Barisan Para Jenderal TNI dan Polisi di Kabinet Prabowo
Para kandidat menteri dan wakil menteri itu satu per satu menyambangi kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara V, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Presiden terpilih, Prabowo Subianto memanggil sejumlah calon menteri dan wakil menteri hingga kepala badan negara untuk membantu pemerintahannya mendatang. Para kandidat menteri dan wakil menteri itu satu per satu menyambangi kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara V, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, sejak Senin (14/10) hingga Selasa (15/10).
Total ada 49 calon menteri dan 59 calon wakil menteri hingga kepala badan negara diinterview Prabowo selama dua full tersebut. Dari beberapa calon menteri maupun wakil menteri dan kepala badan negara dipanggil Prabowo tersebut, beberapa di antaranya merupakan jenderal aktif maupun purnawirawan TNI dan polisi.
Berikut barisan jenderal dan purnawirawan TNI dan polisi silih berganti menemui Prabowo untuk dipinang menjadi menteri dan wakil menteri hingga kepala badan negara. Mereka akan diumumkan langsung menjadi bagian cabinet setelah pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dilantik menjadi presiden dan wakil presiden pada Minggu 20 Oktober 2024 di gedung DPR MPR RI, Jakarta.
Pertama ada Wakapolri Komjen Pol Agus Andrianto. Agus yang saat ini menjabat sebagai Wakapolri mendampingi Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo menjadi satu dari sejumlah calon pembantu Prabowo berlatar belakang aparat.
Sepak terjang Agus cukup moncer di korps bhayangkara. Agus sebelumnya menggantikan Gatot Eddy Pramono sebagai Wakapolri karena memasuki masa pensiun.
Karier Agus dimulai usai lulusan dari Akpol pada tahun 1989. Agus bertugas di bidang reserse. Pengalaman itu teruji hingga Agus pernah menjabat sebagai Dirreskrim Polda Sumut di tahun 2009. Seiring waktu, Agus kemudikan didapuk menjadi Dirtipidum Bareskrim Polri.
Agus kemudian kembali ke Sumut dengan jabatan barunya sebagai Wakapolda Sumut dan berhasil menduduki sebagai Kapolda hanya dalam waktu satu tahun saja.
Agus di tahun 2019 kemudian ditugaskan di Bareskrim Polri selaku Kabarhakam Polri. Pengalamannya dalam bidang reserse pun membuahkan hasil mengantarkan dia menjadi Kabareskrim Polri. Dikarenakan Gatot Eddy yang sudah memasuki masa purna tugas, Agus akhirnya dipilih untuk meneruskan sebagai Wakapolri.
Selanjutnya ada purnawirawan jenderal TNI Dudung Abdurahman. Nama Dudung diketahui sudah tidak asing lagi di telinga publik.
Dia merupakan mantan Kepala Staff TNI angkatan Darat. Dudung mengaku sempat berdiskusi dengan Prabowo terkait strategi pertahanan saat menyambangi kediaman mantan Danjen Kopassus tersebut.
"Ya Fokusnya untuk strategi pertahanan," kata Dudung, di kediaman Prabowo, Jakarta Selatan, Selasa (15/10).
Dudung merupakan lulusan Akademi Militer (1988B) dari kecabangan Infanteri. Jabatan terakhir jenderal bintang empat ini adalah Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat.
Latar belakangnya yang dikenal banyak perjuangan mulai dari berjualan loper koran dan penjual kue klepon berhasil mengantarnya menjadi seorang Jendral TNI bintang empat.
Kiprahnya di dunia militer diawali dengan menjabat sebagai Dandim 0406/Musi Rawas (2004-2006) dan Dandim 0418/Palembang (2006-2008) berpangkat letnan kolonel.
Kemudian pada 2010, Dudung mengemban jabatan sebagai Aspers Kasdam VII?Wirabuana selama satu tahun, dan dilanjut sebagai Komandan Resimen Induk Kodam (Danrindam) II/Sriwijaya (2011-2012).
Tahun demi tahun pelbagai jabatan strategis di TNI pernah disabetnya dan mengantarkan dirinya menjabat sebagai Pangdam Jaya/Jayakarta pada 27 Juli 2020 dengan pangkat Mayor Jenderal. Dia kemudian diangkat menjadi Pangkostrad pada 25 Mei 2021.
Tidak sampai enam bulan menjabat, ia dilantik menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal Andika Perkasa yang saat itu menjadi Panglima TNI.
Kemudian ada purnawirawan Komjen Pol Purwadi Arianto. Purwadi saat ini menjabat Kepala Lemdiklat Polri. Dia juga menjadi salah satu jenderal polri yang turut dipertimbangkan oleh Prabowo untuk masuk dalam kabinetnya.
Pria kelahiran Jakarta, 2 Oktober 1966 merupakan salah satu senior Polri dan teman seangkatan mantan Wakapolri, Gatot Eddy Pramono yang merupakan lulusan Kepolisian (Akpol) 1988. Sebelum menjabat Kepala Lemdiklat Polri, jenderal bintang tiga ini menjadi Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional.
Selama berkarier di korps bhayangkara, Purwadi sudah menorehkan pencapaian di bidang reserse seperti Kapolres Bekasi, lalu Wadireskrimum Polda Metro Jaya.
Dia juga pernah menjabat Direktur Reserse Kriminal Umum di pelbagai daerah, seperti di Maluku Utara, Kalimantan Barat, Jawa Tengah, hingga akhirnya berhasil menjabat Wadirtipidter Bareskrim Polri di tahun 2015.
Di tahun 2017, dia dipercaya menduduki jabatan selaku Wakapolda Metro Jaya dan hanya butuh waktu setahun. Kemudian Kapolda Lampung hingga Kalemdiklat Polri pada tahun 2023 hingga sekarang.
Lalu ada Laksamana Madya TNI (Purn) Didit Herdiawan. Jenderal TNI selanjutnya yang dipanggil Prabowo yaitu berasal dari angkatan laut yakni Laksamana Madya TNI (Purn) Didit Herdiawan.
Didit sebelumnya pernah menjabat sebagai Irjen Kemenhan RI pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo tahun 2019. Hanya saja posisinya itu hanya berlangsung pada Januari sampai dengan September 2019 saja.
Prabowo pun menarik Didit yang merupakan perwira angkatan laut 1984 dari satuan Korps pelaut.
Pria kelahiran 13 September 1961 asal Jawa Tengah itu saat ini menjabat sebagai Asisten Khusus Menhan Bidang Matra Laut.
Ia pernah menjadi ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, hingga Kepala Staf Umum TNI. Selain itu juga pernah menjabat Asisten Operasi Kepala Staf TNI AL atau Asops KSAL.
Didit Herdiawan sudah menjadi Asisten Khusus Menhan Prabowo Subianto sejak Desember 2019.
Didit juga tercatat aktif menjabat sebagai Komisaris Utama (Komut) PT PAL Indonesia sejak tahun 2021.
Jenderal bintang tiga ini sudah pensiun sebagai perwira tinggi (Pati) TNI Angkatan Laut (AL) sejak tahun 2019.
Didit Herdiawan pun pernah menduduki posisi sebagai Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Wakasal).
Mantan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Tito juga rupanya masih dipercaya oleh Prabowo yang nantinya akan masuk ke dalam susunan Kabinet nanti.
Tito telah menghadap Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan pada Senin (14/10) kemarin. Tito mengaku hanya diminta oleh Prabowo agar inflasi yang selama ini sudah terjaga baik agar dilanjutkan.
"Beliau minta saya membantu beliau dalam kabinet mendatang," kata Tito
Sebagai sesama kabinet di pemerintahan Jokowi yang saat ini menjabat Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito dan Prabowo berdua sudah sering bertemu dalam beberapa momen dan akrab.
Tito lama berkarier di korps bhayangkara hingga mencapai pucuk pimpinan Kapolri sebelum menjadi menteri kabinet Jokowi. Pria kelahiran Palembang 26 Oktober 1964 pernah memimpin tim Densus 88 dan melumpuhkan teroris Dr. Azahari di Batu, Jawa Timur, pada tanggal 9 November 2005.
Pangkatnya dinaikkan dari AKBP dan menerima penghargaan dari Kapolri saat itu, Jenderal Pol. Sutanto bersama dengan para kompatriotnya, seperti Idham Azis, Saiful Maltha, Petrus Reinhard Golose, Rycko Amelza Dahniel, dan yang lainnya.
Tito juga pernah memimpin sebuah tim khusus kepolisian yang berhasil membongkar jaringan teroris pimpinan Noordin M. Top. Atas prestasi ini, pangkatnya dinaikkan menjadi Brigadir Jenderal Polisi dan diangkat menjadi Kepala Densus 88 Anti-Teror Mabes Polri. Kariernya terus menanjak, dan dirinya sempat menjabat sebagai Kapolda Papua dan Kapolda Metro Jaya. Pada tanggal 14 Maret 2016, dia diangkat menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggantikan Komjen. Pol. Saud Usman Nasution yang memasuki masa pensiun.
Pada tanggal 15 Juni 2016, Presiden Joko Widodo mengirim surat kepada DPR-RI, yang isinya menunjuk Tito sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Jenderal Pol. Badrodin Haiti yang akan segera pensiun. Komisi III DPR-RI menyetujui usulan ini dalam sidang paripurna mereka yang digelar pada awal bulan Juli 2016. Tito resmi dilantik sebagai Kapolri oleh Presiden Jokowi pada tanggal 13 Juli 2016.
Marsekal Madya TNI (Purn) Donny Ermawan Taufanto. Donny juga dipanggil oleh Presiden terpilih Prabowo berkat karir gemilang selama masih berdinas di TNI.
Sebagai lulusan TNI di angkatan Udara, dia meraih adhi makayasa 1988. Sosoknya pun ditarik oleh Prabowo untuk membantunya bertugas di Kementerian Pertahanan (Kemhan).
Kariernya pun bukan kaleng-kaleng, terbukti dengan kehadirannya sebagai salah satu fighter tempur udara di AU. Lebih dari itu, Donny pernah menjadi komandan Skadron Udara 15, komandan Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Iswahjudi, hing panglima Komando Operasi Angkatan Udara II.
Komjen Pol (Purn) Suntana. Mantan Kabaintelkam Polri, Komjen Pol (Purn) Suntana juga ikut dipanggil oleh ketum Gerindra itu. Pria Akpol 1989 itu berpengalaman dalam bidang Intel.
Jabatan terakhir jenderal bintang tiga ini adalah Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Polri. Selain itu juga beliau merupakan putra daerah Jawa Barat yang berasal dari Cinta, Karangtengah, Garut.
Dalam riwayat jabatannya pun terbilang cukup lengkap dimulai dari Pamapta I Polres Manokwari hingga menjadi Kapolsek Manokwari. Kariernya dalam bidang intel dirintisnya sebagai Kasat Intel Polres Manokwari tahun 1992.
Kariernya kian meroket dengan pernah menjabat sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat hingga didapuk menjadi Wakapolda Metro Jaya.
Lebih lanjut, dia sempat di menduduki selaku wakil kepala BSSN setelah sempat menjadi Kapolda Jawa Barat.
Letjen TNI (Purn) Muhammad Herindra. Satu lagi nama dari orang terdekat Prabowo di jajaran kabinet adalah Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI M Herindra yang dikabarkan akan diplot menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).
Herindra dan Prabowo sudah dekat sejak lama. Mantan Kepala Staf Umum TNI ini dulunya merupakan anak buah Prabowo di Kopassus.
Dia merupakan lulusan akademi militer Lulusan terbaik Akademi Militer angkatan 1987 dengan pangkat terkahirnya sebagai Letnan Jendral TNI.
Karier militernya dimulai dari perwira muda untuk pelatihan dan organisasi di Kopassus. Selama tahun 2000 semua posisi baik di komando atau non komando Kopasus pernah dijajakinya.
Hanya butuh waktu selama satu tahun saja, Herindra dapat pangkat Letnan Kolonel tahun 2001 dan menjadi komandan Batalyon Infanteri Kopassus ke-812, sebuah batalion pendukung Unit Khusus Penanggulangan Terorisme ke-81.
Mantan Wadanjen Kopassus (2013-2014) dan Danjen Kopassus (2015-2016) ini pernah bertugas di kabupaten berjuluk Negeri Junjungan ini sebagai Dandim 0303/Bengkalis. Saat Bupati Bengkalis dijabat H Syamsurizal.
Sebagai salah satu penerima penghargaan Adhi Makayasa itu, kariernya terus meroket dan diangkat menjadi asisten intelijen Komandan Kopassus Pramono Edhie Wibowo. Ia dirotasi ke Kodam Jaya pada tanggal 14 Mei 2009, untuk menduduki posisi yang sama.
Sambil meniti kariernya dalam bidang militer, dia juga sempat mengenyam pendidikan di Universitas Negeri Malaysia dan mendapatkan gelar master 2011.
Jabatan di bidang militernya kembali dipercayai dengan menduduki Komandan Korem 101/Antasari yang meliputi provinsi Kalimantan Selatan. Seraya dengan itu pula, jenderal bintang dua itu mendapatkan brevet kehormatan Bhayangkara Bahari Utama dari Ditpolair Polda Kalsel.
Letjen TNI (Purn) Lodewijk Freidrich Paulus. Nama Jendral yang terkahir yang bakal masuk ke susunan kabinet Prabowo-Gibran yaitu Lodewijk Freidrich Paulus.
Dia juga merupakan salah satu petinggi Kopasus TNI purnawirawan dengan pangkat terkahir Letnan jenderal.
Ia kemudian menjadi Panglima Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan dari September 2011 hingga Juni 2013. Jabatan terakhir Lodewijk sebelum pensiun adalah Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat, menjabat dari Juni 2013 hingga Juli 2015.
Setelah pensiun, ia bergabung dengan Partai Golongan Karya dan menjadi sekretaris jenderal partai tersebut serta terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari dapil Lampung I untuk periode 2019–2024. Pada 30 September 2021, Paulus dilantik sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, menggantikan Azis Syamsuddin yang terlibat kasus korupsi.
Ia lulus dari AKABRI dan dilantik pada tahun 1981.Paulus menjalani kursus singkat dalam bidang infanteri selama beberapa bulan setelah ia dilantik. Ia bergabung dengan kesatuan Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha, sekarang Kopassus) usai menamatkan kursus tersebut dan ditempatkan sebagai komandan salah satu peleton. Kariernya di Kopassus menanjak, mulai dari komandan sub tim, tim, batalyon, dan grup, hingga ia diangkat sebagai Komandan Detasemen Khusus 81 pada tahun 2001.
Dua tahun menjabat sebagai orang nomor satu di Detasemen Khusus 81, Paulus dipindahkan ke luar lingkungan Kopassus. Ia dipindahkan ke Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan di Sumatera Utara dan mengemban jabatan sebagai Asisten Operasi Kepala Staf Daerah Militer (Asops Kasdam) dari tahun 2003 hingga 2005 dan Komandan Resimen Induk Daerah Militer (Danrindam) dari tahun 2005 hingga 2006. Dari Sumatera Utara, Paulus dimutasi kembali ke Jakarta untuk menjabat sebagai Komandan Resor Militer 052/Wijayakrama.Di tengah masa jabatannya, Paulus terpilih menjadi komandan upacara penurunan bendera dalam upacara HUT Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 2006.
Setelah satu tahun bertugas sebagai danrem, pada tanggal 5 Oktober 2007, Paulus dimutasi ke Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat sebagai Direktur Latihan. Paulus menyerahkan jabatan danrem kepada Kolonel Inf. Sonny Widjaja pada tanggal 29 Januari 2008. Sesuai dengan jabatan barunya, Paulus memperoleh kenaikan pangkat menjadi brigadir jenderal.