Analisis Putaran Dua Pilpres 2024: Akar Rumput PDIP Sulit Bersatu dengan 212 dan Eks FPI di Kubu AMIN
Keduanya dinilai akan bersama jika Pilpres 2024 berjalan dua putaran
Keduanya dinilai akan bersama jika Pilpres 2024 berjalan dua putaran
Analisis Putaran Dua Pilpres 2024: Akar Rumput PDIP Sulit Bersatu dengan 212 dan Eks FPI di Kubu AMIN
Komunikasi politik antara kubu Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud mulai berjalan.
Keduanya dinilai akan bersama jika Pilpres 2024 berjalan dua putaran.
Diketahui, dalam sejumlah lembaga survei, pasangan Prabowo-Gibran memimpin jauh di atas.
Sementara pasangan Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud bersaing ketat di urutan dua dan ketiga.
Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia (ASI) Ali Rifan, elite parpol di Indonesia sebenarnya gampang saja untuk menyatu. Tetapi untuk akar rumput justru sebaliknya.
Sebab yang jadi faktor utama para elite parpol yakni kepentingan, tak semata-mata ideologi.
"Di kita ini, meski ada partai yang memiliki ideologi yang berbeda, tetapi perekatnya adalah kepentingan. Kalau kepentingan ketemu, ideologi setebal apapun bisa dipertemukan," kata Ali, Senin (15/1).
Seperti diketahui, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sempat menutup peluang rapat Koalisi dengan PKS dan Demokrat tahun lalu. PDIP dan PKS dinilai memiliki ideologi yang bertolak belakang.
Ditambah lagi, kubu AMIN didukung oleh sejumlah pentolan 212 dan eks FPI. Misalnya saja, Yusuf Martak, Aziz Yanuar dan lainnya.
Ali mengatakan, jika memang kubu AMIN lolos putaran ke putaran kedua Pilpres, bukan tidak mungkn PDIP bergabung dalam satu koalisi dengan AMIN.
Namun, Ali melihat peleburan itu sulit terjadi di masuk ke ranah akar rumput atau grassroot.
Sementara itu, grasroot PDIP cenderung ada di ranah sebaliknya dari AMIN.
Karena itulah, Ali menilai, butuh waktu untuk merekatkan para akar rumput tersebut.
"Kalau lem perekat enggak kuat, maksud saya adalah trigger isunya, itu akan sulit. Kalau elite itu gampang nyatuinnya. Kepentingan ketemu, nyatu, tetapi apakah kemungkinan grassroot konstituen itu bisa nyatu kalau enggak ada satu isu yang bisa memicu atau mentrigger, saya nggak yakin itu bisa menyatu," kata Ali.
Jangankan akar rumput PDIP dengan PKS maupun eks FPI, Ali melihat akar rumput di AMIN antara PKB dan PKS juga belum terlalu menyatu.
"Kalau PKB dan PKS itu irisannya enggak terlalu jauh ya, tapi kalau PKS dan PDIP agak jauh," kata Ali.
"Kecuali ada 1 isu yang menyatukan mereka. Nah isu apa itu? Itu nanti harus dipikirkan oleh 01 dan 03. Saya tidak kemudian mengatakan tidak bisa melebur sama sekali. Tetap bisa melebur, tapi strateginya harus tepat," kata Ali.
Selain itu, Ali menilai, butuh konduktor yang kuat juga untuk mengokestrasi peleburan tersebut.
"Yang saya lihat elite sedang membangun tren agar menyatu, bahkan Pak Jusuf Kalla saya dengar sebagai konsolidator, yang akan menyatukan. Tetapi apakah grassroot bisa menyatu ini menjadi pertanyaan," pungkas Ali.
Sebelumnya, Presiden PKS Ahmad Syaikhu bicara soal terbukanya peluang kerja sama politik dengan pasangan lain di Pilpres 2024, termasuk dengan PDIP .Syaikhu mengatakan, pihaknya terbuka untuk membangun koalisi jika Pilpres 2024 berlangsung dua putaran.
Syaikhu mengatakan, sejauh ini komunikasi PKS dengan partai lain terbangun dengan baik.
"Saya terbuka pada semua kalangan karena kita enggak tahu apakah kita masuk (putaran kedua). Mudah-mudahan itu harapannya," ujar Syaikhu.
Syaikhu menjelaskan, dirinya pernah bertemu dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di sebuah acara yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Menurutnya, dalam pertemuan itu ada sejumlah pembicaraan politik dan situasi nasional yang terjadi.
Dalam pertemuan tersebut, Hasto menerima dengan hangat, walaupun PKS dan PDI-P berbeda pilihan dalam Pilpres 2024.
"Saya kira dalam perpolitikan menurut saya hal-hal seperti ini perlu ditunjukkan dengan kedewasaan," ujar Syaikhu.