Solo Disebut 'Kebanjiran' Proyek Nasional Sejak Dipimpin Gibran, Begini Tanggapan Menteri Basuki
Basuki menerangkan daerah-daerah lain di Indonesia juga banyak mendapatkan proyek pembangunan dari pemerintah pusat.
Basuki mengakui memang ada proyek-proyek pemerintah pusat yang dibangun di Kota Solo.
Solo Disebut 'Kebanjiran' Proyek Nasional Sejak Dipimpin Gibran, Begini Tanggapan Menteri Basuki
Sejumlah proyek pembangunan infrastruktur dibangun pemerintah pusat di Kota Solo. Pembangunan proyek-proyek ini mendapatkan sorotan karena selama masa jabatan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Kota Solo seakan-akan mendapat guyuran proyek dari pemerintah pusat.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pun angkat bicara tentang Kota Solo yang dianggap kebanjiran proyek pembangunan dan dianakemaskan oleh pemerintah pusat.
Basuki mengakui memang ada proyek-proyek pemerintah pusat yang dibangun di Kota Solo.
Meski demikian Basuki membantah pemerintah pusat menganakemaskan pembangunan proyek di Kota Solo. Basuki menerangkan daerah-daerah lain di Indonesia juga banyak mendapatkan proyek pembangunan dari pemerintah pusat.
"Ada beberapa (proyek pemerintah pusat di Kota Solo). Enggak kalau dianakemaskan. Banyak (pembangunan) dimana-mana. Semua. Di NTT itu ada tujuh bendungan. Ada kawasan kota juga. Di Bali, juga banyak. Banyak sekali," kata Basuki, Rabu (25/10) di UGM.
merdeka.com
Basuki menyebut proyek pembangunan dari pemerintah pusat yang besar di Kota Solo hanya pembangunan rel layang di Simpang Tujuh Joglo.
Selain itu kebanyakan program pembangunan pemerintah pusat di Solo adalah proyek penataan baik itu kawasan Balekambang maupun pasar-pasar.
Basuki membeberkan proyek penataan pasar ini tidak hanya dilakukan pemerintah pusat di Kota Solo. Penataan pasar ini dilakukan dibanyak tempat lain di Indonesia.
"Yang besar (pembangunan proyek pemerintah pusat di Solo) kan cuma yang sama Menhub itu (proyek rel layang). Yang lainnya cuma penataan kawasan, Balekambang, pasar. Dimana-mana (proyek penataan pasar) ada beberapa puluh pasar di Indonesia," ucap Basuki.
"Jadi kayak pasar di Lampung, di Padang ada dua, di Maluku, di Klaten, di Yogyakarta. Kalau pasar memang program APBN. Pasar Batu lebih bagus dari pada Pasar Legi (Solo). Trenggalek lebih bagus lagi, malah jadi model untuk dipakai dimana-mana," imbuh Basuki.
Basuki menambahkan tidak ada pembangunan proyek pemerintah pusat di Kota Solo karena prioritas tetapi karena memang ada kebutuhan.
"Kalau ada beberapa program di situ (Kota Solo), ya memang pas ada di situ. Tapi tidak ada namanya karena prioritas (menganak emaskan). Ya memang (karena) kebutuhan," tutup Basuki.