Ganjar soal Lapangan Pekerjaan untuk Disabilitas: Beri Kuota-Siapkan Sekolah Inklusi
Ganjar memandang pentingnya persiapan sumber daya manusia dari kalangan disabilitas.
Dia memandang pentingnya persiapan sumber daya manusia dari kalangan disabilitas.
Ganjar soal Lapangan Pekerjaan untuk Disabilitas: Beri Kuota-Siapkan Sekolah Inklusi
Bakal calon presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo mengungkapkan rencananya untuk memberikan peluang lebih besar kepada teman-teman disabilitas di Indonesia dalam dunia kerja.
Dalam temu kangen dengan disabilitas di Jakarta Timur, Ganjar memaparkan gagasan pentingnya memberikan kuota khusus dalam pemerintahan dan perusahaan untuk mendukung inklusi sosial dan ekonomi bagi kaum disabilitas.
Ganjar menekankan bahwa pemerintah harus mengambil tindakan afirmatif dengan memberikan kuota pekerjaan khusus bagi disabilitas.
Ganjar menyampaikan itu saat temu kangen disabilitas dengan Ganjar di Badan Unit Usaha Mandiri, Posko Perjuangan Rakyat (Bumi Pospera) di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur.
Selain kuota pekerjaan, Ganjar juga memandang pentingnya persiapan sumber daya manusia (SDM) dari kalangan disabilitas. Hal ini melibatkan pelatihan dan peningkatan keterampilan agar mereka siap mengisi posisi yang tersedia.
"Nah kita bisa menyiapkan mereka agar mereka juga siap. Jadi ketemu, yang disini (pemerintah/perusahaan) dipaksa dengan aturan untuk memberikan kuota, yang sebelah sini (kaum disabilitas) disiapkan untuk dilatih agar nanti bisa mengisi kuota," tegas Ganjar.
Untuk peningkatan SDM secara merata, khususnya bagi penyandang disabilitas, Ganjar mendorong sekolah inklusi di seluruh daerah di Indonesia.
Ketika menjabat gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar telah melakukan terobosan luar biasa dengan menyiapkan SMA dan SMK Negeri di Jateng menjadi sekolah inklusi, di mana anak-anak berkebutuhan khusus bisa belajar di sekolah umum. Selain itu, meningkatkan kualitas SLB Negeri di Jateng"Mesti kita bangun komitmen kita semua untuk membangun semua sekolah mesti siap untuk inklusi, sehingga semua akan bisa mendapatkan akses yang sama," tegas Ganjar.
Menurut Ganjar, diperlukan juga pelatihan tentang bahasa isyarat. Hal itu agar ketika berinteraksi semua orang bisa memahami. Selain itu, Ganjar meminta semua pihak menyayangi, menghormati, menghargai teman-teman disabilitas.
"Potensi bagusnya menurut saya, kita bicara positif. Kawan-kawan penyandang disabilitas wabil khususnya dari komunitas tuli ini, penting mereka untuk menjadi guru buat kita, buat kami, agar kami bisa mengerti bahasa isyarat, meskipun ada banyak cara yang lain," tuturnya.
Ganjar berinteraksi dengan teman-teman disabilitas di Bumi Pospera. Ganjar juga mengapresiasi semangat mereka dalam bekerja. Ganjar turut meninjau unit usaha yang semuanya pekerjanya teman-teman disabilitas, seperti usaha car wash, salon mobil, bengkel hingga kedai kopi.
"Saya mengapresiasi semangatnya mereka, dan sebagian besar kominitas tuli ya, mereka mandiri, mereka bekerja luar biasa, merka butuh pendampingan, saya mengapreiasi para pendamping yang sudah berinisiasi membuat usaha ini," pungkas Ganjar.