Atasi Krisis Air Bersih di Jakarta, Pramono & Ridwan Kamil Bicara Program, Pongrekun Singung Korupsi
Salah satu masalah yang dirasakan warga Jakarta adalah sulitnya mendapatkan air bersih. Apalagi untuk mereka yang tinggal di kawasan pesisir dan pemukiman kumuh
Salah satu masalah yang dirasakan warga Jakarta adalah sulitnya mendapatkan air bersih. Apalagi untuk mereka yang tinggal di kawasan pesisir dan pemukiman kumuh.
Mengatasi kondisi itu, Cagub Nomor urut 2 Dharma Pongrekun meyakini PDAM di Jakarta sebenarnya sangat mampu menyediakan air bersih untuk semua warga. Namun yang marak terjadi adalah praktik korupsi di berbagai lini.
"Jika korupsi dihilangkan, warga Jakarta tidak perlu membeli galon. PDAM sebenarnya mampu menyediakan air bersih dengan teknologi yang sudah ada. Namun, persoalannya adalah apakah ada goodwill dan kemauan politik untuk merealisasikannya," kata Dharma, Minggu (17/11).
Namun demikian, upaya menyediakan air bersih tak bisa ditunda meski kecilnya keinginan banyak pihak untuk membuat ketersediaan itu menjadi lebih baik. Dia mewacanakan pemanfaatan air kiriman dari Sukabumi.
"Banjir tidak perlu dianggap sebagai musibah, tetapi sebagai rezeki dari Tuhan. Dengan mengubah sudut pandang ini, kita bisa memanfaatkan banjir untuk kebaikan warga Jakarta," katanya.
Selain itu, dia akan terus menggencarkan program naturalisasi di 13 sungai di Jakarta. Langkah ini mencakup penghijauan dengan menanam hutan di sepanjang pinggir sungai agar sungai-sungai tersebut menjadi lebih layak, bahkan untuk konsumsi.
"Kami akan membangun kolam pipi monyet sebagai waduk kering untuk menampung hujan dan banjir kiriman dari Jawa Barat. Air hujan yang ditampung, sebagai air tawar, dapat dimanfaatkan menjadi air bersih menggunakan teknologi modern yang terhubung dengan sistem pipanisasi ke PDAM. Dengan demikian, warga Jakarta tidak perlu lagi khawatir soal pelarangan penggunaan air tanah karena solusinya sudah tersedia," katanya.
Sementara Cagub nomor urut tiga, Pramono Anung menyebut perluasan jangkauan pipanisasi adalah prioritas utama mengatasi kelangkaan air bersih di Jakarta. Menurutnya, saat ini hanya 44 persen wilayah Jakarta yang ter-cover air bersih, berdasarkan data dari International Water Institute. Program pipanisasi harus menjadi perhatian serius bagi Jakarta.
Ada dua Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) utama yang dapat diandalkan, yaitu Jatiluhur dan Karian.
"Jika ini bisa dimaksimalkan, saya yakin kebutuhan masyarakat akan air bersih dapat terpenuhi. Dalam visi-misi kami, targetnya adalah seluruh warga Jakarta, di manapun mereka berada, dapat menikmati akses air bersih 100 persen pada tahun 2029," katanya.
Pram menambahkan, langkah lain yang perlu diambil adalah pengurangan konsumsi air tanah oleh mal-mal besar dan perusahaan besar. Pembatasan ini akan memastikan bahwa warga Jakarta bisa mendapatkan air bersih secara merata.
Sementara cagub nomor urut satu, Ridwan Kamil, menyebut pasangan RIDO menawarka inovasi jangka pendek untuk mengatasi krisis air. Yakni dengan program subsidi harga air bagi warga yang membeli air dalam jeriken. Saat ini, katanya, harga air jeriken bisa dua kali lipat dari harga air di pompa.
"Kami akan membayar selisih harganya agar warga tetap bisa mengakses air bersih dengan harga yang wajar. Inilah bentuk kepedulian kami terhadap warga Jakarta yang belum terjangkau oleh jaringan air bersih," kata Ridwan Kamil.