Warga Depok Panik saat Sahur, Air Kiriman dari Bogor Masuk Rumah hingga Setinggi 1 Meter
Warga tidak menyangka banjir akan separah ini karena sebelumnya tidak ada seperti ini
Warga tidak menyangka banjir akan separah ini karena sebelumnya tidak ada seperti ini
Warga Depok Panik saat Sahur, Air Kiriman dari Bogor Masuk Rumah hingga Setinggi 1 Meter
Sejumlah wilayah di Kota Depok dikepung banjir dinihari tadi. Air mulai meluap sekitar pukul 00.00 Wib. Hingga menjelang sahur, air semakin tinggi.
Warga yang biasanya menyiapkan makanan sahur justru disibukkan dengan air kiriman dari Bogor.
Banjir yang terjadi cukup parah melanda sejumlah wilayah di Depok.
Antara lain di Jalan Rambutan yang menghubungkan Rawadenok dengan Pasir Putih, jalan tembus 2000, Gang Alif yang menghubungkan Kp. Benda dengan Pasir Putih dan Kp. Bulak Barat dekat TPA Cipayung.
Nasir, salah satu warga mengatakan, banjir disebabkan luapan air dari Bogor. Warga tidak menyangka banjir akan separah ini karena sebelumnya tidak ada banjir seperti ini.
"Iya air dari luapan Bogor. Sejak dinihari tadi mulai naik," katanya, Senin (25/3).
Bahkan ada warga yang terjebak di Kp. Bulak tepatnya di area pabrik tahu. Karena mereka tidak menyangka air akan setinggi 1 meter.
"Awalnya diperkirakan enggak bakalan banjir separah ini, karena biasanya masih kondisi normal," kata Nasir.
Namun, karena luapan air dari Kali Pesanggrahan, debit air pun meluas ke permukiman warga. Ketika air tiba-tiba tinggi, warga pun panik namun saat hendak keluar rumah air sudah tinggi.
"Makin lama arus debit air semakin deras, mungkin warga tidak menyadari. Tahu-tahu kiriman air dari Bogor sudah meluap cukup besar, sehingga terjebak dan tidak bisa buru-buru keluar dari kondisi banjir," ungkapnya.
Selain di Bulak Barat, banjir juga melanda kawasan Simpang Mampang di Jalan Pramuka. Pengendara pun tidak dapat melintas karena air cukup tinggi. Bahkan air masuk ke dalam Masjid Jami Al Istiqomah. Sebelumnya tidak pernah ada banjir masuk ke area masjid.
Juhadi, Ketua RT 001/ RW 010 mengatakan, ini adalah banjir terparah yang pernah terjadi sejak jembatan Simpang Mampang ditinggikan.
Biasanya banjir tidak pernah sampai seperti ini. Puluhan rumah warga tergenang akibat banjir ini.
"Banjir pertama kali setelah jembatan dibangun, malah parah. Jalan Pramuka 2 RT 01 RW 10 ada 15 rumah masuk air, RW 11 ada 6 rumah, RW 06 banyak enggak kehitung," katanya.
Air masuk ke rumah warga dan masjid karena tidak adanya saluran air. Seharusnya kata dia, ketika jembatan dibangun dan dibuat lebih tinggi juga dilengkapi dengan pembuatan saluran air.
"Karena saluran air enggak ada. Harusnya ada drainasenya, jadi air meluap. Masjid biasanya enggak banjir," ujarnya.
Sementara itu, Kabid Penanggulangan Bencana Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Depok, Denny Romulo mengatakan petugas telah mengevakuasi 2 kepala keluarga yang terjebak banjir di Kp. Bulak Barat. Terdiri dari enam orang dewasa dan satu balita.
"Karena luapan air dari Kali Pesanggarahan ada 2 KK yang terjebak. Sudah berhasil diselamatkan oleh tim," kata Denny.
Saat proses evakuasi pihaknya menggunakan sejumlah alat. Antara lain perahu karet dan mobil unit dari UPT Bojongsari.
"Sudah berhasil diselamatkan. Ada empat laki-laki dewasa dan satu balita serta dua perempuan dewasa. Petugas yang bergerak ada lima orang dari UPT Bojongsari," pungkasnya.