Ahli Ungkap Kendala Modifikasi Cuaca di Demak Hingga Akhirnya Terendam Banjir
Tantangan utama melakukan modifikasi cuaca di kota wali tersebut ialah curah hujan yang tergolong sangat ekstrem.
Tim Ahli PT Smart Cakrawala Aviation (Smart Aviation), A Hilmi Rafiiq mengungkapkan sejumlah kendala dalam melakukan modifikasi cuaca di Demak.
Ahli Ungkap Kendala Modifikasi Cuaca di Demak Hingga Akhirnya Terendam Banjir
Ahli Ungkap Kendala Modifikasi Cuaca di Demak Hingga Akhirnya Terendam Banjir
PT Smart Cakrawala Aviation (Smart Aviation) bekerja sama dengan pemerintah untuk mengatasi banjir bandang di Demak, Jawa Tengah. Diketahui Smart Aviation merupakan perusahaan swasta yang bergerak dalam bisnis pengembangan layanan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC)
Tim Ahli PT Smart Cakrawala Aviation (Smart Aviation), A Hilmi Rafiiq mengungkapkan sejumlah kendala dalam melakukan modifikasi cuaca di Demak.
Hilmi menyebut, tantangan utama melakukan modifikasi cuaca di kota wali tersebut ialah curah hujan yang tergolong sangat ekstrem.
"Jadi, curah hujan di Demak itu termasuk ekstrem karena di atas 200 mm. Curah hujan lebat sendiri berkisar 100 mm sampai 150 mm," ujar Hilmi dalam acara Media Briefing di Sarinah, Jakarta Pusat, Jumat (22/3).
Selain itu, terdapat fenomena atmosfer yang cukup tinggi wilayah sekitar Demak. Fenomena ini mengakibatkan curah hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Demak dan sekitarnya.
"Faktor ini juga mengakibatkan terbentuknya awan lokal yang menyebabkan hujan lebih sering terjadi ," ujarnya.
Kondisi ini diperparah dengan topografi wilayah Demak yang berupa cekungan. Sehingga, saat curah hujan dengan intensitas ekstrim turun mengakibatkan banjir.
"Sehingga jika dalam satu hari penuh di Jawa Tengah, apalagi daerah Demak itu daerah cekungan, sehingga tidak bisa menahan limpahan air curah hujan," bebernya.
Meski demikian, upaya untuk melakukan modifikasi cuaca di Demak mulai membuahkan hasil. Antara lain intensitas curah hujan yang mulai menurun yang berdampak pada menurunnya ketinggian air genangan banjir.
"Saat ini, memang dari laporan rekan-rekan yang di lapangan curah hujan bisa kita minimalisir di bawah 50 mm, mungkin angka pastinya nanti akan BMKG yang rilis, namun data-data yang di lapangan menunjukkan penurunan (intensitas hujan)," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi turun langsung mengecek perbaikan tanggul jebol yang menyebabkan banjir di Kabupaten Demak dan sekitarnya, Jumat (22/3). Jokowi memastikan bahwa perbaikan tanggul jebol tersebut sudah selesai dikerjakan.
"Tadi malam yang lebar itu, yang jebol 15 meter tadi malam jam 1 sudah ditutup, selesai dikerjakan selama 4 hari berturut-turut siang malam," kata Jokowi usai meninjau warga terdampak banjir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Jumat (22/3/2024).
Menurut dia, banjir di Demak terjadi akibat curah hujan yang sangat ekstrem. Hal ini membuat tanggul tak bisa menampung debit air sehingga jebol dan menyebabkan terjadinya banjir.
"Ya ini memang hujannya sangat ekstrem, karena hujan ekstrem itu 150 milimeter, yang di sini sudah 238 milimeter. Sangat ekstrem sekali. Sehingga tanggul yang ada tidak muat dan menggerus dan jebol tanggulnya," ujarnya.