Rapid Test di Jawa Barat: Dari 22.000 Warga, 300 Terindikasi Positif Corona
Merdeka.com - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyebut adanya klaster baru dalam penyebaran virus corona (Covid-19). Yakni di Kota Sukabumi. Temuan ini berdasarkan kajian sementara dari hasil rapid test yang sudah dilakukan pekan lalu.
Total pemeriksaan dengan sistem rapid test itu dilakukan terhadap 22.000 warga di Jawa Barat. Dilakukan secara door to door dan drive thru. Hasilnya, ada 300 orang yang dinyatakan positif terpapar virus corona.
Dia tidak merinci jumlahnya. Namun dari jumlah itu, urutan yang paling banyak ternyata berada di Kota Sukabumi, disusul Bekasi dan Depok.
-
Dimana kasus HIV terbanyak di Jawa Tengah? Dari ribuan kasus temuan HIV di Jateng itu, kasus terbanyak berada di Kota Semarang yang mencapai 331 kasus dengan penderita temuan paling banyak pada laki-laki.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Siapa yang ikut tes kesehatan? Pasangan bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur Daerah Khusus Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono tes kesehatan di RSUD Tarakan Jakarta, Sabtu (31/8).
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
"Paling besar di Kata Sukabumi terjadi hasil tes yang paling besar, lalu bekasi dan Depok. Sukabumi sudah diperintahkan untuk melakukan tindakan-tindakan (penanggulangan dan pencegahan)," kata dia di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Senin (30/3).
"Hasil rapid test, menemukan klaster baru di Sukabumi," tambahnya.
Meski demikian, 300 orang yang hasilnya positif terpapar virus corona tersebut belum akan diserahkan datanya kepada pemerintah pusat. Pihaknya masih akan melakukan tes kembali kepada mereka dengan pola real time polymerase chain reaction (RT-PCR) atau swab test.
"Mereka akan dites kedua menggunakan PCR atau Swab. Jadi, belum bisa dijadikan laporan ke pemerintah pusat," terangnya.
"Saya belum bisa memberikan data (angka secara detil). Karena baru akan disampaikan secara resmi kalau sudah ada test PCR. setelah itu kami akan sampaikan secara detil demografi (peta persebaran dan lain-lain)," lanjutnya.
Di luar dari itu, ia mengungkapkan bahwa data resmi sementara warga yang positif virus corona sebanyak 149 orang, lalu orang dalam pemantauan menyentuh angka lima ribu orang, sedangkan pasien dalam pengawasan berada di angka 600 orang. Jumlah itu tersebar di 27 Kota Kabupaten Jawa Barat.
Dia mengakui terjadi Lonjakan ODP karena banyak yang mudik dari daerah epicentrum. Karena itu Emil meminta mereka yang masuk kategori tersebut untuk melakukan karantina mandiri.
"Kalau tidak (karantina mandiri), polisi akan melakukan tindakan hukum karena membahayakan keselamatan masyarakat," ucap dia.
"(Pemprov Jabar) akan terus melakukan tes. Mudah-mudahan bisa (menjangkau) 100.000 orang (yang terlayani tes)," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini tercatat ada 300 warga yang terpapar covid dari sebelumnya 100 kasus.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaKasus cacar monyet di DKI Jakarta kembali mengalami peningkatan.
Baca Selengkapnya"Tiap tahun di dunia sekitar 1,3 juta orang meninggal atau dua setengah orang per menit meninggal di dunia," kata Budi
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaAni menambahkan untuk fasilitas kesehatan (faskes) di DKI Jakarta sangat mencukupi dan hingga saat ini semua dalam keadaan siaga 24 jam.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus tersebut tercatat pada 23 Agustus 2024 dengan dua orang diantaranya terkonfirmasi positif.
Baca SelengkapnyaLonjakan kasus Covid-19 terjadi di DIY. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY saat ini sudah tercatat 61 kasus positif Covid di provinsi itu.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaKemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.
Baca Selengkapnya