Transformasi Wajah Baru PAN Jelang Pemilu 2024
Zulhas ingin memperkuat persatuan dengan merangkul semua golongan, termasuk Nadhlatul Ulama (NU).
PAN menjadi partai terbuka untuk semua golongan, tidak hanya Muhammadiyah
Transformasi Wajah Baru PAN Jelang Pemilu 2024
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan atau Zulhas mengubah wajah PAN menjadi partai terbuka.
Artinya tidak inklusif bagi kalangan Muhammadiyah saja.
Sudah jadi rahasia umum bahwa partai matahari putih lahir dari rahim Muhammadiyah. Memberikan kesan bahwa PAN partai yang tertutup bagi kalangan lain.
Namun Zulhas membuat PAN bertransformasi menjadi partai terbuka untuk semua umat Islam.
Terbuka bagi Warga NU
Zulhas memandang partai politik (parpol) punya peran sebagai pemersatu bangsa. Dia mengaku ingin memperkuat persatuan dengan merangkul semua golongan, termasuk Nadhlatul Ulama (NU). "Jadi begini, memang parpol itu fungsinya memajukan peradaban. Oleh karena itu, PAN berusaha keras agar umat Islam memperkuat persatuan, bersatu walaupun berbeda," ujar Zulhas di Jakarta, Rabu (12/7).
Salah satu upaya PAN merangkul semua golongan diwujudkan dengan cara menggelar acara peringatan satu abad NU dengan tajuk 'Simposium Nasional' di Hotel Sheraton Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
Hadir dalam acara tersebut Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), Sekjen PBNU Saifullah Yusuf dan jajaran pengurus PBNU Jatim. Dalam acara itu, Gus Yahya menyebut bahwa PAN rasional. Dia pun menegaskan tidak ada larangan bagi warga NU untuk mencoblos PAN di pemilu nanti.
Respons positif ini ditanggapi Zulhas. Dia bercerita berupaya mendudukan bersama NU dan Muhammadiyah. Menteri Perdagangan (Mendag) RI ini mengatakan perbedaan pilihan soal ormas Islam dan parpol adalah hal yang biasa dan wajar.
"Beda partai, tapi harmoni persatuan itu penting. Itu terus saya lakukan selama hampir 2 tahun, terutama mempersatukan, duduk bareng. Mempersatukan artinya bukan sama ya, mendudukkan bareng NU dan Muhammadiyah sudah 2 tahun saya. Alhamdulilah ini Ketum PBNU Gus Yahya datang,"
Jelas Zulhas.
Merdeka.com
"(Saya berusaha mendudukkan NU dan Muhammadiyah) mulai dari Kabupaten Lampung, tempat lain terus menerus. Dulu di Surabaya juga pernah dipimpin Muhammadiyah dalam satu forum duduk bareng (dengan NU),"
lanjut Mendag RI ini kepada wartawan.
Zulhas menyebut dengan bertransformasinya PAN menjadi partai yang terbuka diharapkan bisa membuat suasana di masyarakat semakin sejuk, khususnya antara NU dan Muhammadiyah.
"Dengan itu masyarakat adem, tenang. Kalau masyarakat tenang, kita bisa membangun gitu. Bahwa soal pilihan-pilihan, terserah masing-masing," ujar dia.