Demokrat Tegaskan Penentu Kemenangan Pilpres Adalah Rakyat bukan Jokowi
Demokrat merespons pernyataan Menteri Bahlil, dan menegaskan penentu kemenangan Pilpres adalah rakyat.
Demokrat merespons pernyataan Menteri Bahlil yang meminta para Capres bersikap baik kepada Jokowi
Demokrat Tegaskan Penentu Kemenangan Pilpres Adalah Rakyat bukan Jokowi
Partai Demokrat menegaskan yang akan menentukan kemenangan di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 adalah rakyat, bukan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Bagi kami yang mesti dilayani dan yang menjadi penentu utama untuk diutamakan adalah rakyat. Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, itu yang menjadi imperatif," kata Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani kepada wartawan, Senin (24/7).
Pernyataan Kamhar tersebut merespons Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia yang mengingatkan kepada Capres untuk bersikap baik kepada JOkowi. Menurutnya, bakal ada risiko bagi Capres yang tidak sejalan dengan Jokowi.
"Sebagai pembantu Presiden, bisa dipahami jika Bahlil memberi pernyataan seperti itu. Namun tentunya Koalisi Perubahan juga memiliki pandangan sendiri," terangnya.
Demokrat melihat saat ini banyak perlambatan dan kemunduran di berbagai sektor. Tetapi juga tidak menutup mata adanya berbagai pencapaian.
"Kami melihat ada banyak perlambatan bahkan kemunduran di berbagai sektor. Namun kami juga tak menutup mata untuk beberapa capaian," jelas Kamhar.
Kamhar pun menyebut ada empat hal agenda perubahan dan perbaikan yang dibawa di Pemilu nanti. "Pertama apa yang menjadi kebijakan pemerintah sekarang yang dianggap sudah baik dan tetap relevan akan dilanjutkan dan ditingkatkan. Kedua, kebijakan yang dianggap kurang pas, akan dikoreksi. Ketiga, kebijakan yang tidak tepat akan dihentikan. Keempat, merumuskan bersama-sama hal-hal baru yang dianggap tepat dan diperlukan untuk ke depannya," jelasnya.
Sebelumnya, Bahlil mengingatkan semua capres yang ingin menang agar bersikap baik kepada Presiden Jokowi. Dia menyinggung risiko yang akan ditanggung para Capres jika berbeda pandangan dengan Jokowi.
"Saran saya ke capres, manfaatkan peluang itu, baik-baik lah kalian ke pak Jokowi. Kalau mau berbeda, risikonya kalian tahu," kata Bahlil dalam konferensi pers hasil Survei Indikator Politik secara virtual Minggu (23/7).
Menurutnya, mantan Wali Kota Solo tersebut masih punya pengaruh yang kuat. Alasannya, tingkat kepuasan masyarakat terhadap Jokowi tinggi.
"Menurut saya itu cukup memberikan pandangan bahwa pengaruh pak Jokowi cukup kuat karena orang yang puas banyak. Jadi kalau sekarang ada capres yang tidak mau bersama dengan pak Jokowi atau berbeda, risikonya sudah tahu. Saya percaya pak Jokowi dicintai rakyat," tuturnya.
Bahlil mencontohkan elektabilitas Partai Gerindra dan Prabowo Subianto yang naik. Menurutnya, hal itu terjadi karena bergabung dengan Jokowi.
"Buktinya Gerindra Pak Prabowo dulu survei-nya gak sebagus itu, ikut Pak Jokowi, program kunker, semua Alhamdulillah naik," pungkasnya.