Sedekah Sepatu untuk Mereka yang Piatu
Merdeka.com - Sejak berusia 40 hari, Fajar hidup yatim. Ibunya meninggal, sedang bapaknya merantau tanpa ada kabar. Ia diasuh neneknya, Nini Remin.
Sepekan lalu, Fajar memperoleh pemberian sepatu baru. Nini Remin tersenyum. Duduk di teras di kediamannya di Desa Sumampir, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, ia bahagia ada yang memberi perhatian pada cucunya.
Fajar berusia 13 tahun. Ia baru saja lulus Sekolah Dasar (SD). "Saya sendiri gak ada penghasilan," kata Nini Remin, "Saya belum tahu, Yamin nanti meneruskan sekolah atau tidak," lanjutnya.
-
Siapa yang memberikan hadiah sepatu kepada Syahnaz? Selain itu, Syahnaz juga meraih kegembiraan saat menerima hadiah sepatu berwarna merah muda dari suaminya dan buah hatinya.
-
Apa yang spesial dari sepatu anak Syalu? Sepatu ini sesuai untuk anak-anak yang baru belajar berjalan. Dengan harga mulai dari sekitar Rp60 ribu, kamu sudah bisa mendapatkan sepasang sepatu ini. Saat digunakan untuk berjalan, sepatu ini akan berbunyi 'cit'.
-
Kenapa anak yatim memiliki kedudukan istimewa? Anak yatim memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Maka dari itu, sudah seharusnya setiap muslim menyayanginya.
-
Mengapa sepatu bocah itu tetap utuh? Kondisinya masih utuh karena tertimbun garam. Garam memiliki kemampuan higroskopi yaitu mampu menyerap molekul air, sehingga ketika air bertemu dengan kulit, garap akan menyerap kelembaban pada kulit tersebut dan mengeringkannya secara efektif.
-
Bagaimana cara menyantuni anak yatim? Berikut beberapa hadis tentang menyantuni anak yatim:'Orang yang menanggung (mengasuh) anak yatim miliknya atau milik orang lain, aku dan dia seperti dua jari ini di surga.' Malik (perowi hadits) mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah.' (HR. Muslim)
-
Siapa yang membutuhkan kata-kata mutiara anak yatim? Jangan merasa sendiri, ingatlah di luar sana masih ada orang yang akan menemani Anda.
Duduk di samping Fajar, Yuspita Palupi, pegiat sosial Sedekah Sepatu Layak Pakai tak bisa menutupi kesedihannya. Tak sekali dua kali, ia mendengar duka nestapa saban mengantar sepasang sepatu pada anak-anak yatim piatu serta anak-anak tak mampu.
Sebelumnya, di Dusun Bawahan, Kecamatan Rembang, ia juga mendapati seorang anak yang mesti berjalan kaki selama satu jam menuju sekolah. Anak itu, di satu sisi sakit-sakitan. Di sisi lain, hidup di tengah keluarga miskin.
Pemberian bantuan kepada Fajar dan 5 anak lainnya di wilayah Kecamatan Rembang merupakan putaran kedua. Sebelumnya derma sepatu telah dilakukan ke Rumah Kreatif Wadas Kelir di Desa Karangklesem, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas. Berjalan sejak 4 April 2020 lalu, telah tersalurkan 50 sepatu sampai Jumat (26/6).
"Awalnya sedekah sepatu ini nir konsep," kata Yuspita yang akrab disapa Ita.
Sedekah sepatu bermula karena dorongan lubuk hati Ita sendiri. Ia melihat koleksi sepatu milik suaminya, anaknya, dan ia sendiri yang lebih banyak tergeletak tak terpakai. Ita merasa nilai guna sepatu itu akan lebih bermanfaat bila disalurkan pada yang membutuhkan.
Ita membersihkan sepatu-sepatu bekas tersebut ke jasa pencucian sepatu. Tekadnya bulat, menyalurkan sepatu-sepatu tersebut sebagai bagian solidaritas sosial.
"Senang rasanya. Apa yang kami miliki, bisa lebih berguna atau membantu orang lain," kata Ita.
Ita lantas mencoba memperluas sedekah sepatu lewat donasi terbuka di jejaring sosial, menghubungi saudara juga teman-teman dekatnya. Niat Ita disambut baik, lewat konektivitas digital sejumlah donatur mengirimkan sepatu. Sejumlah sahabat Ita juga ikut bergerak jadi relawan untuk menggalang donasi.
"Awalnya memang sepatu layak pakai yang dikirimkan sejumlah donator. Kebanyakan jenisnya sneakers. Tapi kemudian ada juga yang membantu uang untuk dibelikan sepatu-sepatu baru," ujarnya.
Sepatu-sepatu itu diperuntukkan bagi anak-anak PAUD sampai SMA. Sedang pendistribusian sepatu secara teknis melibatkan sejumlah relawan. Tugas relawan memastikan bahwa sepatu didistribusikan ke pihak yang membutuhkan. Selain itu, sebelum didistribusikan para relawan mendatangi kediaman calon penerima untuk memastikan ukuran sepatu yang dibutuhkan.
Berjalan kurang lebih 3 minggu, penyumbang meluas dari berbagai kota mulai dari Semarang sampai Yogya. Ita sendiri tinggal di Kabupaten Purbalingga. Ia dibantu oleh dua sahabatnya di Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Banjarnegara yang menyediakan diri jadi penampung donasi sepatu untuk gerakan Sedekah Sepatu.
Salah satu sahabat Ita, Dinna, bercerita kegiatan menggalang bantuan untuk kebermanfaatan sesama juga jadi panggilan lubuk hatinya. Ia menilai sedekah sepatu punya manfaat jangka panjang karena tak habis selesai pakai. Dinna dan Ita sendiri sudah bersahabat lama kurang lebih 20 tahun sejak mereka bersama-sama memasuki perguruan tinggi di tahun 2001.
"Gerakan ini kan juga semakin memperkaya persahabatan kami. Pertemanan tak hanya bermanfaat satu sama lain, tapi bisa meluas lagi ke banyak orang lewat sedekah sepatu ini," kata Dinna yang berprofesi sebagai PNS di Banyumas ini.
Pengelola Taman Bacaan Masyarakat Wadas Kelir, Titi Anisatul Laely bersyukur sejumlah anak-anak di Rumah Kreatif Wadas Kelir (RKWK) mendapat bantuan dari Sedekah Sepatu Layak Pakai. Anisatul bercerita di RKWK menerima 22 pasang sepatu. 12 pasang sepatu telah diberikan pada anak-anak yang secara ekonomi berasal dari keluarga tak mampu atau hidup yatim piatu.
"Sumbangan ini tentu bermanfaat buat anak-anak untuk bersekolah dan melakukan kegiatan lain semisal saat wisata literasi," kata Anisatul.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak cerita lucu yang melibatkan selebriti Indonesia dan keluarga mereka, salah satunya adalah kisah anak dari Hesti Purwadinata.
Baca SelengkapnyaViral momen polwan kunjungi panti asuhan balita di Semarang, penuh haru.
Baca SelengkapnyaTerungkap siswa tersebut bernama Muh Firdaus (7) dari SD Inpres Desa Kuo, Kecamatan Pangale, Kabupaten Mamuju Tengah.
Baca SelengkapnyaMenyentuh, Casis Asal Aceh Ikut Tes Polri Pakai Sepatu Sobek Sampai Bikin Perwira Ini Terharu
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu lalu, viral seorang kakek tukang sol sepatu yang tidak dalam kondisi baik. Dapat bantuan dari warganet, kakek ini pun menangis haru.
Baca SelengkapnyaKasih sayang ibu pada anaknya memang tak perlu diragukan lagi.
Baca Selengkapnya“Ke depan insya Allah kita akan terus tetap bekerja sama," kata Gilang
Baca SelengkapnyaBerikut cerita haru seorang yatim piatu yang punya banyak tetangga baik hati dan perhatian.
Baca SelengkapnyaGuru bernama Pak Marga ini pun menyiapkan kejutan untuk siswanya ini.
Baca SelengkapnyaMomen jenderal bintang dua TNI borong sepatu pedagang disabilitas dan dibagikan ke semua orang.
Baca SelengkapnyaDalam unggahannya, Ia memperlihatkan bagaimana kondisi salah satu anak didik yang memprihatinkan.
Baca SelengkapnyaUstaz Riza Muhammad sempat berjualan sandal. Dari berjualan sandal, Ustaz Riza mendapat pengasilan Rp50 ribu selama Seminggu.
Baca Selengkapnya