Warga Depok Panik saat Sahur, Air Kiriman dari Bogor Masuk Rumah hingga Setinggi 1 Meter
Warga tidak menyangka banjir akan separah ini karena sebelumnya tidak ada seperti ini
Warga tidak menyangka banjir akan separah ini karena sebelumnya tidak ada seperti ini
Sejumlah wilayah di Kota Depok dikepung banjir dinihari tadi. Air mulai meluap sekitar pukul 00.00 Wib. Hingga menjelang sahur, air semakin tinggi.
Warga yang biasanya menyiapkan makanan sahur justru disibukkan dengan air kiriman dari Bogor.
Banjir yang terjadi cukup parah melanda sejumlah wilayah di Depok.
Antara lain di Jalan Rambutan yang menghubungkan Rawadenok dengan Pasir Putih, jalan tembus 2000, Gang Alif yang menghubungkan Kp. Benda dengan Pasir Putih dan Kp. Bulak Barat dekat TPA Cipayung.
Bahkan ada warga yang terjebak di Kp. Bulak tepatnya di area pabrik tahu. Karena mereka tidak menyangka air akan setinggi 1 meter.
"Awalnya diperkirakan enggak bakalan banjir separah ini, karena biasanya masih kondisi normal," kata Nasir.
Namun, karena luapan air dari Kali Pesanggrahan, debit air pun meluas ke permukiman warga. Ketika air tiba-tiba tinggi, warga pun panik namun saat hendak keluar rumah air sudah tinggi.
"Makin lama arus debit air semakin deras, mungkin warga tidak menyadari. Tahu-tahu kiriman air dari Bogor sudah meluap cukup besar, sehingga terjebak dan tidak bisa buru-buru keluar dari kondisi banjir," ungkapnya.
Selain di Bulak Barat, banjir juga melanda kawasan Simpang Mampang di Jalan Pramuka. Pengendara pun tidak dapat melintas karena air cukup tinggi. Bahkan air masuk ke dalam Masjid Jami Al Istiqomah. Sebelumnya tidak pernah ada banjir masuk ke area masjid.
Juhadi, Ketua RT 001/ RW 010 mengatakan, ini adalah banjir terparah yang pernah terjadi sejak jembatan Simpang Mampang ditinggikan.
Biasanya banjir tidak pernah sampai seperti ini. Puluhan rumah warga tergenang akibat banjir ini.
"Banjir pertama kali setelah jembatan dibangun, malah parah. Jalan Pramuka 2 RT 01 RW 10 ada 15 rumah masuk air, RW 11 ada 6 rumah, RW 06 banyak enggak kehitung," katanya.
Air masuk ke rumah warga dan masjid karena tidak adanya saluran air. Seharusnya kata dia, ketika jembatan dibangun dan dibuat lebih tinggi juga dilengkapi dengan pembuatan saluran air.
"Karena saluran air enggak ada. Harusnya ada drainasenya, jadi air meluap. Masjid biasanya enggak banjir," ujarnya.
Sementara itu, Kabid Penanggulangan Bencana Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Depok, Denny Romulo mengatakan petugas telah mengevakuasi 2 kepala keluarga yang terjebak banjir di Kp. Bulak Barat. Terdiri dari enam orang dewasa dan satu balita.
"Karena luapan air dari Kali Pesanggarahan ada 2 KK yang terjebak. Sudah berhasil diselamatkan oleh tim," kata Denny.
Saat proses evakuasi pihaknya menggunakan sejumlah alat. Antara lain perahu karet dan mobil unit dari UPT Bojongsari.
"Sudah berhasil diselamatkan. Ada empat laki-laki dewasa dan satu balita serta dua perempuan dewasa. Petugas yang bergerak ada lima orang dari UPT Bojongsari," pungkasnya.
Banjir besar menerjang kawasan Braga, Kecamatan Sumurbandung, Bandung
Baca SelengkapnyaSesosok mayat pria ditemukan dalam kondisi membusuk dalam kamar kos di Jalan Jambu, Kelurahan Pondok Cina, Kecamatan Beji, Depok, Kamis (8/2).
Baca Selengkapnya"Karena takut sih, takut sama warga, takut dipukulin," kata pelaku
Baca SelengkapnyaKedua pelaku merupakan komplotan sudah sering beraksi di Depok dan sekitarnya.
Baca SelengkapnyaBanjir berasal dari luapan air Kali Pesanggarahan. Ini disebabkan tumpukan sampah di TPA Cipayung yang longsor ke kali.
Baca SelengkapnyaHujan deras sejak siang hingga malam hari menyebabkan tanggul Kali Cilemahabang, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi jebol sepanjang sekitar 20 meter, Kamis (4/1).
Baca SelengkapnyaWarga Cisuru, Cilegon, Banten kerap mengeluhkan sulitnya mendapatkan air bersih
Baca SelengkapnyaBanjir masih menggenangi enam kecamatan, yakni Genuk, Pedurungan, Gayamsari, Tugu, Semarang Timur dan Semarang Utara.
Baca SelengkapnyaUlar berbisa tersebut muncul dari dapur rumah makan
Baca Selengkapnya