Cerita Kader NU Masuk PDIP, Tak Ingin Perjuangan Terkotak-kotakan
Merdeka.com - Dua kader Nahdlatul Ulama (NU) kini menjadi anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) Nasyirul Falah Amru alias Gus Falah dan Abidin Fikri. Keduanya mengaku tidak kehilangan identitasnya sebagai warga Nahdliyin meski sudah bertahun-tahun menjadi anggota partai.
Gus Falah mengatakan, dirinya adalah putra dari Amru Al Mu'tashim, mantan anggota DPR dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan PKB. Saat memutuskan masuk ke PDIP, dia mencoba meyakinkan ayahnya yang kaget hingga meneteskan air mata.
"Namanya berjuang, NU ini ada di mana-mana. Jangan terkotak-kotakan partai dan itu bagus," tutur Gus Falah dalam acara Harlah NU ke-95, Minggu (31/1/2021).
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Kenapa NU dan Muhammadiyah ada di Indonesia? Salah satu alasan utama bagi pertumbuhan ini adalah kehadiran dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
-
Siapa yang diminta tidak mengklaim sebagai kader Golkar? Partai Golkar meminta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia tidak mengklaim sebagai kader partai yang dipimpin Ketua Umum Airlangga Hartarto.
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
-
Siapa yang menjawab pertanyaan soal kesiapan PDIP menjadi oposisi? Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjawab pertanyaan soal kesiapan partai berlambang kepala banteng menjadi oposisi atau berada di luar pemerintahan.
Hasilnya, lanjut Gus Falah, sejak mulai beraktivitas di PDIP pada 2004 dirinya malah mampu melaksanakan nilai-nilai Ahlus-Sunnah wal Jama'ah.
"Karena melihat perjuangan NU, itu kan untuk membesarkan orang yang lemah. Di PDI Perjuangan, visinya menaikkan harkat wong cilik, ya Alhamdullilah memilih PDI Perjuangan," kata Gus Falah.
Abidin Fikri menambahkan, sejak kecil dirinya kental dibesarkan dengan tradisi NU. Meski beraktivitas di PDIP sejak 2001, dia merasa identitas NU sama sekali tidak luntur.
"Tradisi-tradisi NU itu masih. Karena memang tak bisa dipisahkan. Dan di sini saya menemukan bahwa bicara Kaum Nahdliyin ya bicara kaum Marhaen. Keduanya berdekatan. Saya bangga sebagai seorang nasionalis dan seorang Nadliyin," kata Abidin.
Reporter: Nanda Perdana (Liputan6)
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PKB tidak khawatir suara warga NU atau Nahdliyin bakal lari ke Mahfud.
Baca SelengkapnyaCak Imin mempertanyakan ke-NU-an Khofifah karena lebih memilih mendukung Prabowo-Gibran dari pada pasangan AMIN.
Baca SelengkapnyaSuara NU untuk mendukung pasangan Anies-Cak Imin pada akhirnya tidak akan tergerus mengingat PKB lahir dari NU.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Ali Masykur Musa menilai Khofifah adalah kader NU sempurna
Baca SelengkapnyaBanyak tokoh NU bergabung dengan Partai Amanat Nasional
Baca SelengkapnyaDi tangan Ketum Zulkifli Hasan (Zulhas), PAN sukses bertransformasi menjadi partai terbuka untuk semua golongan.
Baca SelengkapnyaZulhas ingin memperkuat persatuan dengan merangkul semua golongan, termasuk Nadhlatul Ulama (NU).
Baca SelengkapnyaWarga Nahdliyin yang tergabung komunitas Jaringan Nahdliyin Pengawal Khitthah Nahdlatul Ulama (JNPK-NU) prihatin terhadap kisruh PBNU dan PKB.
Baca SelengkapnyaGus Ipul mengaku tidak masalah jika memang dirinya tidak memiliki KTA PKB
Baca SelengkapnyaKhofifah menyebut Muslimat NU hanya membangun politik kebangsaan yang hanya berorientasi pada penegakan konsensus bangsa.
Baca Selengkapnya"nanti kita jangan sampai kita perang klaim-klaiman seperti itu," Ketua DPP PKB Cucun Ahmad
Baca Selengkapnya