Jadi Langganan Banjir, Mahasiswa ISI Solo Adakan Kegiatan Ini untuk Warga Desa di Sukoharjo
Kegiatan itu diharapkan bisa menjadi pilot project dalam mitigasi bencana warga Sukoharjo.
Kegiatan itu diharapkan bisa menjadi pilot project dalam mitigasi bencana warga Sukoharjo.
Jadi Langganan Banjir, Mahasiswa ISI Solo Adakan Kegiatan Ini untuk Warga Desa di Sukoharjo
Dukuh Nusupan yang berada di Desa Kadokan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, merupakan daerah rawan banjir. Dukuh itu diapit dua sungai, yaitu Kali Premulung dan Kali Bengawan Solo.
Lokasi geografis itulah yang membuat Dusun Nusupan rentan terendam banjir.
Setiap tahunnya, kampung yang memiliki 40 KK itu menjadi langganan banjir. Hal ini membuat warga di sana sudah terbiasa dengan banjir.
-
Bagaimana mitigasi bencana di Sumut? Salah satu aspek utama dari mitigasi bencana adalah identifikasi risiko dan kerentanannya. Ini melibatkan pemahaman mendalam tentang potensi bencana yang mungkin terjadi di suatu wilayah, seperti gempa bumi, banjir atau badai.Dengan memahami risiko ini, pihak terkait dapat merancang langkah-langkah konkret untuk mengurangi dampak potensial dan meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi.
-
Siapa yang terlibat mitigasi bencana? Mitigasi bencana melibatkan berbagai tindakan dan strategi untuk mengurangi risiko serta dampak bencana.
-
Bagaimana cara warga mengantisipasi bencana? Warga diminta update informasi Untuk mengantisipasi dampak besar, BMKG kemudian meminta masyarakat agar sering-sering mengupdate informasi, untuk patokan beraktivitas di luar rumah.
-
Gimana Pemkot Semarang atasi banjir Kaligawe? Sementara itu Kepala BPBD Kota Semarang Endro Pudyo Martanto mengatakan bahwa pihaknya bersama Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang mengerahkan pompa bergerak untuk mengurangi debit banjir.
-
Bagaimana warga mengatasi kesulitan air di Jawa Tengah? Warga pun terpaksa mencari air di dalam hutan yang jaraknya mencapai satu kilometer dari desa mereka.'Kondisinya sudah berlangsung sebulan ini. Padahal kebutuhan air ini untuk memasak dan mandi,' kata Suratmi, salah seorang warga Desa Garangan yang terdampak kekeringan, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Rabu (18/9).
-
Apa yang dilakukan Pemkab Banyuwangi untuk antisipasi banjir? Antisipasi banjir menjelang musim penghujan terus dilakukan Pemkab Banyuwangi. Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menginstruksikan dinas-dinas teknis mulai melakukan langkah antisipatif.'Dinas PU Pengairan, Dinas PU Bina Marga, Dinas LH, juga BPBD kami minta sudah menyiapkan diri. Gorong-gorong segera dibersihkan agar air tidak tersumbat. Spot-spot banjir juga juga mulai dipetakan untuk antisipasinya,' kata Ipuk saat menggelar rapat koordinasi mingguan yang diikuti oleh seluruh OPD, Jumat (3/11).
“Namun penguatan pengetahuan dan kesadaran tentang mitigasi banjir sangat diperlukan, mengingat pentingnya antisipasi keselamatan dan kesehatan warga terdampak, yang bagi sebagian warga merasa sudah terbiasa namun sebenarnya koordinasi belum terpetakan dengan rapi,”
kata Pak Ariyanto, perwakilan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo, terkait kesadaran warga Dukuh Nusupan terhadap mitigasi banjir.
Terkait kondisi itu, tim mahasiswa PPK Ormawa ISI Surakarta Program Studi Desain Interior mengadakan sosialisasi edukatif kepada warga Dukuh Nusupan yang bekerja sama dengan BPBD Sukoharjo.
Acara itu diadakan pada Minggu, 27 Agustus 2023 pukul 10.00 dan diikuti 30 masyarakat usia produktif terdampak banjir.
Sehari sebelumnya, mereka lebih dulu melaksanakan edukasi tanggap banjir untuk anak-anak.
Berdasarkan rilis dari pihak terkait, kegiatan itu merupakan salah satu dari rangkaian program kerja penguatan edukasi dan mitigasi yang dilaksanakan oleh tim mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Desain Interior (Himadiska) Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Surakarta dalam skema PPK Ormawa.
Program tersebut diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi. Harapannya program tersebut bisa memberi kesempatan pada para mahasiswa untuk mengabdi dan mendukung pemberdayaan masyarakat Indonesia.
Anisah Rahmawati, salah seorang anggota tim mahasiswa, mengatakan bahwa kegiatan itu merupakan wujud dari aksi penting sebagai pengingat dan pembangkit kesadaran akan pentingnya antisipasi dan mitigasi. Acara itupun mendapat dukungan dari Kampus ISI.
“Ke depan program ini bisa menjadi inspirasi awal perbaikan ekonomi. Akan sangat membantu jika di masa depan menjadi spot wisata sepanjang sungai dengan menambah perahu beberapa unit,” kata Kepala Biro Akademik Kemahasiswaan dan Perencanaan ISI Surakarta, Wiwik Setyowati.
Sementara itu, Pak Ariyanto optimis bahwa program tersebut bisa menjadi pilot project program tangguh bencana lainnya di Sukoharjo.
“Kebencanaan merupakan tanggung jawab bersama. Diharapkan yang terlibat adalah semua warga, bukan hanya pemuda. Saya salut dengan adik-adik mahasiswa dan karang taruna yang sudah memikirkan desa dengan program ini,” kata Pak Ariyanto.