Sejumlah Tempat Wisata Dibuka, Okupansi Hotel di Banyuwangi Mulai Membaik
Merdeka.com - Dibukanya kembali sejumlah destinasi wisata dengan konsep new normal membuat okupansi Hotel-hotel di Kabupaten Banyuwangi mulai mengalami kenaikan setelah sempat berhenti beroperasi akibat dampak pandemik Corona (Covid-19).
Beberapa hotel berbintang di Banyuwangi bahkan sudah mencapai okupansi 70-75 persen. Sementara rata rata okupansi seluruh hotel di Banyuwangi pada Bulan Juni mencapai 35 persen dan naik menjadi 45 persen di Bulan Juli saat ini dari total 75 hotel dari kelas berbintang maupun kelas melati.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banyuwangi, Zaenal Muttaqin mengatakan, sejumlah hotel di Banyuwangi mulai dibuka kembali dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 sejak awal Juni 2020.
-
Apa yang dikembangkan Pemkot Bontang usai pandemi? Cara Pemkot Bontang Kembangkan UMKM Usai Pandemi Covid-19 Wabah Covid-19 pada awal tahun 2020 memberikan dampak besar terhadap sektor perkonomian Indonesia, termasuk pada UMKM Kota Bontang.
-
Bagaimana Banyuwangi mempromosikan pariwisatanya? Termasuk meninjau bagaimana pengelolaan pariwisata yang dilakukan oleh daerah.
-
Apa konsep Bandara Banyuwangi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Kenapa tempat wisata di Banyuwangi populer? Mencari tempat wisata Banyuwangi yang populer memang tak sesulit yang dibayangkan. Sebab, kota di ujung timur Pulau Jawa ini rasanya memiliki begitu banyak tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi.
-
Apa yang dilakukan Bupati Banyuwangi setelah libur Lebaran? Bupati Banyuwangi Pantau Layanan Publik Usai Libur Lebaran Tujuannya untuk memastikan seluruh pelayanan sudah aktif dan pengunjung dapat terlayani dengan baik.
-
Apa saja yang dibangun di Banyuwangi? Tahun 2023 ini, pemkab melakukan pembangunan dan perbaikan sebanyak 52 jembatan yang tersebar di berbagai wilayah Banyuwangi, 10 di antaranya adalah jembatan rekonstruksi bencana.
"Pada bulan Juni ini kami kroscek kepada anggota dari hotel berbintang dan melati. Hotel bintang pada bulan Juni baru di kisaran 35 persen. Kemudian di Bulan Juli ini itu di angka 45 persen, presense okupansi itu rata rata. Kemudian ada beberapa anggota kami satu sampai tiga itu yang sampai 70-75 persen," ujar Zaenal saat dihubungi, Jumat (24/7).
©2020 Merdeka.comZaenal mengatakan, pariwisata maupun pagelaran event di Banyuwangi sangat berpengaruh terhadap okupansi hotel. Setelah sejumlah pariwisata sempat ditutup beberapa bulan sejak Maret 2020, banyak hotel hotel di Banyuwangi yang turut menutup operasionalnya karena tidak ada tamu yang menginap.
"Nggak ada tamu itu di Bulan April sama Mei itu parah banget. Itu mulai Bulan April ada 25 hotel dan restoran yang melakukan penutupan, di situ okupansi sangat rendah bahkan kosong. Yang masih operasional ada 10 persen," jelasnya.
Saat ini, setelah sejumlah destinasi pariwisata favorit di Kabupaten Banyuwangi dibuka kembali mulai dari Taman Wisata (TWA) Kawah Ijen, Bangsring Underwater, hingga Taman Nasional Alas Purwo, hotel hotel maupun resto di Banyuwangi mulai bergeliat.
"Tentu dengan ketentuan semua hotel baik yang berbintang ataupun melati menerapkan protokol kesehatan. Bagi PHRI protokol kesehatan itu wajib hukumnya. Karena siapapun, tidak ada yang bisa menjamin Covid-19 akan berakhir sampai kapan. Itu kami instruksikan ke semua hotel," ujarnya.
Untuk menjamin rasa aman terhadap setiap tamu yang menginap di hotel di tengah pandemik, pihaknya telah menginstruksikan kepada semua hotel maupun restoran untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
"Pertama hotel diimbau untuk menyiapkan tempat cuci tangan sebelum masuk, dan di thermal gun, dan di resepsionis juga disediakan hand sanitizer, serta diberi pembatas," katanya.
©2020 Merdeka.comSelanjutnya, setiap tamu yang sudah selesai menginap, pihak hotel bakal melakukan penyemprotan disinfektan di kamar kamar yang usai ditempati.
"Kita instruksikan melakukan disinfektan di room roomnya setiap kali tamu check out, untuk memberi kepastian ketika masuk ke hotel Banyuwangi dipastikan steril," ujarnya.
Selain itu, setiap ada kegiatan di hotel yang mengundang banyak orang, telah ada pembatasan kuota hingga 50 persen dari kapasitas normal.
"Mengenai event yang dilakukan di hotel, seperti di ball room yang sebelumnya bisa 500, ada pengurangan kuota cuma bisa menerima 250. Kalau di resto satu meja cuma dua kursi dan dikasih pembatas atau pengaturan jarak," paparnya.
Tidak hanya itu, beberapa hotel juga menyajikan minuman tradisional yang menyehatkan bagi tamu tamu yang datang.
"Jamu tradisional ada beberapa seperti di aston, seperti minuman temulawak untuk minuman Welcome drink," ujarnya.
Zaenal menambahkan, pihak hotel hotel dan restoran juga telah membahas rencana paket paket promosi terbaru untuk memikat kunjungan tamu. Pihaknya bekerjasama dengan travel agent yang sudah mengantongi izin dari Pemkab Banyuwangi.
"Kami selalu koordinasi dengan dinas pariwisata. Seperti memberikan potongan harga, masa Covid-19 untuk menarik minat tamu," ujarnya.
"Kami berharap ada kegiatan kegiatan yang dilakukan di Banyuwangi baik secara internal maupun eksternal, karena Banyuwangi juga sudah menjadi percontohan dinilai bagus menerapkan new normal," tambahnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Libur panjang Iduladha tahun ini menjadi berkah bagi pelaku usaha dan jasa wisata di Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta meyakini kembalinya tarif sewa rusun adalah langkah tepat.
Baca SelengkapnyaPengunjungnya datang dari berbagai kota, sekaligus ada yang mudik. Turis asing juga tercatat ada 180 wisatawan
Baca SelengkapnyaSinggih mengaku telah mengumpulkan para pelaku pariwisata agar memberikan pelayanan terbaik bagi para pengunjung dengan menerapkan harga sesuai standar.
Baca SelengkapnyaKondisi pariwisata di Gunungkidul mulai membaik selepas masa pandemi
Baca SelengkapnyaMenteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyebut Banyuwangi memiliki ekosistem pariwisata terbaik di nusantara.
Baca SelengkapnyaTren wisatawan mancanegara mulai kembali seperti pra pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaGeliat pariwisata di Sumut kembali meningkat pasca Pandemi COVID-19. Kebanyakan wisman berasal dari kawasan ASEAN
Baca SelengkapnyaSetelah melewati tantangan sejak 2019 hingga 2022 lalu, industri penerbangan nasional mulai menunjukkan momentum bangkit di 2023.
Baca SelengkapnyaBanyuwangi diikutsertakan dalam rangkaian Geotourism Festival yang dihelat antara Indonesia dan Australia.
Baca SelengkapnyaSementara itu, Dinas Perhubungan Sumbar akan melakukan pengawasan terhadap bus pariwisata sehingga wisatawan bisa merasa aman dan nyaman.
Baca SelengkapnyaTour of Kemala merupakan ajang balap sepeda yang diselenggarakan kolaborasi Kemala Bhayangkari dengan Ikatan Sport Sepeda Indonesia.
Baca Selengkapnya