahkan di lokasi sementara.