Deretan Prajurit TNI-Polri dalam Kabinet Prabowo, Lebih Banyak Mana?
Pagar hitam terbuka lebar hanya untuk beberapa orang saja yang mendapatkan undangan khusus dari Prabowo untuk menghadapnya secara langsung.
Presiden terpilih Prabowo Subianto memanggil sejumlah tokoh di antaranya politikus, profesional hingga selebritas ke kediamannya di Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Selasa (15/10) siang.
Pagar hitam terbuka lebar hanya untuk beberapa orang saja yang mendapatkan undangan khusus dari Prabowo untuk menghadapnya secara langsung.
Mendadak di Jalan Kertanegara itu menjadi ramai kendaraan nan mewah lalu lalang dan berhenti di sekitaran rumah Prabowo. Satu persatu mereka orang turun dari kendaraannya masing-masing dengan pakaian batik.
Sambil berjalan sedikit cepat dengan postur tegak lurus menambah kesan seakan undangan tersebut sangat urgen dan harus segera dipenuhi. Hal tersebut terus berlangsung sampai dengan harus Rabu (15/10) sore hari.
Mereka adalah orang-orang adalah orang-orang terpanggil oleh Prabowo yang nantinya bakal menjadi menteri dan ketua lembaga untuk membantu masa pemerintahan Prabowo-Gibran selama lima tahun mendatang.
Berdasarkan catatan merdeka.com, total sudah ada 108 orang yang telah dipanggil oleh Ketum Gerindra itu. Diantaranya ada dari kalangan tokoh dan politikus selama dua hari, Rabu (15/10) dan Kamis (16/10).
Tidak ingin ketinggalan juga, Ketum dari partai berlambang Kepala burung Garuda kuning turut menyertakan dari instansi TNI-Polri untuk memperkokoh masa pemerintahannya nanti.
Dari ratusan orang yang telah terpanggil, berdasarkan catatan total ada 12 orang TNI-Polri telah memenuhi panggilan Prabowo. Beberapa nama teranyar seperti seperti mantan Kepala Staff TNI AD Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman, Mantan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, hingga Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Muhammad Herindra.
Lantas ada berapa banyak dari masing-masing instansi TNI-Polri yang telah dipanggil menghadap Prabowo?
TNI
1. Agus Harimurti Yudhoyono (Demokrat, Menteri ATR/Kepala BPN)
Dari sekian banyak politikus yang dipanggil, nama Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono tidak luput lantaran secara tegas telah mendukung pasangan Prabowo-Gibran saat masa kampanye.
AHY yang saat ini telah memiliki jabatan sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang dikabarkan bakal menduduki jabatan yang sama nantinya.
Sebelum terjun ke dunia Politik, AHY memiliki latar belakang militer mengikuti jejak ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Hanya saja karier di militernya terlalu cepat dan memilih fokus sebagai politikus.
Putra sulung SBY itu berkarir sebagai tentara matra Angkatan Darat (TNI AD) selama 16 tahun. AHY menjadi lulusan terbaik dari Akademi Militer tahun 2000, meraih penghargaan Adhi Makayasa dan Pedang Trisakti Wiratama.
Saat berdinas di TNI AD, AHY mengemban tugas operasi pemulihan keamanan di Aceh tahun 2002 dan operasi perdamaian PBB di Libanon tahun 2006. Ia juga menjadi salah satu pendiri Universitas Pertahanan Indonesia.[7] Tahun 2015, AHY memimpin salah satu satuan pengamanan Ibu Kota, sebagai Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 203/Arya Kamuning, di bawah Brigif 1/PIK, Kodam Jaya.
Ia pun menutup karier militernya dengan pangkat Mayor.
2. Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara
Satu lagi politikus dari partai Demokrat yang memiliki rekam jejak di dunia militer yaitu, Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara.
Dia merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) pada 1999 dan berdinas di Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) hingga pensiun pada 2019 dengan pangkat terakhir Letnan Kolonel (Letkol).
Saat mengenyam di pendidikan militer, dia merupakan salah satu penerima Bintang Adhi Makayasa - Tri Sakti Wiratama dari Presiden RI pada 1999 dan dikenal sebagai ahli di bidang kavaleri
Sulaiman pun memutuskan untuk pensiun dini setelah berdinas selama 20 tahun dan berfokus pada bidang bisnisnya. Namun demikian, sepak terjangnya di dunia militer pun sudah tidak diragukan.
Berbagai jabatan penting pun pernah diemban oleh Iftitah Sulaiman semasa aktifnya. Seperti Wakil Komandan Kompi B Yon Mekanis Konga XXIII/A UNIFIL Lebanon (2006-2007), Kepala Seksi Personel Sespri Kasum TNI (2008-2009) hingga Komandan Batalyon Kavaleri 4/KC Kodam III Siliwangi (2016-2017).
Sosoknya pun bukan main-main, dia adalah orang dekat Ketua Umum Partai Demokrat.
Dia juga pernah menjadi Pembantu Asisten Sespri Presiden RI (2011-2015). Artinya pernah mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada awal kepemimpinannya.
Iftitah juga terlibat dalam Tim 8 Koalisi Perubahan yang mengusung pasangan Anies Rasyid Baswedan-AHY. Namun Tim 8 itu bubar setelah Anies memilih Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai Cawapres.
3. Marsekal Madya TNI (Purn) Donny Ermawan Taufanto
Marsekal Madya TNI (Purn) Donny Ermawan Taufanto juga dipanggil oleh Presiden terpilih Prabowo berkat karir gemilang selama masih berdinas di TNI.
Sebagai lulusan TNI di angkatan Udara, dia meraih adhi makayasa 1988. Sosoknya pun ditarik oleh Prabowo untuk membantunya bertugas di Kementerian Pertahanan (Kemhan).
Kariernya pun bukan kaleng-kaleng, terbukti dengan kehadirannya sebagai salah satu fighter tempur udara di AU. Lebih dari itu, Donny pernah menjadi komandan Skadron Udara 15, komandan Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Iswahjudi, hing panglima Komando Operasi Angkatan Udara II.
4. Letjen TNI (Purn) Muhammad Herindra
Menyusul Donny, Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Muhammad Herindra juga ikut dipanggil Prabowo. Dia adalah salah satu orang terdekat Menhan yang saat ini bakal diplot menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).
Herindra dan Prabowo sudah dekat sejak lama. Mantan Kepala Staf Umum TNI ini dulunya merupakan anak buah Prabowo di Kopassus.
Dia merupakan lulusan akademi militer Lulusan terbaik Akademi Militer angkatan 1987 dengan pangkat terkahirnya sebagai Letnan Jendral TNI.
Karier militernya dimulai dari perwira muda untuk pelatihan dan organisasi di Kopassus. Selama tahun 2000 semua posisi baik di komando atau non komando Kopasus pernah dijajakinya.
Hanya butuh waktu selama satu tahun saja, Herindra dapat pangkat Letnan Kolonel tahun 2001 dan menjadi komandan Batalyon Infanteri Kopassus ke-812, sebuah batalion pendukung Unit Khusus Penanggulangan Terorisme ke-81.
Mantan Wadanjen Kopassus (2013-2014) dan Danjen Kopassus (2015-2016) ini pernah bertugas di kabupaten berjuluk Negeri Junjungan ini sebagai Dandim 0303/Bengkalis. Saat Bupati Bengkalis dijabat H Syamsurizal.
Sebagai salah satu penerima penghargaan Adhi Makayasa itu, kariernya terus meroket dan diangkat menjadi asisten intelijen Komandan Kopassus Pramono Edhie Wibowo. Ia dirotasi ke Kodam Jaya pada tanggal 14 Mei 2009, untuk menduduki posisi yang sama.
Sambil meniti kariernya dalam bidang militer, dia juga sempat mengenyam pendidikan di Universitas Negeri Malaysia dan mendapatkan gelar master 2011.
Jabatan di bidang militernya kembali dipercayai dengan menduduki Komandan Korem 101/Antasari yang meliputi provinsi Kalimantan Selatan. Seraya dengan itu pula, Jendral bintang dua itu mendapatkan brevet kehormatan Bhayangkara Bahari Utama dari Ditpolair Polda Kalsel.
5. Laksamana Madya TNI (Purn) Didit Herdiawan
Jendral TNI selanjutnya yang dipanggil Prabowo yaitu berasal dari angkatan laut yakni Laksamana Madya TNI (Purn) Didit Herdiawan.
Didit sebelumnya pernah menjabat sebagai Irjen Kemenhan RI pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo tahun 2019. Hanya saja posisinya itu hanya berlangsung pada Januari sampai dengan September 2019 saja.
Prabowo pun menarik Didit yang merupakan perwira angkatan laut 1984 dari satuan Korps pelaut.
Pria kelahiran 13 September 1961 asal Jawa Tengah itu saat ini menjabat sebagai Asisten Khusus Menhan Bidang Matra Laut.
Ia pernah menjadi ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, hingga Kepala Staf Umum TNI. Selain itu juga pernah menjabat Asisten Operasi Kepala Staf TNI AL atau Asops KSAL.
Didit Herdiawan sudah menjadi Asisten Khusus Menhan Prabowo Subianto sejak Desember 2019.
Selain itu, Didit juga tercatat aktif menjabat sebagai Komisaris Utama (Komut) PT PAL Indonesia sejak tahun 2021.
Jenderal bintang tiga ini sudah pensiun sebagai perwira tinggi (Pati) TNI Angkatan Laut (AL) sejak tahun 2019.
Didit Herdiawan pun pernah menduduki posisi sebagai Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Wakasal).
6. Marsda TNI Bambang Eko Suhariyanto
Bambang Eko adalah salah satu staff ahli Menteri Pertahanan Bidang Sosial berdasarkan pada Keputusan Presiden RI Nomor : 129 /TPA/Tahun 2018 Tentang Pemberhentian Dan Pengangkatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pertahanan. Ia dilantik oleh Menhan Ryamizard Ryacudu pada tanggal 10 Desember 2018 menggantikan Deni Irawan. Sebelum menjadi Staf Ahli Menhan Bidang Sosial, Bambang menempati jabatan lama sebagai Kepala Biro Hukum Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan (Karo Hukum Setjen Kemhan).
Dalam karier militernya, ia telah menduduki beberapa jabatan dimulai dari Kasi Kumniter Subdis Kumdira Diskumau, selanjutnya menjabat sebagai Kakum Koopsau II, Tenaga Fungsional Gol. IV Dit Ada Ditjen Ranahan Dephan, Pamen Mabes TNI Kemhan, Kabag Hatkum Rokum Setjen Kemhan, Kabag Yankum Rokum Setjen Kemhan dan Dir Kumstrahan Dit Kumstra Ditjen Strahan Kemhan.
Pendidikan yang ditempuh di dalam negeri dan luar negeri setelah lulus dari Pendidikan Sepamilwa pada tahun 1987 diantaranya Sekkau tahun 1996, Law Operation Course (Amerika) tahun 1999, Seskoau tahun 2002, Legal Adviser Course (Australia) tahun 2003, Ilomo Course (Amerika) tahun 2004, Air Law Course (Belanda) tahun 2005, International Law Development Programs (Amerika) tahun 2006, Susopsgab IV tahun 2007, Operation Law Course For Senior Officer (Hawaii) tahun 2007 dan Sesko TNI tahun 2010.
Tanda jasa yang dimiliki atas pengabdiannya kepada bangsa dan negara antara lain Satyalancana Kesetiaan XVI Tahun, Satyalancana Santi Dharma, United Nation Medal (PBB), Satyalancana Dwidya Sistha dan Satyalancana Kesetiaan XXIV Tahun.
7. Jendreal TNI (Purn) Dudung Abdurahman
Nama Dudung sebagaimana diketahui sudah tidak asing lagi di mata publik. Dia merupakan mantan Kepala Staff TNI angkatan Darat.
Dudung mengaku sempat berdiskusi dengan Prabowo terkait strategi pertahanan.
"Ya Fokusnya untuk strategi pertahanan," kata Dudung, di kediaman Prabowo, Jakarta Selatan, Selasa (15/10).
Dudung, merupakan lulusan Akademi Militer (1988B) ini berasal dari kecabangan Infanteri. Jabatan terakhir jenderal bintang empat ini adalah Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat.
Latar belakangnya yang dikenal banyak perjuangan mulai dari berjualan loper koran dan penjual kue klepon berhasil mengantarnya menjadi seorang Jendral TNI bintang empat.
Kiprahnya di dunia militer diawali dengan menjabat sebagai Dandim 0406/Musi Rawas (2004-2006) dan Dandim 0418/Palembang (2006-2008) berpangkat letnan kolonel.
Kemudian pada 2010, Dudung mengemban jabatan sebagai Aspers Kasdam VII?Wirabuana selama satu tahun, dan dilanjut sebagai Komandan Resimen Induk Kodam (Danrindam) II/Sriwijaya (2011-2012).
Tahun demi tahun pelbagai jabatan strategis di TNI pernah disabetnya dan mengantarkan dirinya menjabat sebagai Pangdam Jaya/Jayakarta pada 27 Juli 2020 dengan pangkat Mayor Jenderal. Dia kemudian diangkat menjadi Pangkostrad pada 25 Mei 2021.
Tidak sampai enam bulan menjabat, ia dilantik menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal Andika Perkasa yang saat itu menjadi Panglima TNI.
8. Letjen TNI (Purn) Lodewijk Freidrich Paulus
Nama Jendral TNI yang terkahir yang bakal masuk ke susunan kabinet Prabowo-Gibran yaitu Lodewijk Freidrich Paulus.
Dia juga merupakan salah satu petinggi Kopasus TNI purnawirawan dengan pangkat terkahir Letnan Jendral.
Ia kemudian menjadi Panglima Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan dari September 2011 hingga Juni 2013. Jabatan terakhir Lodewijk sebelum pensiun adalah Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat, menjabat dari Juni 2013 hingga Juli 2015.
Setelah pensiun, ia bergabung dengan Partai Golongan Karya dan menjadi sekretaris jenderal partai tersebut serta terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari dapil Lampung I untuk periode 2019–2024. Pada 30 September 2021, Paulus dilantik sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, menggantikan Azis Syamsuddin yang terlibat kasus korupsi.
Ia lulus dari AKABRI dan dilantik pada tahun 1981.Paulus menjalani kursus singkat dalam bidang infanteri selama beberapa bulan setelah ia dilantik. Ia bergabung dengan kesatuan Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha, sekarang Kopassus) usai menamatkan kursus tersebut dan ditempatkan sebagai komandan salah satu peleton. Kariernya di Kopassus menanjak, mulai dari komandan sub tim, tim, batalyon, dan grup, hingga ia diangkat sebagai Komandan Detasemen Khusus 81 pada tahun 2001.
Dua tahun menjabat sebagai orang nomor satu di Detasemen Khusus 81, Paulus dipindahkan ke luar lingkungan Kopassus. Ia dipindahkan ke Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan di Sumatera Utara dan mengemban jabatan sebagai Asisten Operasi Kepala Staf Daerah Militer (Asops Kasdam) dari tahun 2003 hingga 2005 dan Komandan Resimen Induk Daerah Militer (Danrindam) dari tahun 2005 hingga 2006. Dari Sumatera Utara, Paulus dimutasi kembali ke Jakarta untuk menjabat sebagai Komandan Resor Militer 052/Wijayakrama.Di tengah masa jabatannya, Paulus terpilih menjadi komandan upacara penurunan bendera dalam upacara HUT Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 2006.
Setelah satu tahun bertugas sebagai danrem, pada tanggal 5 Oktober 2007, Paulus dimutasi ke Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat sebagai Direktur Latihan. Paulus menyerahkan jabatan danrem kepada Kolonel Inf. Sonny Widjaja pada tanggal 29 Januari 2008.Sesuai dengan jabatan barunya, Paulus memperoleh kenaikan pangkat menjadi brigadir jenderal.
Polri
1. Tito Karnavian (Mendagri)
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) era Jokowi, Tito Karnavian juga rupanya masih dipercaya oleh Prabowo yang nantinya akan masuk ke dalam susunan Kabinet nanti.
Tito telah menghadap Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan pada Senin (14/10) kemarin.
Tito mengaku hanya diminta oleh Prabowo agar inflasi yang selama ini sudah terjaga baik agar dilanjutkan.
"Beliau minta saya membantu beliau dalam kabinet mendatang," kata Tito
Sebagai sesama kabinet di pemerintahan Jokowi, mereka berdua sudah sering bertemu dalam beberapa moment dan akrab, sehingga bukan wajah yang asing lagi bagi Prabowo.
Tito sendiri merupakan pria kelahiran Palembang 26 Oktober 1964 pernah menyandang pangkat AKBP, dia memimpin tim Densus 88 yang berhasil melumpuhkan teroris Dr. Azahari di Batu, Jawa Timur, pada tanggal 9 November 2005. Pangkatnya dinaikkan, dan dirinya menerima penghargaan dari Kapolri saat itu, Jenderal Pol. Sutanto bersama dengan para kompatriotnya, seperti Idham Azis, Saiful Maltha, Petrus Reinhard Golose, Rycko Amelza Dahniel, dan yang lainnya.
Tito juga pernah memimpin sebuah tim khusus kepolisian yang berhasil membongkar jaringan teroris pimpinan Noordin M. Top. Atas prestasi ini, pangkatnya dinaikkan menjadi Brigadir Jenderal Polisi dan diangkat menjadi Kepala Densus 88 Anti-Teror Mabes Polri. Kariernya terus menanjak, dan dirinya sempat menjabat sebagai Kapolda Papua dan Kapolda Metro Jaya. Pada tanggal 14 Maret 2016, dia diangkat menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggantikan Komjen. Pol. Saud Usman Nasution yang memasuki masa pensiun.
Pada tanggal 15 Juni 2016, Presiden Joko Widodo mengirim surat kepada DPR-RI, yang isinya menunjuk Tito sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Jenderal Pol. Badrodin Haiti yang akan segera pensiun. Komisi III DPR-RI menyetujui usulan ini dalam sidang paripurna mereka yang digelar pada awal bulan Juli 2016. Tito resmi dilantik sebagai Kapolri oleh Presiden Jokowi pada tanggal 13 Juli 2016.
2. Wakapolri Komjen Pol Agus Andrianto
Agus menjadi salah satu Jendral polisi yang masih aktif yang saat ini menjabat sebagai Wakapolri mendampingi Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo. Dia menggantikan Wakapolri sebelumnya Gatot Eddy Pramono yang telah memasuki masa pensiunnya
Kepada awak media, Agus mengaku siap bila nantinya menjadi salah satu bagian dari kabinet Prabowo-Gibran.
"Beliau tadi menyampaikan kepada saya apakah kalau ditugaskan untuk membantu beliau? Siap. Tentunya sebagai prajurit Bhayangkara saya siap untuk mengabdikan diri bagi bangsa Indonesia," ucap Agus.
Agus kemudian menyebut nantinya Prabowo bakal menempatkan dirinya di kabinet menyesuaikan dengan latar belakangnya. Hanya saja Jenderal bintang tiga itu enggak membeberkan posisi yang bakal diembannya.
"Ya paling tidak ada kaitannya dengan itu (latar belakang). Tapi, jangan dipancing. Mudah-mudahan saya bisa kerjakan apa yang diamanahkan oleh beliau," tuturnya.
Agus merupakan lulusan Akpol 1989 ini yang sudah anyar dalam bidang reserse. Pengalamannya itu sudah teruji seperti pernah menjabat sebagai Dirreskrim Polda Sumut di tahun 2009. Seiring dengan berjalannya waktu, ia pun didapuk untuk menduduki jabatan Dirtipidum Bareskrim Polri.
Pria kelahiran Jawa Tengah itu kemudian kembali ke Sumut dengan jabatan barunya sebagai Wakapolda Sumut dan berhasil menduduki sebagai Kapolda hanya dalam waktu satu tahun saja.
Agus di tahun 2019 kemudian ditugaskan di Bareskrim Polri selaku Kabarhakam Polri. Pengalamannya dalam bidang reserse pun membuahkan hasil mengantarkan dia menjadi Kabareskrim Polri.
Dikarenakan Gatot Eddy yang sudah memasuki masa purna tugasnya, Agus akhirnya dipilih untuk meneruskan sebagai Wakapolri.
3. Komjen Pol (Purn) Suntana
Mantan Kabaintelkam Polri, Komjen Pol (Purn) Suntana juga ikut dipanggil oleh ketum Gerindra itu. Pria Akpol 1989 itu berpengalaman dalam bidang Intel.
Jabatan terakhir jenderal bintang tiga ini adalah Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Polri. Selain itu juga beliau merupakan putra daerah Jawa Barat yang berasal dari Cinta, Karangtengah, Garut.
Dalam riwayat jabatannya pun terbilang cukup lengkap dimulai dari Pamapta I Polres Manokwari hingga menjadi Kapolsek Manokwari. Kariernya dalam bidang intel dirintisnya sebagai Kasat Intel Polres Manokwari tahun 1992.
Kariernya kian meroket dengan pernah menjabat sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat hingga didapuk menjadi Wakapolda Metro Jaya.
Lebih lanjut, dia sempat di menduduki selaku wakil kepala BSSN setelah sempat menjadi Kapolda Jawa Barat.
4. Komjen Pol (Purn) Purwadi Arianto
Kepala Lemdiklat Polri, Komjen Pol Purwadi Arianto juga menjadi salah satu Jendral polri yang turut dipertimbangkan oleh Prabowo untuk masuk dalam kabinetnya.
Purwadi adakah pria kelahiran Jakarta, 2 Oktober 1966 sehingga saat ini usianya 58 tahun. Dia merupakan salah satu senior Wakapolri, Gatot yang merupakan lulusan Kepolisian (Akpol) 1988.
Jabatan terakhir jenderal bintang tiga ini adalah Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional.
Selama di institusi bhayangkara, Purwadi sudah mentoreh pencapaian di bidang reserse. Seperti halnya pernah menduduki sebagai Kapolres Bekasi, lalu Wadireskrimum Polda Metro Jaya.
Jabatannya sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum juga pernah diajaki di pelbagai daerah, seperti di Maluku Utara, Kalimantan Barat, Jawa Tengah, hingga akhirnya berhasil menjabat Wadirtipidter Bareskrim Polri di tahun 2015.
Di tahun 2017, dia dipercaya menduduki jabatan selaku Wakapolda Metro Jaya dan hanya butuh waktu setahun saja, Jabatan Kapolda Lampung mampu disabet olehnya. Hingga bisa mengantarkan dirinya menjabat Kalemdiklat Polri (2023).