Viral Video Petugas Pukul Warga di Buleleng, Ini Penjelasan TNI
Merdeka.com - Sebuah video yang memperlihatkan beberapa orang berseragam TNI yang memukul warga menjadi viral di media sosial. Peristiwa itu, terjadi di Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali, pada Senin (23/8).
Rupanya, dua remaja yang dihajar oleh anggota TNI karena mereka memukul kepala Dandim Buleleng dari belakang dan melihat itu anggota TNI yang lain spontan menghajar kedua remaja tersebut.
"Saat kejadian itu, saya Dandim Buleleng dipukul kepala saya dari belakang, sama salah satu dua orang itu yang lagi viral dipukuli sama anggota. Kepala saya, dipukul dari belakang kemudian saya bingung siapa yang mukul saya. Nah, saat itulah anggota saya yang berada di kanan kiri saya langsung spontan, karena dia (anggota) tau dipukullah orang itu. Begitulah ceritanya," kata Dandim Buleleng Muhammad Windra saat dihubungi, Senin (23/8).
-
Bagaimana anak kedua menyelesaikan masalah? Karena seringkali berada di posisi tengah dalam konflik keluarga, anak kedua biasanya mengembangkan kemampuan mediasi yang baik. Mereka cenderung menjadi pendengar yang baik dan mampu menangani konflik dengan cara yang lebih tenang dan konstruktif. Dalam percintaan, ini berarti mereka sering kali dapat menyelesaikan masalah tanpa meningkatkan ketegangan dan dengan mencari solusi yang memuaskan kedua belah pihak.
-
Bagaimana orang tua pelaku dan korban menyelesaikan kasus penganiayaan anak SD? “Pihak keluarga pelaku sanggup mengganti rugi biaya pengobatan kepada korban,“ terang Kasat Reskrim Polres Jombang, Selasa (27/6/2023)
-
Bagaimana reaksi bocah tersebut? Dia membelalakkan mata sembari mengangkat kedua tangan. Gadis cilik itu seolah tak percaya atas momen langka yang baru saja dilaluinya kala itu.
-
Gimana cara anak ke-2 perempuan jadi berani? Anak kedua perempuan sering kali tumbuh dengan lebih percaya diri dan berani. Mereka belajar dari pengalaman dan bimbingan kakaknya, yang dapat memberi mereka keberanian untuk menghadapi tantangan hidup.
-
Apa yang dilakukan polisi untuk membantu pemuda tersebut? Polisi yang menyadari bahwa ada seorang pemuda yang kesulitan langsung memintanya untuk masuk ke mobil. Di dalam mobil mereka berbincang. Anggota Polisi mengantarkan pemuda tersebut untuk makan sekaligus sarapan.
-
Dimana kejadian itu terjadi? Dikutip dalam video akun TikTok rudii.wtp yang kemudian diunggah ulang akun memomedsos, Rabu (3/7) terlihat si suami di panggung memegang mikrofon.Tampaknya pria yang mengenakan batik itu akan bernyanyi bersama biduan.Tanpa diduga sang istri naik ke panggung langsung marah-marah.
Dia menerangkan, awalnya peristiwa itu terjadi saat pihaknya sedang melakukan swab test antigen di desa itu. Hal itu, dilakukan karena sebelumnya terdapat 27 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan 2 orang meninggal dunia.
Selain itu, sekitar dua Minggu yang lalu masyarakat Sidetapa dengan kondisi mereka yang demikian itu, mereka berkerumun dan sama-sama menuju ke RSUD Buleleng, mereka melakukan pengambilan paksa terhadap jenazah yang meninggal terkonfirmasi Covid-19.
Namun, karena keinginan mereka dihalangi petugas rumah sakit, kaca ruang jenazah rumah sakit itu dipecahkan sama mereka. Lalu, lewat peristiwa itu, dua hari kemudian Kapolres Buleleng mengkonfirmasi peristiwa itu ke Dandim Buleleng, untuk sama-sama mengamankan petugas di Rumah Sakit Santhi Graha Seririt yang didatangi juga oleh orang-orang Sidetapa untuk mengambil paksa jenazah warga mereka yang meninggal juga Covid-19.
"Sehingga dari data dua itu, kemarin saya dengan Kapolres Buleleng ke sana sambil menyerahkan sembako bantuan. Kami, berdiskusi dan dari hasil diskusi dengan toko-toko masyarakat dengan Bapak Camat dan Kepala Desa dan Kelian adatnya (atau) tokoh adatnya kami peroleh informasi dan mencapai kesepakatan untuk hari ini kami testing dan tracing kemungkinan warga Sidetapa yang kemungkinan positif Covid-19," ujarnya.
Selanjutnya, saat sedang melaksanakan testing dan tracing kepada 104 orang dan diperoleh 4 orang positif. Karena, yang lain tidak mau di-testing dan tracing maka salah satu upaya yang dilakukan adalah menjaring warga-warga yang lalu lalang di jalan desa tersebut.
Kemudian, warga diarahkan untuk dilaksanakan testing acak untuk test antigen. Namun, datang pengendara motor yang dikendarai dua orang anak remaja umur sekitar 19 hingga 21 tahun. Lalu, petugas gabungan dari TNI dan Polri, BPBD dan Saat Satpol PP mengarahkan dua remaja itu untuk tes antigen.
Tetapi, mereka tidak mau kemudian melarikan diri dengan terlebih dahulu menabrak petugas dan langsung kabur secara seporadis. Namun, mereka kembali lagi terus menanyakan kepada petugas dan berkata,"Ngapain kalian menghalang-halangi jalan saya,".
Mendengar hal itu, sehingga anggota mendekati dan menarik mereka untuk bisa di tes antigen tetapi remaja yang diketahui mahasiswa itu, menolak dan meronta-ronta melawan dan berkata yang kurang baik.
"Sehingga, kami dudukan dia dan mengetahui itu Bapaknya (si remaja) datang. Kemudian, saya dekati karena saya jauh dari sana sekitar jarak 200 meter. Saya dekati saya tarik bapaknya untuk bersama-sama di sana, tenang dulu, kemudian kita antigen dulu tapi bapaknya tetap menarik anaknya untuk pulang," ujarnya.
"Saat kejadian itu terjadi, tiba-tiba kepala saya dipukul dari belakang. Jadi yang (video) di instagram hanya sepotong dari versi mereka saja. Jadi, kenapa kita di sana. Mereka ini memang keras suka arogan, kemudian kalau bahasa kita sok-sokan tidak mau diatur oleh petugas, kemudian vaksinasi paling rendah pencapaiannya karena tidak mau. Iya seperti itu kondisinya," ungkapnya.
Sementara, untuk kedua remaja itu setelah kejadian saat ini sudah berada di rumahnya dan pihaknya sudah memaafkan kedua remaja tersebut.
"Kalau maunya anggota saya yang mukul tadi di proses hukum secara militer. Tapi saya sampaikan tadi, saya secara pribadi memaafkan mereka. Kepala saya dipukul, bayangkan Dandim yang sedang melaksanakan tugasnya dan melaksanakan perintah presiden testing dan tracing dipukul dari belakang. Dan yang saya tidak suka, mukulnya kok dari belakang. Kemudian, karena melihat komandannya dipukul anak buah saya bereaksi, kejadian seperti itu," ujarnya.
Namun, pihaknya memaklumi peristiwa itu karena dianggap sebagai resiko tugas sebagai Dandim Buleleng, Bali.
"Kalau, memang mereka mau minta maaf atau tidak melanjutkan permasalahan ini saya anggap okelah, resiko tugas, resiko saya melaksanakan tugas tanggung jawab saya sebagai Dandim Buleleng. Tapi, kalau mereka mau memprosesnya lebih lanjut, saya juga mau mengajukan tuntutan secara hukum," ujarnya.
"Saya diserang, petugas negara sedang melaksanakan tugas diserang kemudian anggota saya juga sedang melaksanakan tugas ditabrak seperti itu. Seperti (itu) saja penjelasan saya," ujar Dandim Windra.
Sementara, dikonfirmasi berbeda Kepala Desa Sidetapa yakni Ketut Budiasa belum bisa memberikan penjelasan terkait peristiwa itu. Karena, Pihaknya masih akan membicarakannya terlebih dahulu dengan berbagai tokoh masyarakat.
"Soalnya, saya perlu ngomong karena ini masalah di desa, saya akan ngomong sama tokoh-tokoh masyarakat untuk pemberitaan ini, sehingga tidak terlalu melebar," ujar Budiasa.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak yang memuji aksi petugas damkar yang selalu siap siaga dan melaksanakan tugasnya dengan baik.
Baca SelengkapnyaMomen ini seakan mengingatkan kita akan ikatan yang tak lekang oleh waktu, bahkan setelah kematian.
Baca SelengkapnyaRico menjelaskan kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polisi membantah kejadian dalam video tersebut berada di kompleks perumahan TNI.
Baca SelengkapnyaAgus Rambe yang merupakan ayah kandung dari Tina mengatakan anaknya ditangkap pada 20 Mei 2024 lantaran dituding melakukan perlawanan terhadap polisi.
Baca SelengkapnyaBeredar video sejumlah warga di Banjarmasin teler dengan narasi akibat makan buah kecubung.
Baca SelengkapnyaTerungkap sosok pria yang melakukan bakar diri adalah Suryadi (28) dan memiliki riwayat orang dalam gangguan jiwa (ODGJ).
Baca SelengkapnyaSaat diarahkan petugas masuk ke jalan kanan untuk memasuki jalur lingkar selatan, imbauan itu tak diindahkan.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu diketahui terjadi di Desa Jaharun B, Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Rabu (29/5) sore.
Baca Selengkapnya