Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tanggapan Mahasiswa Soal Wacana Pendidikan Militer Masuk Kampus

Tanggapan Mahasiswa Soal Wacana Pendidikan Militer Masuk Kampus Bela Negara. ©2015 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Wacana Kementerian Pertahanan (Kemenhan) agar pendidikan militer masuk dalam mata perkuliahan mendapat reaksi beragam dari pelbagai mahasiswa. Salah satunya diungkapkan Dea, mahasiswa salah satu kampus swasta di Jakarta Selatan, ini.

Dea sepakat apabila penerapan pendidikan militer itu untuk meningkatkan cinta tanah air dan nasionalisme mahasiswa. Namun dia berharap penerapannya bukan berbentuk latihan secara militer, apalagi sampai memakai sistem SKS yang dapat menjadi beban bagi mahasiswa.

"Kalau sistemnya pakai SKS enggak sepakat, karena SKS menentukan jenjang studi mahasiswa. Kalau mau buat untuk mereka yang mau ikut, bikinnya di luar kurikulum kampus aja," ujar Dea saat dihubungi merdeka.com, Selasa (18/8).

Mahasiswi jurusan jurnalistik ini menilai apabila tujuan program ini untuk menanamkan jiwa nasionalisme cukup melalui mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang diajarkan sejak SD bahkan sampai perguruan tinggi. Namun penanaman bela negara ini diperkuat kembali agar tak hanya berjalan teori di kelas.

"Jadi kalau untuk penanaman bela negara, nasionalisne, mata pelajaran Kewarganegaraan dari SD sampai SMA dan terus mata kuliah Pancasila di perguruan tinggi udah cukup kok. Nah tinggal bagaimana kurikulumnya agar penanaman bela negara ini bukan cuma teori di kelas, tapi relevan sama kehidupan. Tapi jangan juga dengan pendidikan militer di lapangan apalagi masuk ke dalam kurikulum," kata dia.

Hal senada dikatakan rekan satu kampus Dea, Ahmad Murodi (20). Mahasiswa jurusan politik ini menolak program pendidikan militer masuk kampus. Dia menilai program itu bisa mengubah pola pikir mahasiswa sebagai kontrol sosial dengan masuknya budaya militerisme.

"Karena jika tujuan pemerintah untuk meningkatkan nasionalisme mahasiswa saya pikir dengan adanya mata kuliah kewarganegaraan itu sudah cukup memberi pemahaman terhadap mahasiswa terkait nasionalisme terhadap bangsa dan negara," kata dia.

Sementara itu, Fikri Ramadhan (19) mahasiswa jurusan Kesejahteraan Sosial merasa bingung atas wacana pendidikan militer dari Kemenhan. Dia melihat terlalu banyak program yang harus dijalankan mahasiswa, termasuk program merdeka belajar Kemendikbud belajar yang sampai sekarang belum terealisasi.

"Jadi program pemerintah yang menyasar mahasiswa, prioritasnya nantinya yang mana? Mendikbud sudah merancang kampus merdeka yang didalamnya ada pemakaian sekian SKS untuk belajar di luar kampus, dan sampai sekarang belum ada kejelasan. Nah ini malah ditambah dengan bela negara, jangan sampai programnya justru tumpang tindih dan tidak maksimal," ucap Fikri.

Sedangkan pendapat lain datang dari Nanda (19) mahasiswi jurusan PGSD sepakat dengan adanya program pendidikan militer, tetapi bukan untuk waktu dekat terealisasi. Karena situasi dan kondisi di tengah Pandemi Covid-19 yang tak memungkinkan dan kurang efektif untuk menjalankan program tersebut.

"Saya setuju, tapi untuk saat ini lebih baik Indonesia memaksimalkan tiga urgensi yaitu, kesehatan, ekonomi, dan pendidikan khusunya unntuk perbaikan media pembelajaran. Karena problem sekarang dipendidikan itu. Bagaimana cara kita belajar, bukan pengajaran nilai kebangsaan. Jadi Saya mendukung pendidikan militer, namun bukan untuk waktu dekat ini," jelasnya.

Atas hal ini, Nanda mengharapkan kepada pemerintah lebih baik fokus menyusun program-program yang menunjang fasilitas pendidikan di tengah pandemi Covid-19. Supaya seluruh pelajar di Indonesia bisa dengan maksimal mengikuti semua proses pendidikan.

Sebelumnya, program pendidikan militer tengah dipertimbangkan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) masuk dalam pelajaran kampus. Nantinya mahasiswa mengikuti program tersebut selama satu semester melalui sistem Satuan Kredit Semester (SKS).

"Nanti, dalam satu semester mereka bisa ikut pendidikan militer, nilainya dimasukkan ke dalam SKS yang diambil. Ini salah satu yang sedang kita diskusikan dengan Kemendikbud untuk dijalankan. Semua ini agar kita memiliki milenial yang tidak hanya kreatif dan inovatif, tetapi cinta bangsa dan negara dalam kehidupan sehari-harinya," kata Wamenhan Sakti Wahyu Trenggono, Senin (17/8). (mdk/gil)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Golkar: Partai Harus Masuk Kampus
Golkar: Partai Harus Masuk Kampus

Proses pembelajaran politik yang paling tepat adalah bergabung dengan partai politik langsung.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Mahasiswa Keras Anak Muda Sudah Muak Pemilu 2024 Banyak Drama, Mahfud Beri Jawaban Lugas
VIDEO: Mahasiswa Keras Anak Muda Sudah Muak Pemilu 2024 Banyak Drama, Mahfud Beri Jawaban Lugas

Mahfud memberikan jawaban lugas terkait keluhan mahasiswa banyak drama dalam pemilu.

Baca Selengkapnya
Mahasiswa Unpar Tanya soal Penguasa Seenak Jidat, Ganjar Bukan Menjawab Malah Bilang Begini
Mahasiswa Unpar Tanya soal Penguasa Seenak Jidat, Ganjar Bukan Menjawab Malah Bilang Begini

Di depan Ganjar, Mahasiswi Unpar bicara soal penguasa seenak jidat yang dianggap sering bersikap semena-mena.

Baca Selengkapnya
Kemendikdasmen Kaji Pemberlakuan UN Kembali
Kemendikdasmen Kaji Pemberlakuan UN Kembali

Abdul Mu'ti menegaskan jika pemberlakuan kembali UN saat ini masih sekadar wacana.

Baca Selengkapnya
Ramai Kampus Kritik Jokowi, Ini Respons Menko PMK Muhadjir Effendy
Ramai Kampus Kritik Jokowi, Ini Respons Menko PMK Muhadjir Effendy

Ramai Kampus Kritik Jokowi, Ini Respons Menko PMK Muhadjir Effendy

Baca Selengkapnya
Ribuan Mahasiswa akan Demo di Istana Jumat Besok, Ini Isi Tuntutan Mereka
Ribuan Mahasiswa akan Demo di Istana Jumat Besok, Ini Isi Tuntutan Mereka

Saat aksi nanti, diklaim akan bergabung ribuan mahasiswa dari 50 kampus di berbagai daerah.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Suara Keras Mahasiswa Kritisi Biaya UKT Melonjak Tinggi di DPR!
VIDEO: Suara Keras Mahasiswa Kritisi Biaya UKT Melonjak Tinggi di DPR!

Sejumlah mahasiswa dari berbagai universitas menyampaikan unek-uneknya dalam rapat di Komisi Pendidikan DPR, Kamis (16/5).

Baca Selengkapnya
DPR Minta Pemerintah Batasi Ketat soal Putusan MK Bolehkan Kampanye di Lembaga Pendidikan
DPR Minta Pemerintah Batasi Ketat soal Putusan MK Bolehkan Kampanye di Lembaga Pendidikan

Dibolehkannya kampanye di lembaga pendidikan, dikhawatirkan bisa mengganggu kondusivitas kegiatan pendidikan.

Baca Selengkapnya
GMPK Bakal Jadi Wadah Anak Muda Diskusi Soal Pemimpin Jelang Pemilu 2024
GMPK Bakal Jadi Wadah Anak Muda Diskusi Soal Pemimpin Jelang Pemilu 2024

Gerakan Mahasiswa Pelajar Kebangsaan (GMPK) bakal menggelar seminar rutin sebagai wadah mahasiswa.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Anggota DPR Terkejut Dengar Kenaikan UKT, Sangat Tidak Manusiawi!
VIDEO: Anggota DPR Terkejut Dengar Kenaikan UKT, Sangat Tidak Manusiawi!

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) menyampaikan aspirasi terkait kenaikan biaya uang kuliah tunggal

Baca Selengkapnya
Tolak Ganjar Sampaikan Kuliah Umum, Ini Alasan Mahasiswa Universitas Cendrawasih Papua
Tolak Ganjar Sampaikan Kuliah Umum, Ini Alasan Mahasiswa Universitas Cendrawasih Papua

Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo batal menyampaikan kuliah umum di Universitas Cendrawasih (Uncen) menyusul penolakan mahasiswa.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Menteri Nadiem Blak-blakan Kenaikan UKT Kuliah Kelompok ini Jadi Tertinggi
VIDEO: Menteri Nadiem Blak-blakan Kenaikan UKT Kuliah Kelompok ini Jadi Tertinggi

Nadiem Anwar Makarim, memastikan kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) akan sesuai dengan tingkat ekonomi mahasiswa

Baca Selengkapnya