Terseret arus banjir, buaya satu meter nyangkut di parit jalan raya Sangatta
Merdeka.com - Warga Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur, dibuat heboh dengan temuan buaya muara sepanjang kurang lebih satu meter, di parit jalan raya Jalan APT Pranoto, Sangatta, Sabtu (18/11) malam kemarin. Setelah berhasil dievakuasi, buaya itu rencananya segera dilepasliarkan.
Keterangan didapat, buaya itu ditemukan sekira pukul 22.00 WITA, saat warga melintas di Jalan APT Pranoto. Temuan buaya itu, dengan cepat menyebar ke warga lainnya, sehingga warga ramai berkumpul.
Tidak perlu menunggu lama, warga bersama tim Tagana, segera mengevakuasi buaya itu, agar segera dilepasliarkan kembali ke habitat sebagaimana mestinya.
-
Siapa korban serangan buaya? Korban ini bernama Ide Suprianto (27) asal Desa Sari Bulan, Kecamatan Air Dikit yang menikah dengan warga Desa Tanah Harapan.
-
Dimana buaya itu ditemukan? Saat menyusuri pinggir sungai yang mengering akibat musim kemarau, mereka justru melihat sorot mata yang mencurigakan mengambang di permukaan air.
-
Dimana buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
-
Kenapa warga khawatir tentang buaya? Kalau buaya yang masih kecil itu hidup liar, dikhawatirkan ada induknya yang masih berkeliaran di sekitar sungai Desa Kebonagung.
-
Siapa yang menemukan buaya itu? Dimas Gilang Saputra, salah seorang pemuda itu, menuturkan bahwa hewan itu adalah buaya.
"Benar. Ditemukannya sekitar jam 10 malam. Kalau dilihat dari ukurannya, itu anak buaya, karena panjangnya satu meteran," kata Petugas BPBD Kutai Timur, Romi, dikonfirmasi merdeka.com, Minggu (19/11) malam.
Menggunakan mobil pikap kepolisian, buaya yang berhasil ditangkap itu lantas dibawa ke tempat yang lebih aman.
"Buaya itu cepat dievakuasi. Setelah ditemukan itu, dengan kondisi terikat, buayanya dinaikkan ke mobil Satlantas. Rencananya dilepasliarkan lagi ke sungai," ujar Romi.
Melihat lokasi parit jalan raya tempat penemuan buaya itu, menurut Romi, kemungkina sebelummya pernah hanyut saat banjir. "Parit di Jalan APT Pranoto itu, parit besar. Memang muaranya ke sungai. Sepertinya terbawa arus banjir," ungkapnya.
Sementara warga Sangatta, Faisal (42) menambahkan, sebenarnya dia tidak lagi heran dengan temuan buaya, yang berkeliaran di luar habitatnya. "Biasanya ada di sekitar permukiman ya. Tapi kali ini di parit. Di sekitar jalan itu (Jalan APT Pranoto), memang ada kawasan semacam rawa," sebutnya.
"Kemungkinan masuk ke parit karena mau cari makan. Kita menduga-duga saja ya. Cuma memang, di sekitar temuan anak buaya itu, biasanya ada induknya. Jadi ya harus waspada," pungkasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaWisata Laguna Kalondes berlokasi di daerah Selomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaTanpa diduga, sebanyak tiga ekor buaya yang nampak buas muncul dari gorong-gorong. Peristiwa ini membuat satu kampung geger.
Baca SelengkapnyaBaru buaya titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang berukuran 3 sampai 5 meter setelah lepas dari penangkaran ditangkap.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, buaya merupakan hewan yang berpotensi membunuh manusia sebab termasuk ke dalam hewan buas.
Baca SelengkapnyaBeberapa jam kemudian, mayat korban ditemukan tak jauh dari TKP.
Baca SelengkapnyaPemerintah desa setempat sebelumnya pernah mengusulkan pembuatan penangkaran buaya ke pihak BKSDA Bengkulu.
Baca SelengkapnyaSeekor buaya sepanjang 3,5 meter berhasil ditangkap warga di Mandailing Natal pada Sabtu (23/9).
Baca SelengkapnyaSeorang nelayan bernama Samaun, asal Pangkah Wetan saat dikonfirmasi membenarkan keberadaan buaya muara di perairan Ujungpangkah Kabupaten Gresik.
Baca SelengkapnyaTiga buaya ukuran besar yang sempat berkeliaran di sawah warga berhasil ditangkap.
Baca SelengkapnyaKeberadaan buaya itu terlihat cukup lama. Kemunculannya diketahui terjadi saat air Sungai Musi dalam keadaan pasang.
Baca SelengkapnyaAkibat peristiwa tersebut Daeng Sattuang mendapatkan 25 jahitan di kaki.
Baca Selengkapnya