Budayawan sebut Anies Baswedan bukan intelektual pluralisme
Merdeka.com - Budayawan Mohamad Sobary menyebut calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan bukan intelektual pintar masalah pluralisme. Ini dikarenakan Anies menggunakan pelbagai simbol kosong dalam memenangkan langkah politiknya.
"Anies bukan intelektual yang membicarakan pluralitas. Anies bukan apa-apa dalam hal itu," kata Sobary di Jakarta, Jumat (3/3).
Menurut Sobary, dalam Islam dalam kepemimpinan adalah sosok mengabdikan diri. Membalikkan posisi tuan menjadi pelayan, dalam hal ini menjadi pelayan bagi rakyat. Untuk itu, jika pemimpin beragama Islam saja dan tidak menjalankan kepemimpinan seperti diajarkan maka itu nihil.
-
Apa yang disinggung Anies Baswedan? Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Apa nama lengkap Anies Baswedan? Anies Baswedan, dengan nama lengkap Anies Rasyid Baswedan, merupakan salah satu kandidat presiden untuk tahun 2024, dilahirkan di Kuningan pada tanggal 7 Mei 1969.
-
Kenapa PKS usung Anies-Sohibul di Pilgub Jakarta? 'Selanjutnya, rencana pertemuan dengan PKB juga sudah dirancang dan akan dilaksanakan. Kami optimis, insya Allah sosok Bapak Anies Rasyid Baswedan dan Bapak Mohamad Sohibul Iman adalah kandidat yang memiliki peluang menang besar,' pungkasnya.
-
Apa nama partai yang dibentuk Anies Baswedan? Sampai saat ini Anies belum mengumumkan nama partai yang akan didirikannya.
-
Kenapa Anies Baswedan jadi menteri? Kesungguhannya dalam memajukan sektor pendidikan terwujud ketika Jokowi memilihnya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam Kabinet Kerja periode 2014-2019.
-
Bagaimana Anies Baswedan berpendapat tentang demokrasi? 'Kemudian kan dia nyindir-nyindir sekarang tidak demokratis, kalau tidak demokratis berarti dia tidak jadi gubernur. Ketika memaparkan sesuatu itu lebih banyak asumsi, opini,' kata Trubus.
Ketika memilih pemimpin, lanjut Sobary, harus bisa mempertanggungjawabkan pilihannya pada diri sendiri. "Islam adalah orang yang bekerja dan mengabdikan diri dari tuan menjadi pelayan. Kalau pada akhirnya yang terpilih Islam, tapi minus memakmurkan rakyat apakah Islam itu ada," imbuhnya.
Sobary mengajak untuk memilih pemimpin secara rasional. Jika memilih pemimpin hanya bisa bicara saja maka itu kesalahan dari pemilih.
"Kalau kita memilih pemimpin yang hanya bisa bicara saja, itu salah kita. Barang siapa memilih maka dia harus bertanggungjawab," pungkasnya.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Memasangkan Anies dengan Sohibul Iman dinilai tak memberikan nilai tambah kepada Anies
Baca SelengkapnyaCapres nomor urut satu Anies Baswedan menyinggung orang dalam (Ordal) dalam debat capres perdana
Baca SelengkapnyaKetua DPP Partai NasDem Willy Aditya menilai, kedua partai itu perlu disatukan oleh satu yang sama yakni Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaAnies menuding bahwa ibu kota baru hanya ambisi satu dua orang saja.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan angkat bicara soal kemungkinan angka golput di Pilkada Jakarta 2024 naik pasca dirinya gagal mencalonkan.
Baca SelengkapnyaAnies pun membalas sindiran ketika disebut jago kata-kata.
Baca SelengkapnyaAnies menyindir capres Prabowo Subianto yang sempat berjoget saat kampanye
Baca SelengkapnyaMenurut Anies, rencana membuat partai atau ormas tidak lama akan dilakukannya dengan melihat dinamika gerakan perubakan semakin hari semakin besar di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMantan Gubernur DKI Jakarta itu pun beranggapan semua upaya dia wara-wiri untuk bisa maju di Pilgub 2024 sebagai perjalanan spiritual.
Baca SelengkapnyaPrabowo sentil Anies Baswedan saat singgung oposisi dan sebut diktator. Begini ulasannya.
Baca SelengkapnyaJubir PKS mengatakan Anies Baswedan tidak berutang kepada Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaPKS Haruskan Anies Berpasangan dengan Sohibul Iman jika Ingin Diusung pada Pilgub Jakarta 2024
Baca Selengkapnya