Bertemu PWI, Anies Baswedan Bahas Demokrasi Hingga UU ITE
Masih banyak warga Indonesia belum bijak dalam menyampaikan kritik di media sosial.
Masih banyak warga Indonesia belum bijak dalam menyampaikan kritik di media sosial.
Bertemu PWI, Anies Baswedan Bahas Demokrasi Hingga UU ITE
Calon presiden (capres) nomor urut satu Anies Baswedan, menghadiri dialog bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), di Kantor PWI Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (1/12).Anies disambut jajaran PWI Pusat. Ada Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun, serta Anggota Pengurus PWI Pusat Uni Lubis hingga Ninuk Mardiana Pambudi.
Dia tiba pukul sekira 13.48 WIB. Terlihat pula, Co-Captain Timnas Pemenangan AMIN Sudirman Said dan Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid.
Anies bakal menjawab setidaknya lima pertanyaan rahasia yang dikirimkan PWI Pusat kepada Anies sebelum dialog digelar. Pertanyaan itu berkaitan dengan berbagai isu mulai dari demokrasi sampai korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Hendry menyebut, kegiatan bertajuk 'Dialog Pers dan Capres PWI Pusat' salah satu event menuju Hari Pers Nasional (HPN) 2024.
Anies mengatakan, senang bisa kembali berdiskusi dengan PWI Pusat. Pasalnya, Anies mengaku amat dekat dengan PWI dari lama bahkan saat tinggal di Yogyakarta.
"Hari ini senang sekali bisa kembali ngobrol dengan bapak Ibu sekalian terkait dengan banyak hal," kata Anies.
Pada dialog pertama, Anies membahas ihwal demokrasi di Indonesia. Terutama, terkait kebebasan berekspresi.
"Termasuk dalam UU ITE. Di situ kami melihat ada pasal-pasal yang perlu direvisi sehingga tidak menimbulkan rasa takut di dalam berekspresi," kata Anies.
Contohnya, kata Anies masih banyak warga Indonesia yang menggunakan berbagai istilah saat menyampaikan kritik di media sosial.
"Selama di sosmed orang masih nyebut kata Indonesia dengan istilah Wakanda dengan istilah Konoha, maka Indonesia masih ada masalah. Kalau kita sudah berani dengan menyebut dengan nama Indonesia maka perasaan takut itu tidak boleh ada," ucap dia.