Pramono Kritik Tajam River Way ala RK: Airnya Saja Enggak Jalan, Sudahlah Enggak Bisa di Sini
Seperti di Kali Krukut. Pramono mengatakan mau dikeruk pun, aliran air di sana tidak akan lancar.
Calon Gubernur Daerah Khusus Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung pesimis pembanguan river way atau perahu akan terlaksana. Terlebih tidak semua kali atau sungai di Jakarta yang aliran airnya lancar.
Seperti di Kali Krukut. Pramono mengatakan mau dikeruk pun, aliran air di sana tidak akan lancar.
"Saya melihat saja airnya enggak bisa jalan. Mau bagaimana mau river way? kan airnya enggak bisa jalan. Sehingga demikian untuk dikeruk pun, tetap airnya tetap problem," kata Pramono di Jalan Kebon Pala Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Rabu (9/10).
Pramono mengatakan, kondisi serupa juga terlihat di beberapa kawasan sungai/kali yang terdapat banyak gedung bertingkat.
"Dan kondisinya beberapa daerah ternyata sudah ada didirikan misalnya gedung-gedung yang enggak bisalah, sudah enggak bisa di sini," tandas dia.
Calon Gubernur (Cagub) Nomor Urut 1 Ridwan Kamil (RK), mengatakan punya inovasi untuk membangun river way atau perahu yang dapat melintasi sungai-sungai di Jakarta. Hal tersebut guna mengatasi kemacetan di Jakarta.
Hal ini disampaikan RK dalam debat perdana cagub-cawagub Pilkada Jakarta di JiExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu malam (6/10).
"Mengatasi macet ada dua ideologi, ideologi memfasilitasi pergerakan MRT, LRT, Transjakarta, Busway dan lain sebagainya. Kita mungkin akan berinovasi membuat river way atau perahu melintasi 13 sungai di Jakarta," kata RK.
Selain inovasi river way, RK menyebut juga berencana melakukan perluasan flyover yang ada di Jakarta. Tak hanya itu, RK juga ingin membangun pusat perekonomian di wilayah lain Jakarta selain Jakarta Pusat.
"Sehingga orang Selatan tinggalnya di Selatan tidak usah ke Pusat. Tinggal di Selatan kerja di Selatan, nge-mal di Selatan. Orang di barat tinggal di Barat kerja di Barat," ucap dia.
Lebih jauh, RK menyampaikan cara itu dimaksudkan mengurangi pergerakan warga ke satu wilayah administrasi Jakarta.
Dia berpandangan bahwa cara semacam itu bakal efektif mengurangi kemacetan. Pasalnya, ujar dia, kemacetan di Jakarta disebabkan oleh pergerakan warga yang berkegiatan satu arah menuju pusat Jakarta.