Revitalisasi Citarum, Kemenko PMK blusukan daerah langgan banjir Kabupaten Bandung
Merdeka.com - Kementerian Koordinator Bidang Kebudayaan dan Pembangunan Manusia (Kemenko PMK) mengupayakan penyiapan program lintas sektoral untuk mencapai target revitalisasi Sungai Citarum. Hal itu dilakukan setelah dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.
Salah satu aksi nyata yang dilakukan adalah Tim Kemenko PMK yang dipimpin oleh Asisten Deputi Pengurangan Risiko Bencana Kemenko PMK, Iwan Eka Setiawan melakukan blusukan selama dua hari untuk meninjau aksi nyata kelompok masyarakat di beberapa daerah di Bandung yang menjadi langganan banjir setiap tahunnya. Antara lain, Kelurahan Pasawahan, Kelurahan Andir, Desa Bojongmalaka, Desa Tegalluar dan Desa Bojongsoang. Lima daerah tersebut jadi percontohan aksi nyata kelompok masyarakat.
"Kunjungan kali ini adalah untuk mengukur perubahan kepedulian lingkungan dan budaya bersih masyarakat. Implementasi program PRB (pengurangan Risiko Bencana) dan revolusi mental sudah nampak pada beberapa lokasi, namun perlu ditingkatkan lagi dan memang butuh proses untuk menjadikan kebiasaan dan budaya," jelas Iwan di bantaran Citarum, Minggu (4/11).
-
Bagaimana cara warga mengantisipasi bencana? Warga diminta update informasi Untuk mengantisipasi dampak besar, BMKG kemudian meminta masyarakat agar sering-sering mengupdate informasi, untuk patokan beraktivitas di luar rumah.
-
Di mana kegiatan sosialisasi mitigasi bencana dilakukan? Dukun Nusupan yang berada di Desa Kadokan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, merupakan daerah rawan banjir.
-
Bagaimana cara BPBD Banyumas bersiap menghadapi bencana? Sesuai perintah Pak Pj (Penjabat) Bupati, kami mempersiapkan rencana mitigasi dan rencana kontinjensi. Kami juga telah menggelar rapat koordinasi dengan pihak terkait dalam rangka antisipasi bencana hidrometeorologi.
-
Siapa yang terlibat mitigasi bencana? Mitigasi bencana melibatkan berbagai tindakan dan strategi untuk mengurangi risiko serta dampak bencana.
-
Apa tujuan utama mitigasi bencana? Tujuan mitigasi bencana adalah untuk mengurangi dampak buruk dari bencana alam atau bencana yang diakibatkan oleh aktivitas manusia. Pendekatan ini bertujuan untuk mengurangi risiko, kerugian, dan penderitaan yang mungkin timbul akibat bencana.
-
Kenapa mitigasi bencana penting? Pentingnya mitigasi terletak pada upaya membangun ketahanan masyarakat dan infrastruktur terhadap ancaman bencana. Melalui konsep ini, mitigasi berfungsi sebagai investasi jangka panjang untuk melindungi investasi dan sumber daya manusia.
Revitalisasi Citarum ©2018 Merdeka.com
Iwan mengatakan, kegiatan yang dilakukan tersebut berfokus pada pelaksanaan program Gerakan Pengurangan Risiko Bencana (GPRB) melalui penguatan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana rutin seperti banjir dan longsor. Gerakan tersebut didesain sebagai bagian aksi nyata Revolusi Mental.
GPRB dilakukan melalui persiapan strategi penanggulangan bencana tingkat desa, pengelolaan peringatan dini, penyiapan jalur evakuasi, penanganan kaum rentan dan disabilitas termasuk didalamnya peningkatkan kepedulian lingkungan dalam pengelolaan sampah sepanjang DAS Citarum yang juga turut mendukung Gerakan Indonesia Bersih di program Revolusi Mental.
Gerakan aksi di kawasan DAS Citarum telah diawali dengan pembekalan dan peningkatan kapasitas tanggap bencana berbasis nilai Revolusi Mental kepada para kader. Lebih lanjut, para kader melakukan sosialisasi meluas, hingga pelaksanaan aksi nyata yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat seperti membangun tempat pengelolaan sampah, kegiatan penghijauan, gerakan kebersihan, hingga membuat kreativitas mural dan sebagainya.
Revitalisasi Citarum ©2018 Merdeka.com
Secara umum, Iwan mengapresiasi pelaksanaan program yang dicanangkan sudah dijalankan secara gotong royong dan lintas sektoral di wilayah Sektor 6 dan 7 ini. Masyarakat memperbaiki lingkungan dibantu oleh TNI, seniman, dunia usaha, dan dunia pendidikan, sehingga menjadikan daerah yang awalnya kotor dan bau sekarang berubah menjadi bersih dan hijau. Menurutnya penguatan koordinasi, komitmen, gotong royong dan kerja keras bersama merupakan kunci keberhasilan program ini.
Sejalan dengan hal tersebut, Usang Suparman, Ketua RW 05 Kelurahan Andir, menyampaikan bahwa keberhasilan revitalisasi Citarum tidak akan maksimal bila masyarakat dan industri (pabrik) sepanjang Citarum tidak peduli dengan gerakan perubahan. "Gerakan perubahan mental bagi siapapun jadi sangat penting untuk mewujudkan Citarum Harum," tambahnya.
Kolonel Inf Yudi Zanibar selaku Komandan Sektor 6 Satgas Citarum Harum menambahkan bahwa kepedulian masyarakat menjadi penting dalam pelaksanaan program, "Di sektor 6 program Citarum Harum sudah mulai berjalan dengan baik, mari bergotong royong merawat dan meningkatkan kesadaran, untuk ekosistem yang seimbang di hulu Citarum," jelas Yudi.
Sektor 6 merupakan salah satu sektor dari 22 sektor yang berada di sepanjang bantaran sungai Citarum. "Terus bekerja dan berinovasi agar Revitalisasi Citarum cepat tercapai sesuai target Presiden yaitu tujuh tahun," ucap Yudi.
Dialog dengan seniman
Tidak hanya gerakan bersih yang telah dilakukan sejak Minggu pagi oleh anak-anak bersama masyarakat sekitar, ada hal lain yang menarik perhatian di lokasi gerakan aksi Sektor 6, wilayah Bojongsoang. Dinding sekitar lokasi telah disulap berwarna-warni oleh karya mural para mahasiswa-mahasiswi ITB yang dikomandoi oleh seniman asal Jawa Barat, Tisna Sanjaya.
Revitalisasi Citarum ©2018 Merdeka.com
Dalam kunjungan ini, Iwan Eka berkesempatan untuk berbincang akrab dengan Kang Tisna tentang aksi nyata untuk mewujudkan Citarum Harum. Menurut Tisna, perubahan perilaku masyarakat terkait kebersihan Citarum memang harus terus digerakkan salah satunya melalui gerakan kebudayaan partisipasi aktif masyarakat. "Perubahan perilaku yang masif menjadi kuncinya, dan saya di sini akan terus berperan untuk mengedukasi dan mengajak masyarakat bahwa bersih itu indah, indah itu bersih," tambahnya.
Tisna Sanjaya sendiri merupakan seniman yang menginisiasi gerakan bersama para insan seni untuk memperindah lokasi sekitar bantaran Citarum. Dengan berbagai inisiatif, tidak hanya mural, ke depan Tisna berupaya akan membangun karya seni rupa yang berbahan sampah.
"Di atas tembok mural ini, nanti akan ditambahkan karya saya yang berbahan artefak-artefak (sampah-sampah) yang berasal dari Citarum," tutur Tisna.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Suharyanto menerangkan, kesiapsiagaan tersebut dilatarbelakangi prediksi oleh para ilmuan dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Baca SelengkapnyaBPBD selalu siaga dan melakukan langkah antisipatif agar bencana hidrometeorologi tidak terjadi
Baca SelengkapnyaBMKG memprediksi cuaca ekstrem, terutama hujan dengan intensitas tinggi, terjadi di beberapa wilayah Jawa Barat selama sepekan ke depan.
Baca SelengkapnyaGubernur Sumatra Barat, Mahyeldi Ansharullah mengatakan, wilayah Sumatra Barat memiliki potensi bencana yang tinggi.
Baca SelengkapnyaAncaman gempa bumi ini membayangi Jakarta yang berada tak jauh dari zona Megathrust Selat Sunda.
Baca SelengkapnyaBPBD DKI Jakarta bersama lembaga terkait akan turun ke warga di seluruh wilayah administrasi Jakarta.
Baca SelengkapnyaJakarta dan sekitarnya telah masuk musim penghujan. Tak jarang di sejumlah titik ibu kota tergenang banjir.
Baca SelengkapnyaPengerukan endapan lumpur ini dilakukan sebagai upaya untuk menambah daya tampung air, terutama ketika musim penghujan.
Baca SelengkapnyaBRI menyelenggarakan kegiatan 'Jambore Nasional Tim Elang Relawan BRI Tahun 2024' pada 25-27 Oktober 2024.
Baca SelengkapnyaBMKG sebelumnya mengatakan, gempa megathrust di Indonesia tinggal menunggu waktu.
Baca SelengkapnyaProyek pengerjaan perbaikan drainase ini dilakukan untuk mengantisipasi ancaman banjir.
Baca SelengkapnyaPemerintah provinsi DKI Jakarta terus melakukan berbagai upaya dan langkah untuk mengatasi banjir di Jakarta.
Baca Selengkapnya