Zulkifli Hasan: Muhammadiyah-NU Jangan Pecah dan Bertengkar
Merdeka.com - Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) menyampaikan bahwa solidnya Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) dalam kerukunan akan menjadikan Indonesia maju.
"Yang penting Muhammadiyah-NU jangan pecah dan bertengkar. Jika mereka selalu bersama mengerjakan sesuatu yang produktif, maka saya yakin Indonesia pasti maju," kata pria yang juga menjabat Mendag RI itu, dilansir Antara, Jumat (30/12).
Menurut Zulhas, kemajuan Indonesia itu akan berdampak besar bagi umat Islam yang mayoritas merupakan warga Muhammadiyah dan NU.
-
Bagaimana Zulhas mempersatukan NU dan Muhammadiyah? “Saya berusaha mendudukkan NU dan Muhammadiyah mulai dari Kabupaten Lampung, lalu ke tempat lain terus menerus. Dulu di Surabaya juga pernah dipimpin Muhammadiyah dalam satu forum duduk bareng (dengan NU),“
-
Bagaimana NU dan Muhammadiyah berdampak pada perkembangan Islam di Indonesia? NU dan Muhammadiyah berperan penting dalam sejarah perjalanan negara ini dan berpengaruh besar terhadap perkembangan Islam di Indonesia.
-
Mengapa Zulhas berupaya keras mempersatukan NU dan Muhammadiyah? “Jadi begini, memang parpol itu fungsinya memajukan peradaban. Oleh karena itu PAN berusaha keras agar umat Islam memperkuat persatuan, bersatu walaupun berbeda,“
-
Kapan Zulhas mulai mempersatukan NU dan Muhammadiyah? “Alhamdulilah ini Ketum PBNU Gus Yahya datang,“ “Saya berusaha mendudukkan NU dan Muhammadiyah mulai dari Kabupaten Lampung, lalu ke tempat lain terus menerus. Dulu di Surabaya juga pernah dipimpin Muhammadiyah dalam satu forum duduk bareng (dengan NU),“
-
Apa yang Zulhas katakan tentang PAN? “Memang PAN lahir dari rahim Muhammadiyah, tetapi sejatinya perjuangan Muhammadiyah adalah untuk bangsa. Maka inklusivitas PAN hari ini adalah mandat perjuangan yang niscaya. PAN juga milik NU, bahkan melintasi batas-batas ormas, agama, suku, bahasa, warna kulit. PAN adalah partai milik semua anak bangsa. Matahari yang selalu menyinari tanpa membeda-bedakan.“ Tutur Zulhas dalam pidato politiknya pada Peringatan HUT ke-25 PAN di Jakarta (28/8).
-
Siapa pendiri NU dan Muhammadiyah? Nahdlatul Ulama (NU) lahir pada 31 Januari 1926 di Surabaya. NU didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari untuk menampung gagasan keagamaan para ulama tradisional sebagai reaksi atas prestasi ideologi gerakan modernisme Islam yang mengusung gagasan purifikasi puritanisme. Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 18 November 1912.
"Kalau umat maju, maka Muhammadiyah dan NU akan memegang peran penting dalam semua sektor, baik politik dan ekonomi," kata dia.
Zulhas menceritakan bagaimana saat awal reformasi, organisasi Muhammadiyah dan NU berjaya hingga melahirkan pemimpin-pemimpin bagi Indonesia.
Dia mengatakan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gusdur berasal dari warga Nahdlatul Ulama dan Ketua MPR Amin Rais saat itu berasal dari warga Muhammadiyah, sedangkan Ketua DPR berasal dari HMI yaitu Akbar Tanjung.
Sementara terkait Muhammadiyah, Zulhas menyebutnya sebagai organisasi kemasyarakatan. Ormas itu sukses dan banyak memberikan kontribusi bagi negeri. Dia mengatakan Muhammadiyah salah satu ormas yang bisa dijadikan role model dalam berbagai aspek kehidupan.
Menurut dia, bakti Muhammadiyah bagi bangsa dan negara, khususnya terlihat melalui ribuan amal usaha mulai sektor kesehatan, pendidikan, hingga sosial. Zulhas berharap Muhammadiyah terus bisa menjadi cahaya penerang bagi masyarakat Indonesia.
"Kami berharap pemikiran-pemikiran, gagasan, hingga bakti Muhammadiyah terus menyinari negeri,” ujar Zulhas.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Zulhas ingin memperkuat persatuan dengan merangkul semua golongan, termasuk Nadhlatul Ulama (NU).
Baca SelengkapnyaTantangan zaman ini seringkali datang begitu cepat dan mengancam siapapun yang tidak siap beradaptasi.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla mengajak umat Islam menjaga persatuan dan kesatuan pascapemilihan umum (Pemilu) 2024.
Baca SelengkapnyaDi tangan Ketum Zulkifli Hasan (Zulhas), PAN sukses bertransformasi menjadi partai terbuka untuk semua golongan.
Baca SelengkapnyaDua organisasi ini dianggap sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPerbedaan NU dan Muhammadiyah dapat meningkatkan toleransi bangsa.
Baca SelengkapnyaZulhas menganggap hal ini sebagai pendidikan politik
Baca SelengkapnyaMahfud memandang ada peran ulama termasuk santri-santri dari kiai Hamid memperjuangkan Indonesia merdeka.
Baca SelengkapnyaMenko Hadi menilai, MUI memiliki pengaruh untuk menciptakan suasana tenteram dan harmonis setelah pemilu.
Baca SelengkapnyaCak Imin mempertanyakan ke-NU-an Khofifah karena lebih memilih mendukung Prabowo-Gibran dari pada pasangan AMIN.
Baca SelengkapnyaMasyarakat memiliki ketahanan lebih terhadap narasi kebangkitan khilafah karena lebih percaya organisasi seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.
Baca Selengkapnyawarisan pertama para kiai NU adalah paham keagamaan Ahlussunnah Waljama'ah (Aswaja)
Baca Selengkapnya