Aksi kamisan ke-357 menolak capres pelanggar HAM
Merdeka.com - Sore ini, Kamis 26 Juni 2014, Gerakan Rakyat Melawan Lupa kembali menggelar aksi Kamisan di depan Istana Negara. Pada aksi Kamisan ke-357 itu, para aktivis mengusung sejumlah tuntutan seperti hapuskan penyiksaan dan penculikan di Indonesia, tangkap dan adili panjahat di Pengadilan HAM ad hoc, serta menolak calon presiden pelanggar HAM, yakni Prabowo Subianto.
Juru bicara Gerakan Rakyat Melawan Lupa, Maruli Rajaguguk mengungkapkan, akan terjadi kemunduran sejarah jika Indonesia kembali dipimpin oleh presiden yang diduga terkait dengan berbagai pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di masa lalu. Karena itu, "Kami juga menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk menyelamatkan demokrasi dari capres penjahat HAM dalam hal ini Prabowo Subianto," kata Maruli, yang juga aktivis LBH Jakarta itu.
Bergerak dari Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, para aktivis dan korban pelanggaran HAM itu melakukan long march ke Istana Negara. Mengenakan pakaian berwarna hitam, mereka berorasi dan melakukan aksi teaterikal.
-
Atraksi apa yang ditampilkan? Personel grup sirkus asal Rusia, The Nikolaevs melakukan atraksi akrobatik Flying Trapeze di Atrium Utama Mal Pondok Indah 2, Jakarta, Minggu (30/6/2024).
-
Bagaimana acara tersebut? Acara gender reveal diadakan serentak dengan ulang tahun Michael di Bali, yang membuat momen tersebut sangat menarik.
-
Dimana flashmob diadakan? Baru-baru ini masyarakat diajak Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk mengikuti keseruan flashmob menjelang Nusantara Fair 2024 di Central Lobby, Mall Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (25/01/2024).
-
Dimana program Ayo BerAKSI di implementasikan? Program ini mendorong karyawan untuk mengasah kepekaan dan kepedulian mereka terhadap permasalahan sosial yang terjadi di sekitarnya.
-
Dimana demo buruh berlangsung? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Apa itu Hari Asteroid? Setiap tanggal 30 Juni, kita memperingati Hari Asteroid Sedunia, sebuah momen penting untuk meningkatkan kesadaran untuk mengenal lebih jauh tentang asteroid.
Pada aksi ke-357 ini juga diikuti anggota Federasi Ikatan Keluarga Orang Hilang (Ikohi) Indonesia, seperti dari Sumatera Utara, Lampung, Jabodetabek, Jawa Tengah, JawaTimur, DIY, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, hingga Papua. "Kami menuntut agar kasus penculikan aktivis 1997/1998 segera dituntaskan," ujar Mugiyanto, Ketua Ikohi Indonesia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ikohi telah mengeluarkan sejumlah resolusi terkait dengan pelanggaran HAM di masa lalu, yang hingga kini tidak kunjung diselesaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut.
Resolusi itu antara lain: Pertama, Menolak Prabowo sebagai capres. Dua, Menuntut kepada SBY menjalankan rekomendasi DPR tahun 2009 dalam kasus orang hilang 1997/1998 (1. Pencarian 13 aktivis yang hilang, 2. Keprres pengadilan HAM ad hoc, 3. Rehabilitasi dan kompensasi, 4. Ratifikasi Konvensi Anti Penghilangan Paksa Internasional) Tiga, Menuntut pada pemerintah SBY dan presiden terpilih mendatang untuk menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM di masa lalu. Empat, Memberikan dukungan pada Jokowi untuk menuntaskan kasus orang hilang dan pelanggaran HAM di masa lalu. Lima, Bila pemerintah Indonesia tidak menunjukkan itikad politik kasus penculikan aktivis dan kasus-kasus pelanggaran HAM di masa lalu, maka akan diadukan ke mekanisme HAM internasional.
Aksi konsisten yang terus dilakukan oleh para korban dan keluarga korban pelanggaran HAM di Indonesia ini terinspirasi dari aksi "Plaza De Mayo" di Buenos Aires, Argentina, yang digelar setiap hari Selasa. Aksi tersebut dilakukan oleh para ibu yang anak menjadi korban penculikan rezim militer.
Dimulai kali pertama pada 30 April 1977, para ibu yang anak atau keluarganya diculik rezim militer Argentina pada tahun 1976-1983, terus memutari Plaza de Mayo di depan Istana Presiden Argentina The Casa Rosada untuk menyampaikan tuntutan, hingga akhirnya dipenuhi setelah berjuang selama 25 tahun.
Oleh sejumlah organisasi pegiat HAM dan aktivis HAM, aksi fenomenal tersebut lantas diadopsi untuk menagih janji presiden yang akan menyelesaikan berbagai kasus pelanggaran HAM di Indonesia. Namun sayangnya, aksi Kamisan yang hingga hari ini telah dilakukan hingga 357 kali itu, tak kunjung mendapat perhatian Presiden SBY, yang hampir 10 tahun menjadi Presiden Indonesia.
Sejumlah tragedi kemanusian yang hingga hari ini masih dirundung kabut gelap dan pelakunya belum tersentuh tangan hukum antara lain: tragedi pembantaian 1965, tragedi Talangsari, tragedi Tanjungpriok, tragedi 27 Juli 1996, tragedi penculikan aktivis, tragedi Trisakti, tragedi Mei 1998, tragedi Semanggi I dan Semanggi II, serta pembunuhan Munir. (skj) (mdk/cza)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi Kamisan yang bertema "Orang silih berganti, aksi Kamisan tetap berdiri" itu genap berlangsung selama 17 tahun.
Baca SelengkapnyaAksi Kamisan pada awal Februari ini diikuti Forum Alumni Universitas Indonesia, para keluarga korban pelanggaran HAM berat serta para mantan aktivis 98.
Baca SelengkapnyaAksi unjuk rasa ini digelar dengan orasi-orasi politik dari sejumlah dosen, budayawan, seniman dan mahasiswa.
Baca SelengkapnyaDalam aksi tersebut mereka menekankan bahwa Hak Asasi Manusia (HAM) untuk semua serta menuntut penuntasan kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu.
Baca SelengkapnyaBentrokan pecah ketika para buruh berkumpul di pusat-pusat kota untuk menyampaikan aspirasi terkait hak-hak mereka.
Baca SelengkapnyaMassa Aksi Kamisan mendesak penegak hukum untuk menghentikan kriminalisasi terhadap pembela HAM, Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti.
Baca SelengkapnyaSekelompok anjing laut itu tampak menghadang mobil polisi antihuru-hara yang sibuk menangani aksi unjuk rasa nelayan.
Baca SelengkapnyaRatusan buruh ramai-ramai konvoi menuju Istana Merdeka untuk berunjuk rasa selama peringatan May Day atau Hari Buruh Sedunia, pada 1 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaPresiden Argentina, Javier Milei, telah menyerukan penghancuran Masjid Al-Aqsa.
Baca SelengkapnyaHingga malam hari, massa demonstran tolak Revisi UU Pilkada masih bertahan di depan Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaMassa dari berbagai aliansi ini bersuara lantang menolak Pemilu curang.
Baca SelengkapnyaPenggunaan topeng Guy Fawkes menjadi simbol perlawanan mereka terhadap kekuasaan yang dianggap telah menindas kebebasan demokrasi.
Baca Selengkapnya